Sat. Sep 7th, 2024

Ketua PWNU DKI Beberkan Alasan Pemecatan Zainul dari Kepengurusan

matthewgenovesesongstudies.com, Pemerintah Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menjatuhkan sanksi berupa pengusiran kadernya Zainul Maarif karena bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Alasan Pak Zainul Maarif khususnya ke Israel adalah untuk bertemu Presiden Israel. Alasan utamanya Zainul Maarif, kata Ketua PWNU DKI Jakarta Syamsul Ma’ Arif. Di kantornya di Jakarta Timur, Kamis (18/7/2024).

Sayamsul juga memecat tiga kader lainnya bersama Zainul Marif. Mereka adalah Ketua LBM NU Jakarta Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh.

Ketiga pria tersebut diduga tergabung dalam Pusat Studi Warisan Perdamaian Abraham (RAHIM), sebuah organisasi yang diyakini mendukung Israel.

Pencantuman logo LBM NU pada website RAHIM merupakan sebuah kesalahan.

“Hal lainnya karena kesalahan organisasi maka mereka bergabung dengan organisasi bernama RAHIM. RAHIM mempunyai satu pimpinan yaitu Pak Mukti Ali dan ada nama lain Sapri Saleh dan Pak Roland,” jelas Syamsul.

Bagi Syamsul, memecat empat orang dalam satu organisasi adalah hal biasa. Mereka pun melakukan kesalahan dengan bergabung dengan organisasi Islam utama di Indonesia.

“Karena untuk menjaga kehormatan Nahdlatul Ulama, untuk menjaga kehormatan negara kita, kita adalah sebuah institusi ya, kesalahan ada konsekuensinya. Ya, ada sanksinya, sah, tapi kami minta mereka melakukan kesalahan itu. Ini akan menjadi pelajaran penting bagi orang lain yang melakukan hal serupa di masa depan,” kata Shyamsul.

Bentuk hukuman terhadap rekan-rekannya juga merupakan bentuk kedewasaan bangsa Indonesia yang secara terbuka mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Israel.

“Hukuman ini akan kami tanggapi dengan serius demi menjaga kehormatan NU, kehormatan lembaga, dan kehormatan negara. Jadi kalau ada orang yang menilai prestasi kerja yang dianggap semua orang, kalaupun ada, itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka mungkin percaya itu bagus, mereka harus memikirkannya,” kata Shyamsul.

Meski didepak dari pemerintahan, Zainul dan kawan-kawan masih aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Ya, sebagai warga NU, PWNU DKI tidak menghalangi mereka untuk menjadi warga NU. Mereka tetap warga NU, punya hak dan tanggung jawab, kata Syamsul Maarif, Ketua PWNU DKI.

Syamsul mengatakan Zainul Maarif yang merupakan Guru Besar Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (UNUSIA) masih bisa mengikuti banyak program di NU. Namun Zainul dipecat dari jabatannya di pemerintahan.

“Sebagai pengurus ya. Tapi sebagai anggota NU tetap punya hak dan kewajiban yang bisa dilakukan,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pertemuan lima pemuda Nahdliyin dengan Presiden Israel santer diberitakan dan menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia. Tanpa alasan, Israel adalah negara pemukim yang terus membunuh warga Palestina.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Sayamsul Maarif mengatakan, Zainul yang merupakan guru besar Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) terlebih dahulu berangkat ke Israel untuk mengambil alih kepemimpinan.

Saya tanya spesifik, tapi jawabannya Zen ada acara khusus, ada yang mengajaknya melakukan penelitian, kata Syamsul, Rabu (17/7/2024) di Jakarta.

Selain berprofesi sebagai guru, Zainul Marif merupakan salah satu pengurus PWNU Jakarta. Akibat perbuatannya, ia akan dihukum sebagai guru dan pengurus di PWNU Jakarta.

Namun Sayamsul memarahinya karena tidak membenarkan tindakan Zainul dan empat kader NU menemui presiden Israel. Peraturan Indonesia mengutuk setiap tindakan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.

“Kami sedang melihat hukuman dari Perkum. Kalau ada kesalahan besar dalam menggunakan nama yang merugikan selera NU untuk kepentingan pribadi dan nama baik serta kepentingannya pasti akan dihukum. Ada beberapa macam hukuman dalam rapat tersebut. ,” dia berkata.

 

Wartawan: Rahmat Baihaki

Sumber: Merdeka.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *