Fri. Sep 20th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Anak-anak perlu memperoleh keterampilan membaca dan menulis sebagai landasan untuk melahirkan generasi cakap di era globalisasi.

Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, menganalisis, dan mengelola informasi.

Meningkatkan literasi anak berkaitan erat dengan realisasi hak anak atas informasi yang tepat. Mereka membutuhkan dukungan untuk memenuhi hak mereka atas informasi yang memadai, yang juga akan berdampak pada peningkatan angka melek huruf.

Oleh karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) meluncurkan kampanye Bimbingan Teknis Sumber Daya Manusia (Bimtek) yang bertanggung jawab atas Pusat Informasi Ramah Anak (PISA).

“KemenPPPA berkomitmen untuk memastikan setiap anak memiliki akses terhadap informasi yang benar untuk mendukung perkembangan dan perlindungan mereka yang lebih baik,” Wakil Perwakilan Pelaksana Hak Anak Pribudiarta Nur Sitepu dikutip dalam siaran pers, Sabtu (22/6/2024).

“Untuk itu kami melakukan pembinaan secara profesional kepada pustakawan dan pengelola taman bacaan masyarakat yang memenuhi standar kelayakan anak atau pusat informasi ramah anak (PISA) di wilayahnya,” imbuhnya.

Ia berharap panduan teknis ini dapat menjadi wadah bagi peserta untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang hak-hak anak, perlindungan anak, dan psikologi anak. dan meningkatkan kualitas layanan informasi ramah anak di berbagai pusat informasi, perpustakaan, taman baca masyarakat, dan pojok baca di seluruh Indonesia.

Pribudiarta menambahkan, peserta akan mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai perlindungan anak, prinsip etika bekerja dengan anak, dan strategi pengembangan proyek digital.

Dengan cara ini, pustakawan dan anggota lainnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

Ia berharap anak-anak semakin senang mengunjungi perpustakaan dan taman baca masyarakat. dan meningkatkan minat membaca mereka.

“Meningkatkan minat membaca anak akan berperan tertentu dalam meningkatkan pengetahuan anak,” ujarnya.

Lebih lanjut Pribudiarta juga memaparkan konsep Pusat Informasi Ramah Anak (PISA). Menurutnya, konsep tersebut diajukan KemenPPPA sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan informasi yang tepat kepada anak. Seiring berkembangnya teknologi informasi, semakin besar pula risiko anak menerima informasi yang tidak sesuai dengan tahap perkembangannya.

PISA dikembangkan berdasarkan fasilitas layanan informasi yang ada seperti perpustakaan dan taman baca masyarakat. Mulai tahun 2021, KemenPPPA akan menerapkan standar proses menjadi PISA bagi lembaga layanan informasi yang ada.

Selain organisasi layanan informasi, Departemen PPPA juga menerapkan standar pengelolaan sumber daya manusia, termasuk pustakawan dan pengelola perpustakaan.

Pada tahun 2023, sebanyak 123 pengurus PISA telah mendapatkan sertifikasi ramah anak dan 125 calon SDM sedang menjalani proses sertifikasi.

KemenPPPA berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk mengembangkan layanan PISA. Tujuannya tak lain untuk mewujudkan hak atas informasi ramah anak (ILA) yang juga akan meningkatkan minat membaca dan belajar anak.

Di era informasi saat ini, peningkatan angka melek huruf penting untuk menyaring informasi dengan baik dan memberikan akses yang bermanfaat bagi perkembangan anak.

Adin Bondar, Wakil Direktur Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, mengatakan Perpustakaan Nasional menyediakan layanan paket informasi dan buku audio melalui berbagai saluran digital. Termasuk iPusnas dan situs resmi Perpustakaan Nasional.

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan dan karakter anak sejak dini, mencegah malnutrisi dan keterlambatan tumbuh kembang, serta membekali orang tua dengan kecakapan hidup.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *