Fri. Oct 4th, 2024

Ketika Narkoba Jadi Alat Penahan Lapar Saat Puasa Ramadhan bagi Remaja Nigeria

matthewgenovesesongstudies.com, Abuja – Beberapa pemuda Muslim di Nigeria mengonsumsi obat-obatan untuk melawan dampak puasa selama Ramadhan, lapor Daily Trust, Sabtu (5/8/2021).

Beberapa generasi muda ini tetap menggunakan obat-obatan keras seperti kodein, heroin, dan tramadol saat sahur agar bisa mengabaikan rasa lapar di siang hari.

Salah satu dari mereka, seorang wanita muda yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Daily Trust pada hari Sabtu bahwa bahkan selama bulan Ramadhan, dia mengonsumsi kodein dan heroin.

“Sejujurnya, saya meminum kodein saat sahur. Selain itu, saya sangat menderita,” ujarnya sambil menambahkan bahwa rasa lapar yang datang karena puasa bisa diakhiri hanya dengan tidur pada waktu tersebut, dan itulah yang diberikan kodein kepadanya.

Seorang lainnya yang mengaku sudah lama menggunakan narkoba mengatakan, dirinya sudah tidak menggunakan narkoba sejak Ramadhan, namun ia mengetahui masih banyak temannya yang menggunakan narkoba saat berpuasa.

“Saya seorang budak, namun Ramadhan kali ini saya berhenti mengonsumsi apa pun agar saya bisa berkonsentrasi penuh pada Ibadah,” ujarnya.

Dia mengatakan, sebagian pecandu narkoba melakukan hal ini saat sahur untuk menekan rasa lapar.

“Ketika Anda minum sebotol kodein, Anda akan tidur sepanjang hari. Dan ketika Anda tidur, Anda tidak akan berpikir untuk mengonsumsi narkoba atau apa pun,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan banyak anak muda yang membatalkan puasanya dengan narkoba.

“Saya kenal beberapa orang yang menggunakan narkoba ketika mereka menghentikan pola makannya. Mereka menghentikan pola makannya dengan ganja atau kodein,” katanya. Saksikan pilihan video berikut ini:

Beberapa ulama yang angkat bicara mengenai kondisi pecandu narkoba saat berpuasa dalam Islam mengecam praktik tersebut

Ketua Majelis Ulama Negara Bagian Kano, Syekh Ibrahim Khalil, mengatakan “tindakan mereka bertentangan dengan ajaran Islam karena dalam Islam seseorang harus berpuasa sesuai perasaannya”.

Pendeta lainnya, Dr. Yahaya Tanko juga mengatakan: “Ibadat (ibadah) hendaknya dilakukan ketika seseorang bangun tidur.” Tidak mungkin seseorang menunaikan ibadah sambil tidur. Maka puasa mereka patut dipertanyakan.”

General Manager Dewan Hisbah, Dr Harun Ibnu Sina, meminta para pengguna narkoba selama Ramadhan menghentikan praktik tersebut.

“Mereka harus takut kepada Allah. Biarlah mereka ingat bahwa pahala segala amalan keagamaan berlipat ganda, begitu pula hukuman bagi kejahatan,” ujarnya.

Dr. Auwal Salihu, konsultan psikiater di Rumah Sakit Pendidikan Aminu Kano, mengatakan penggunaan narkoba sembarangan sangat berbahaya.

“Penggunaan narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang, namun bahayanya tergantung dari jenis obat yang dibutuhkan, jika seseorang mulai menggunakan narkoba dalam jangka waktu tertentu, misalnya sehari sekali, lalu dua kali tanpa disadari. dia ketagihan, artinya dia harus meminumnya setiap hari,” ujarnya.

Ia menambahkan, mengonsumsi narkoba berdampak pada pikiran, artinya pecandu narkoba akan melakukan perbuatan salah karena tidak memahami emosinya.

“Ini mempengaruhi seluruh tubuh, bukan hanya pikiran,” katanya.

Bagi generasi muda yang menggunakan narkoba karena ingin berpuasa, para psikiater mengatakan tidak baik karena menekan otak dengan tidak membiarkannya melakukan tugasnya.

Ia menambahkan, tidak ada makanan pengganti, namun banyak hal yang membuat seseorang tidak memikirkan makanan atau merasa lapar.

Ia menghimbau generasi muda untuk berhenti menggunakan narkoba demi kesehatannya.

“Seruan saya kepada kaum muda adalah untuk selalu menyadari bahwa obat-obatan yang mereka konsumsi melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka dan meningkatkan risiko penyakit dan infeksi.” Selain itu, mereka tidak punya rasa hormat karena masyarakat memandang mereka sebagai orang yang tidak peduli, ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *