Fri. Sep 20th, 2024

Kiat Marissa Anita Cegah Kecanduan Media Sosial hingga Hapus Akun Instagram

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Di era teknologi, hampir semua orang tidak bisa lepas dari gadget dan media sosial. Bahkan ketika Anda bangun, ponsel pribadi Anda adalah hal pertama yang Anda lihat.

Hal serupa juga dirasakan aktris Marissa Anita, hingga akhirnya ia menghapus Instagram miliknya. “Buku ini menginspirasi saya untuk menghapus Instagram sepenuhnya,” kata Marissa dalam video yang diunggah ulang akun TikTok @podluckpodcast pada 22 Agustus 2024.

Marissa terlihat memamerkan buku bersampul berjudul “Digital Minimalisme”. Menurutnya, menghapus jejaring sosial membuatnya lebih fokus.

“Karena ketika kita berhenti terlalu sering berinteraksi dengan media sosial, maka rentang perhatian atau kemampuan kita dalam memberikan (fokus) akan semakin panjang,” jelasnya.

Hal ini juga dapat menilai kembali apa tujuan sebenarnya dari penggunaan media sosial. Perhatian seseorang seharusnya bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan tempat ia bekerja, namun media sosial seringkali membuat orang sulit berkonsentrasi.

Menurutnya, posisi media sosial digital atau media sosial harusnya ditransformasikan menjadi alat yang bisa dikontrol penggunanya, bukan mengalihkan perhatian penggunanya. Dalam tayangan YouTube Greatmind, aktor film tersebut juga menayangkan film tersebut tahun 2019-2022.

Ia menjadi seorang digital minimalis, mengabaikan aktivitas online yang tidak memberikan nilai tambah baginya. Marissa lebih fokus pada hal-hal yang dianggap penting seperti e-commerce untuk belanja online, platform belajar bahasa asing, ini triknya agar tidak terganggu.

“Teknologi harus kita manfaatkan semaksimal mungkin, bukan sebaliknya,” kata Marissa. 

 

Marissa membandingkan berbagai platform aplikasi di ponselnya dengan barangnya. Saring mana yang penting dan mana yang tidak penting untuk digunakan.

Meski Marissa sendiri tidak memiliki akun Instagram, ia tetap aktif berbagi konten di X atau Twitter lama. Agar tidak memecah konsentrasi, awalnya dia tidak mem-follow siapa pun, namun kini jika dicek, dia hanya mengikuti sekitar 16 akun yang dianggapnya penting.

“Gantilah waktu Anda yang dulunya diisi dengan bermain gadget dengan aktivitas santai serupa yang Anda sukai,” sarannya.

Memberikan ide untuk kegiatan seperti membuat kerajinan tangan, bermain musik, menulis puisi, membaca buku, dan berolahraga atau bergabung dengan komunitas. “Langkah ini sangat penting, karena jika tidak diselesaikan dengan kegiatan offline, besar kemungkinannya untuk kambuh,” ujarnya lagi.

Menurutnya, postingan di media sosial tersebut akan sangat bermanfaat. Jika 30 hari telah berlalu, ketika Anda membuka jejaring sosial lagi, suasana hati Anda tidak akan baik.

Tidak semua pasangan siap untuk segera memiliki anak setelah menikah. Salah satu aktris ternama, Marissa Anita pun merasakan hal tersebut.

Dalam isi podcastnya, bintang “Gundala” itu juga berbagi pandangannya mengenai pernikahan dan keputusan memiliki anak. Dia mengatakan bahwa suatu hari dia melihat pasangan muda.

Marissa Anita menduga pasangan tersebut masih berusia awal dua puluhan dan sudah memiliki seorang anak. Melihat hal tersebut, aktris berusia 39 tahun itu pun berpikir.

“‘Wah, mereka sudah selesai dengan diri mereka sendiri sebelum punya anak dan mereka akan menjaga anak-anak mereka?'” Marissa Anita seperti dikutip dari YouTube Fellexandra Rubio, Rabu (02/08/2023).

Lalu dia melihat dirinya sendiri. Marissa Anita telah menikah sejak 2008 dengan pria bernama Andrew Trigg, namun ia memutuskan untuk menunda kehadiran anak dalam waktu yang lama.

“Bisa jadi mereka masih ingin bermain kan? Dan aku rasa itu salah satu alasannya, meski sudah 14 tahun menikah, aku belum juga mempunyai anak. Aku memutuskan untuk memiliki anak sekarang,” katanya.

Marissa tentu punya alasan untuk menunda kehamilannya. Saat itu, di usianya yang masih sangat muda, masih banyak hal yang ingin ia capai.

“Karena gila di pikiranku kalau di usia 25 tahun aku masih ingin melakukan banyak hal. Aku juga ingin bekerja, aku juga ingin bermain, meski aku tidak liar. Aku tidak berada di klub atau apa pun. Tapi istilahnya bermain, saya ingin jalan-jalan, melihat dunia, membangun karier,” jelasnya.

Namun mengambil keputusan tersebut bukan berarti ia tidak berkompromi dengan lingkungannya. Selain itu, dia juga tinggal di Indonesia. Namun yang pasti setiap orang berhak menentukan pilihan hidupnya masing-masing.

“Harus kompromi, nggak apa-apa kalau itu pilihanmu. Iya kan? Dulu kita berpikir kalau umur 20 tahun harus menikah, dan di usia itu harus punya anak,” kata Marisa. lagi.

“Kalaupun kita lupa bertanya pada diri sendiri, apakah saya siap? Apakah saya hanya mengikuti masyarakat atau apa yang masyarakat anggap sebagai kebahagiaan, atau memang itu pilihan saya?” Marissa selesai.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *