Sun. Sep 8th, 2024

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Ingatkan Idulfitri Jadi Momen Perkuat Nilai Kebangsaan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Idul Fitri tidak hanya sekedar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan dorongan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan seperti religiusitas, persatuan, toleransi, gotong royong dan toleransi, kata Al-Jazouli Al-Juwayni, Ketua Dewan. Fraksi PKS DPR RI. Kebangsaan.

“Dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut, umat Islam dapat berkontribusi membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” kata Al-Jazouli Al-Juwayni, Rabu (10/4/2024).

Ia mengatakan, Idul Fitri merupakan waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan refleksi atas pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir.

“Umat Islam hendaknya meningkatkan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” kata Al-Jazouli.

Lanjutnya, dalam konteks nasional, Idul Fitri harus menjadi motor penggerak peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara serta meningkatkan kualitas pengamalan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa yang mencerminkan prinsip-prinsip Pancasila.

“Pertama, Hari Raya Idul Fitri mengajak setiap warga negara untuk kembali pada hakikat manusia sebagai makhluk spiritual dan beragama, yaitu menjadi sosok manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, yang merupakan sila pertama Pancasila, pengamalan keyakinan. dalam Ketuhanan Yang Maha Esa,” jelas Jazouli.

Dikatakannya, orang yang spiritual mempunyai hati yang suci, ikhlas dan ikhlas, jauh dari sifat iri hati, dengki dan prasangka buruk, serta tidak ada niat untuk merugikan warga negara.

Al-Jazouli menjelaskan: “Dan dia juga tidak bermaksud menghancurkan bangsa yang telah dibangun dengan susah payah oleh para pendiri dan pejuang negara ini, jika dia seorang pemimpin, dia memiliki hati yang peka.”

Ia melanjutkan: “Perhatikan semua masalah nasional dan selesaikan dari hati. Bersikaplah adil dan cintai semua orang dengan sepenuh hati, tanpa memandang keyakinan, ras, budaya, minat, atau latar belakang kolektif mereka.”

 

Kedua, lanjut Jazouli, Idul Fitri merupakan momen untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, silaturahmi pada hari raya tidak hanya terbatas pada umat Islam, melainkan melampaui ras, agama, kebangsaan, dan afiliasi kelompok untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat rasa kebangsaan.

“Dalam praktik kehidupan berbangsa, masyarakat kita mempunyai hikmah yang luar biasa, tidak hanya perayaan umat Islam saja, tapi juga saudara-saudara kita di luar Islam, saling mengucapkan selamat, saling mengunjungi dan saling bertukar bingkisan. Dijelaskannya, bingkisan dan makanan.

Ketiga, lanjut Al-Jazouli, Idul Fitri merupakan momen untuk meningkatkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Tradisi zakat fitrah dan sedekah mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan.

“Ini mencerminkan pengamalan sila kedua dan kelima Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab, untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Al-Jazouli melanjutkan: “Hal ini juga meningkatkan dimensi kesalehan sosial dari puasa (dan ibadah Islam lainnya) sehingga tidak hanya mengarah pada peningkatan kesalehan pribadi.

 

Keempat, lanjut Al-Jazouli, Idul Fitri merupakan momen untuk memperkuat nasionalisme dan nasionalisme. Nilai-nilai yang diajarkan Islam seperti religiusitas, disiplin, kerja keras, ketabahan, keteguhan hati dan pembangkangan dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Masyarakat Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah di tahun-tahun mendatang. Setiap warga negara harus memiliki semangat kebangsaan yang kuat dan produktif agar tidak hanya tersesat dalam tantangan dan ancaman, tetapi juga terus bergerak maju.” Dia berkata.

Al-Jazouli mengatakan globalisasi dan kemajuan teknologi informasi mempunyai dampak positif dan negatif. Nasionalisme bangsa menghadapi tantangan sekaligus ancaman dari ‘isme’ dominan lainnya seperti liberalisme, sekularisme, kapitalisme, individualisme serta ancaman terorisme dan ekstremisme.

“Jika kita tidak hati-hati dan proaktif dalam menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, maka bangsa kita bisa kehilangan jati diri dan kepribadian aslinya. Makanya dia mudah bimbang, kurang prinsip dan keyakinan, kurang bermartabat dan mandiri. Idul Fitri itu penting,” tegasnya seraya menegaskan harus bisa memperkuat jati diri dan memperkuat nasionalisme bangsa.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *