Sun. Sep 8th, 2024

Ketika Marty Friedman Bawa Energi Tokyo ke Jakarta di Hammersonic

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Semua orang berteriak “Marty Friedmannnnn…,” saat lampu panggung Sonic Hammersonic Festival 2024 dinyalakan, Sabtu (4/5) di Pantai Carnaval, Ancol.

Tepatnya pukul 19.20 WIB bersama bandnya, tanpa penyanyi, gitaris berambut keriting itu langsung memenuhi telinga penonton di acara yang diusung Ravel Entertainment dengan “Stigmata Addiction”.

Ini adalah komposisi lama Marty Friedman yang dirilis pada tahun 2006 di album Loudspeaker. Penonton bersorak dan melompat karena tempo lagu ini cukup cepat.

Tanpa jeda, Marty langsung memainkan “Devil Take Tomorrow” yang juga diambil dari album Loudspeaker. Namun, berbeda dengan “Stigmata Addiction”, “Devil Take Tomorrow” bertempo lambat, seperti balada.

Namun di lagu ini, kelas Marty sebagai salah satu gitaris nomor satu dunia terlihat jelas. Teknik membungkuk, mencambuk, dan menggeser Marty dengan sempurna mengeksplorasi tangga nada hirajoshi dan pentatonik yang dimainkannya.

Melodi yang keluar sangat harmonis, bahkan cenderung melankolis, berbeda dengan “Stigmata Addiction” yang menampilkan kecepatan jemari Marty. Penonton yang memadati panggung Sonic Hammersonic Festival rupanya terpesona.

Usai memainkan “Devil Take Tomorrow,” Marty meraih mic, “Jakartaaaaa,” teriaknya.

“Ini konser pertamaku di Jakarta. Kalian semua luar biasa terima kasih,” ucapnya disambut tepuk tangan penonton.

Marty kemudian berkata di Hammersonic dia memiliki misi atau tujuan khusus. “Malam ini kita punya satu misi. Misinya hanya membawa energi dari Tokyo, Jepang ke Jakarta, Indonesia,” ujarnya lantang.

Gitaris ini lahir di Washington, Amerika Serikat (AS) dan menetap di Jepang sejak tahun 2003. Istrinya, Hiyori Okuda, merupakan pemain cello ternama di Negeri Sakura.

Faktanya, anggota tetap band ini semuanya berasal dari Jepang: Naoki Morioka (gitar), Wakazaemon (bass) dan Chargeeeeee (drum).

Hanya di konser ini, Chargeeeeee tidak dapat berpartisipasi. Posisinya digantikan oleh Ash Pearson, drummer band death metal asal Boston (AS), Revocation.

Marty yang telah merilis lima album bersama Megadeth, kemudian memainkan lagu ketiga “Amagi Goe” yang diambil dari album Tokyo Jukebox yang dirilis pada tahun 2009. Setelah itu, ia memainkan berbagai komposisi seperti “Whiteworm” dan “Naga Jeng”. Semuanya adalah angka instrumental.

Marty dan kawan-kawan juga sempat menyanyikan “Tornado of Souls” versi instrumental milik Megadeth, tentunya diselingi aksi solo Friedman yang menunjukkan kecepatan jemarinya pada track gitar Fred.

Sejak awal ia dikenal sebagai salah satu gitaris rusak terbaik. Bahkan, sejak ia masih tergabung dalam duo Cacophony, bersama Jason Becker di akhir tahun 1980-an.

Marty dan kawan-kawan menutup konser dengan nomor “Kaze Ga Fuiteiru” yang diambil dari album Tokyo Jukebox 3 tahun 2020.

Secara keseluruhan, penampilan Marty Friedman sangat menghibur. Tidak hanya permainan dan musiknya yang bagus, aksi panggungnya juga menyenangkan dan komunikatif.

“Indonesia, aku cinta kamu…aku cinta kamu,” kata Friedman sebelum memainkan lagu “Jeng Naga.”

Naoki dan Wakazaemon yang selalu berada di kiri dan kanan Marty sungguh tampan dan energik. Mereka juga tanggap terhadap lelucon yang dilontarkan Marty sepanjang konser.

The Hammerheads, sebutan bagi para penggemar Hammersonic, kerap tersenyum dan tertawa melihat tingkah Marty di atas panggung. Sebelumnya, mereka akhirnya memberikan tepuk tangan meriah usai penampilan kocak Marty dan kawan-kawan.

Seperti saat Anda memainkan “Tornado of Souls” misalnya. Marty tampak marah pada Naoki yang tiba-tiba mengambil peran solo. Seolah terjadi adu mulut di antara keduanya, dengan gestur tangan dan ekspresi yang mereka tunjukkan. Penonton tertawa terbahak-bahak.

Atau saat Marty memperkenalkan anggota bandnya. Katanya pemain bass wanitanya, Wakazaemon, berasal dari Surabaya. Penonton hanya tertawa terbahak-bahak.

Di tengah konser, ia juga “mengajari” penonton beberapa kata dalam bahasa Jepang. Namun, ia meminta penonton untuk mengajarinya beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Menarik.

“Marty Friedman selalu berhasil menghibur di setiap konsernya,” ujar pengamat konser Umar Rachman yang juga menyaksikan Marty Friedman dan bandnya tampil di Singapore Rockfest tiga hari sebelumnya.

Umar juga mengatakan Marty Friedman selalu konsisten, mampu menunjukkan performanya sebagai gitaris kelas dunia di setiap konsernya.

“Marty tetaplah Marty dengan gaya khasnya, dengan pemilihan gitarnya yang unik dan bersih. Beliau perfeksionis. Selain itu, budaya Jepang yang dibawakannya juga sangat kental,” tambah Umar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *