Mon. Oct 7th, 2024

Kemlu RI: Indonesia Mainkan Peran Aktif Jaga Toleransi di Tengah Keragaman Penduduk ASEAN

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indonesia berperan aktif dalam menjaga toleransi terhadap keberagaman agama di kalangan masyarakat yang beragam di kawasan Asia Tenggara.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Strategi Politik Luar Negeri Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), Jajan Ganda Hayat Muljana.

Ia juga mengatakan, hal ini merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia.

“Salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia adalah diplomasi berbasis agama. Dan fokus utama diplomasi adalah menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya pada salah satu sesi panel “Konferensi Internasional tentang Literasi Keagamaan Lintas Budaya” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI dan Institut Leimen. di Jakarta, Kamis (7 November 2024).

Jajan mengatakan, peran Indonesia dalam menjaga toleransi salah satunya diwujudkan melalui dialog antaragama yang digelar di kawasan ASEAN. Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan kementerian lain, antara lain Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil guna melakukan dialog di tingkat regional dan multilateral.

Dialog semacam ini hampir menjadi bagian dari seluruh upaya diplomasi Indonesia. Diplomasi telah menjadi kekuatan dan penggerak dalam mendorong dialog antaragama antar masyarakat,” lanjutnya.

Dialog Antar Agama (DLA) telah dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri RI sejak tahun 2004. Selain untuk menjaga toleransi, dialog ini juga bertujuan untuk menemukan jati diri dan menolak radikalisme dan ekstremisme.

Jajan mengatakan DLA memiliki 34 mitra dialog, termasuk beberapa framework seperti ASEAN, Asia Pasifik, ASEM dan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia).

Sementara itu, di tingkat global, Indonesia terlibat aktif dalam Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC), Organisasi Konferensi Islam, dan forum G20.

Di saat yang sama, dalam upaya menunjukkan toleransi, Jajan menyoroti berbagai tantangan yang dihadapinya.

Permasalahan seperti konflik agama yang terus menerus, intoleransi, penolakan terhadap perubahan, kurangnya kesadaran, keterbatasan sumber daya dan literasi agama di masyarakat menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat yang toleran.

Oleh karena itu, Indonesia pun mendorong sejumlah strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti membangun aliansi dan mengamankan pembiayaan, serta penggunaan teknologi dan inovasi.

Dukungan terhadap kampanye antar negara bagian dan global, serta pendidikan, juga dapat menjadi cara untuk mengatasi masalah ini, ujarnya.

Lebih lanjut Iayan menjelaskan cara lain yang juga dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut, yaitu: Dukungan sosial dan pendanaan dalam meningkatkan moderasi beragama di tingkat daerah. Meningkatkan literasi media dan digital dalam menyaring kebohongan, ujaran kebencian, dan misinformasi terkait agama. Mengenali dan menerima tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang sejati dan dinamis. Menyelenggarakan kolaborasi penelitian antar negara ASEAN tentang hubungan kearifan lokal dan dialog agama di Asia Tenggara. Memetakan institusi keagamaan yang dapat dijadikan model dalam dialog. pertukaran guru agama antar negara di kawasan dalam rangka menyebarkan agama sebagai soft power

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *