Wed. Oct 2nd, 2024

Kenaikan Tarif Listrik Terjadi Pakistan di Tengah Insiden Pemadaman Listrik dan Tantangan Ekonomi

matthewgenovesesongstudies.com, Islamabad – Di tengah serangkaian krisis, masyarakat Pakistan semakin frustrasi dengan kegagalan pemerintah menyelamatkan mereka dari kenaikan tarif listrik, pemadaman listrik, dan kenaikan biaya hidup.

Mengutip Khaama, Kamis (7/11/2024), rasa frustrasi itu terbukti pada pekan lalu ketika ratusan warga desa menyerang pembangkit listrik di wilayah Sibi.

Mereka berdiri melawan kegelapan yang panjang. Para pengunjuk rasa memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan menentang Perusahaan Listrik Quetta (Qesco), mengungkapkan kemarahan mereka setelah perusahaan tersebut memutus aliran listrik selama beberapa jam selama gelombang panas.

Protes yang disertai kekerasan mencerminkan ketidakpuasan warga negara yang sedang berjuang menghadapi kesulitan ekonomi.

Pemerintahan Perdana Menteri Shehbaz Sharif yang baru terpilih belum menemukan solusi untuk meringankan keputusasaan di negara tersebut.

Sektor ketenagalistrikan masih menjadi perhatian utama warga seiring dengan disetujuinya kenaikan harga listrik yang dimulai pada bulan Juli oleh pemerintah.

Keputusan ini akan semakin membebani masyarakat, terutama masyarakat kecil.

 

Kenaikan tarif sebesar 51% atau Rp 7,12 diperkirakan akan mendatangkan tambahan Rp 580 miliar dari 32,5 juta konsumen yang sebagian besar adalah rumah tangga.

Hal ini terjadi dalam kondisi perekonomian yang terbebani oleh kesalahan pengelolaan dan kebijakan energi yang salah arah selama tiga dekade terakhir.

Sekitar 26 juta rumah tangga, kelompok miskin dan kelas menengah, akan terkena dampak paling parah akibat kenaikan biaya hidup.

Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah negara ini, pemerintah memberlakukan tarif tetap bulanan mulai dari Rs 200 hingga Rs 1.000 untuk konsumen rumah tangga.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menetapkan persyaratan bagi Pakistan untuk menerima paket dana talangan menyusul keputusannya menaikkan harga listrik.

Meskipun ada seruan berulang kali dari kreditor internasional untuk mereformasi sektor ketenagalistrikan, respons utama pemerintah adalah menaikkan harga listrik dibandingkan melakukan perubahan struktural.

 

Privatisasi sektor energi juga dibahas. Manfaat privatisasi mencakup peningkatan kapasitas dan akuntabilitas, namun terdapat kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap keterjangkauan dan aksesibilitas masyarakat luas.

Penerapan kebijakan dan reformasi yang tepat di sektor ketenagalistrikan akan membantu mencegah krisis di masa depan dan memperbaiki situasi secara keseluruhan.

Pada tahun 2024, mengatasi masalah seperti pemadaman listrik, yang berdampak pada beberapa wilayah bahkan di musim panas terpanas di Pakistan, sangat penting bagi stabilitas negara.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *