Sat. Sep 21st, 2024

Kemoterapi untuk Pasien Kanker: Tantangan dan Solusi untuk Mengatasi Efek Sampingnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kemoterapi seringkali berbahaya bagi pasien kanker. Padahal, langkah ini diperlukan untuk proses penyembuhan, bahkan pemulihan permanen.

Ahli onkologi Bernard Agung Baskoro dari Siloam Hospital Lippo Village mengatakan, pengobatan pasien kanker dibagi dalam beberapa tahap. Setelah diagnosis, pasien dirawat dengan pembedahan, biopsi, dan radiasi.

Baru kemudian beralih ke fase sistematis, yaitu melalui terapi. Hal ini dapat dilakukan dengan terapi hormon, kemoterapi, atau terapi bertarget.

Sayangnya, saat pasien memasuki fase kemoterapi, ada tantangan dan efek samping yang dirasakan. Setiap pasien mempunyai tantangan dan efek samping yang berbeda-beda, tergantung obat yang diberikan oleh tubuh pasien. 

Namun kemoterapi fase ini bertujuan untuk menyembuhkan, mengendalikan pertumbuhan kanker di tubuh pasien, dan juga memberikan keringanan. Untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien, kata Bernard.

 Pasca kemoterapi, mayoritas respon tubuh pasien menunjukkan hasil positif. Khususnya, dimulai dengan respons lengkap, tumor akan hilang sepenuhnya.

Respon parsial juga didapat yakni diameter tumor mengecil lebih dari 30 persen.

Sayangnya ada yang bereaksi stabil, yakni hanya ada perubahan kecil. Bahkan ada yang progresif yaitu peningkatan tumor lebih dari 20 persen atau bahkan tumor baru.

“Jika demikian, dokter akan mengevaluasi pengobatan terapi, pengobatan, dan lain-lain. Sehingga diperlukan pengobatan baru untuk mengendalikan atau menyembuhkan jaringan kanker tersebut,” ujarnya.

Bernard tak memungkiri, kemoterapi akan menimbulkan berbagai efek samping pada tubuh. Seperti rambut rontok, hilang ingatan, kecemasan dan depresi, sariawan, menopause, gagal jantung, mual dan muntah, stres pencernaan, dll.

Sebab, kemoterapi memang efektif membunuh sel kanker, namun juga bisa berdampak pada sel-sel sehat yang membelah dengan cepat. Seperti sel rambut, kulit, saluran pencernaan, menimbulkan efek samping yang berbeda-beda, ujarnya.

Namun, ada solusi yang bisa menyertai atau bahkan mendahului munculnya efek samping kemoterapi di dalam tubuh.

Misalnya rambut rontok, ini hanya efek jangka pendek, rambut akan tumbuh kembali normal. Jadi potong saja rambutmu, hindari produk rambut kimia atau cara paling mudah adalah dengan memakai wig.

 Kemoterapi juga berdampak menyebabkan pasien kehilangan ingatan. 

“Kalau efeknya hilang ingatan, bisa melatih ingatannya,” ujarnya. 

Jika Anda memiliki efek samping maag, konsumsilah vitamin C dalam jumlah yang cukup. Jika Anda mengalami mual dan muntah, pastikan Anda minum cukup, makan makanan ringan, dan hindari makanan olahan dan pedas. 

“Jadi disesuaikan dengan efek samping yang diperkirakan akan terjadi,” kata Bernard. 

Bernard menghimbau pasien yang membutuhkan kemoterapi untuk tidak takut dengan kemoterapi. Karena kemoterapi juga efektif dalam menyembuhkan penyakit kanker.

“Kemoterapi fokus pada pengobatan. Jangan takut dengan efek samping. Ibaratnya ada yang menyeberang jalan, pasti ada peluang jatuh, tapi harus menyeberang untuk sampai ke tujuan. Jadi fokuslah pada penyembuhan,” ujarnya.

Namun perlu diperhatikan bahwa pasca kemoterapi, pasien kanker perlu menjaga kesehatan tubuhnya sehingga sebaiknya menghindari keramaian untuk sementara waktu.

Dalam hal ini, pasien juga sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan, agar obat kemo dapat terus bekerja hingga beberapa hari ke depan.

“Jadi tidak perlu khawatir dengan efek samping kemoterapi, bisa dicegah dan ditangani.” “Hal terpenting adalah fokus untuk menjadi lebih baik,” kata Bernard.

Sementara itu, Siloam Hospital Lippo Village bekerja sama dengan Pita Kasih dan Boelan menyelenggarakan acara komunitas “Strength in Style: Enpowering Survivors with Confidence” yang didedikasikan untuk mendukung para penyintas kanker.

Acara ini juga menampilkan lokakarya tata rias dan mode yang disponsori oleh Boelan dan Pavettia. Lokakarya ini mencakup pelajaran penataan gaya pribadi “Positif dengan pakaian adaptif”.

Lokakarya ini akan memberikan Anda panduan praktis tentang cara meningkatkan citra tubuh Anda dan mengadopsi sikap positif melalui pakaian adaptif, serta tips dan nasihat pribadi.

“Tujuan dari acara ini adalah untuk menciptakan komunitas suportif di mana para penyintas kanker dapat terhubung satu sama lain, berbagi informasi dan merasa diberdayakan. Dengan menggabungkan pendidikan kesehatan dan lokakarya, peserta diharapkan memperoleh pengetahuan praktis dan keterampilan yang akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan. ,” kata Jennifer Hendra, direktur Siloam Hospitals Lippo Village.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *