Wed. Oct 9th, 2024

Kemenperin Bakal Kembangkan Ekosistem Industri Hijau lewat GISCO, Apa itu?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Keminprien) akan mewujudkan ekosistem industri hijau, yang di dalamnya telah diluncurkan konsep Green Industry Services Company (GISCO), yaitu organisasi yang mengembangkan, merancang, membangun, dan membiayai. Proyek implementasi ramah lingkungan di perusahaan industri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) (Kemenperin) Kementerian Perindustrian, Andy Rizaldi menjelaskan, dalam upaya peningkatan efisiensi dan penurunan emisi, diperlukan belanja untuk pengembangan dan penerapan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan Implementasinya memerlukan pengeluaran untuk meningkatkan proses internal industri untuk mengurangi emisi, yang jumlahnya tidak sedikit.

Melalui GISCO, dana ini akan menutupi biaya awal yang diterima dari penyedia keuangan ramah lingkungan untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan atau efisiensi energi.

“Pembayarannya dilakukan perusahaan secara bertahap, dimana penghematan biaya yang dicapai adalah pembayaran GISCO,” kata Andy pada 1st Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2024 di Jakarta, Kamis (19/9/2024). .”

Setelah masa kontrak berakhir, penghematan energi dapat dinikmati sepenuhnya oleh perusahaan, jelas Andy. Dengan adanya GISCO, diharapkan akan lebih banyak industri yang tersertifikasi sebagai industri ramah lingkungan di masa depan.

Terkait pengembangan ekosistem industri hijau, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan EU-Indonesia Cooperation Facility (EUICF).

Beliau mengatakan: “Saat ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan EUICF untuk pengembangan GISCO. Kami berharap kerjasama ini dapat terjalin secepatnya, sehingga konsep GISCO dapat segera diimplementasikan.”

 

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan “First Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2024” pada 19-20 September 2024 di Jakarta.

Fungsi tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian (Minprin) Agos Gomiwang Kartasmita. Ia mengatakan, kegiatan ini akan diadakan setiap tahun ke depan.

“Insya Allah kegiatan ini akan menjadi tradisi yang akan kami lakukan setiap tahun kedepannya,” kata Agus Gumiwang.

KTT Industri Hijau Indonesia tahunan 2024 merupakan langkah penting untuk mendorong transformasi industri menuju keberlanjutan. Menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak, peralihan ke industri ramah lingkungan bukan lagi sebuah pilihan, namun sebuah kebutuhan.

Dalam kesempatan tersebut, Menperin juga memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang berhasil meraih penghargaan industri hijau terbaik. 

Perusahaan ini dipilih dari perusahaan-perusahaan industri yang telah tersertifikasi sebagai industri hijau dan secara konsisten berkinerja baik dalam menerapkan prinsip-prinsip industri hijau.

“Penghargaan ini mencerminkan keberhasilan dalam mencapai efisiensi sumber daya dan mengurangi emisi dan limbah secara signifikan,” kata Agus.

Ia juga berharap kedepannya perusahaan-perusahaan penerima penghargaan tersebut dapat menjadi contoh bagi seluruh industri di Indonesia untuk terus berinovasi dan membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

 

Ia mengatakan: “Kedepannya, kami akan terus meningkatkan target jumlah perusahaan industri yang beralih ke industri hijau, sehingga bisa memperoleh sertifikat industri hijau.”

Perusahaan yang menerima sertifikat

Berikut daftar industri yang mendapat sertifikat Green Industry Award tahun 2024 antara lain PT Tirta Sebaykendo, PT Platinum Ceramic Industry, PT Atlantic Beroria, PT Sriguna Premarta Tbk Plant Pasuruan, Tata Metal Listari, Uzi Batik Pikalongan.

Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Razaldi mengatakan, penyelenggaraan pertemuan tahunan industri hijau Indonesia pada tahun 2024 memiliki tiga tujuan utama.

Tujuan pertama adalah memperkuat komitmen nasional penurunan emisi. Kedua, mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan. Dan ketiga, menciptakan ekosistem usaha berkelanjutan dengan mendukung green financing, tutupnya.

 

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPNAS) mengungkapkan bahwa penerapan ekonomi hijau dengan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim dapat meningkatkan produk domestik bruto Indonesia rata-rata sebesar 6 perkiraan. 25 mendorong. % pada tahun 2025-2045. 

Priyanto Rahmatullah, Direktur Lingkungan Hidup Bapinas, mengatakan ekonomi hijau juga berpeluang mengangkat Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

“(Ekonomi hijau) adalah salah satu hal utama ketika kita berbicara tentang bagaimana meningkatkan kebutuhan ekonomi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah,” kata Priyanto pada pertemuan Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024 Catadata di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Tidak hanya agar negara-negara berpendapatan menengah dapat keluar dari perangkap ini, ekonomi hijau yang rendah karbon dan berketahanan iklim juga dapat berkontribusi terhadap tujuan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. 

Dalam pertemuan tersebut, Priyanto juga menyampaikan bahwa pengembangan ekonomi sirkular diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Ia memperkirakan penerapan ekonomi sirkular dapat menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan bagi 4 juta pekerja. Sekadar informasi, ekonomi sirkular adalah praktik ekonomi yang berfokus pada efisiensi penggunaan sumber daya dan pengurangan limbah.

Selain lapangan kerja, ekonomi sirkular juga berpotensi mengurangi tempat pembuangan sampah antara 18-52% dibandingkan dengan kondisi bisnis seperti biasa pada tahun 2030, dan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 126 juta ton karbon.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *