Fri. Sep 20th, 2024

Komunitas Permakultur di Canggu Bali Berkebun sambil Jaga Lingkungan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Minggu 7 April 2024 Dalam video yang diunggah akun Instagram @bule_sampah milik Direktur Yayasan Pendidikan Lingkungan Veritas Benedict Vermerin, ia tampak memperkenalkan komunitas permakultur yang berbasis di Canggu, Bali.

Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, Benedict menjelaskan transformasi bekas TPA ilegal menjadi lahan berkebun masyarakat oleh Jiva Garden Permaculture.

“Ini adalah ide untuk merancang kehidupan dan lanskap bersama-sama. Di sinilah anggota masyarakat menanam sayuran mereka sendiri,” kata Benedict dalam video tersebut. Ia menambahkan, cara bercocok tanam ini sangat bermanfaat dalam mengurangi sampah sekali pakai dan sampah organik.

Selain pertanian berkelanjutan, kebun organik juga menghasilkan 20 ton sampah organik per bulan. Hasil kompos tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dan lahan pertaniannya. Mereka mengajak warga sekitar untuk menjadi sukarelawan dalam pengelolaan kompos dan bertani.

Menurut laporan dari berbagai sumber, kegiatan yang dilakukan Jiva Garden sesuai dengan bahasa Inggris yakni budidaya permanen. Dalam sistem pertanian ini, tatanan kehidupan dipertahankan secara terus menerus dan permanen dengan sedikit usaha untuk mengekstraksi sumber daya baru dan memaksimalkan sumber daya yang ada. Prinsip pertanian pertama kali dikembangkan oleh Bill Mollison, dan menyatakan bahwa manusia harus bekerja dengan alam, bukan sebaliknya.

Dalam praktiknya, permakultur tidak bisa dianggap enteng. Yang membedakan pertanian organik dengan permakultur adalah desain terpadu yang menciptakan kesinambungan antara lahan pertanian, ruang hidup, dan ruang pengolahan.

Selain itu, permakultur juga mencakup prinsip-prinsip dasar yang menjamin kegunaan sistem pertanian. Kepedulian pertama adalah Peduli Bumi. Intinya, sistem kehidupan harus melestarikan dan melindungi alam, termasuk tanah, air, iklim dan aspek lingkungan lainnya.

Adanya prinsip kepedulian terhadap masyarakat, baik perorangan maupun kelompok (caring for people). Prinsip ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, dan papan. Artinya permakultur berfokus pada nilai pemberdayaan komunitas yang kuat dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

Ketiga, prinsip pemerataan. Artinya kita harus adil dalam membagi ruang hidup dengan lingkungan atau untuk generasi mendatang. Prinsip distribusi yang adil bertujuan untuk menyoroti ketimpangan dan ketimpangan sumber daya antar ruang. Permakultur berupaya mengubah hal ini dengan memperdalam pemahaman kita tentang peran kita dalam lingkungan dunia.

Permakultur lebih dari sekedar pertanian, namun merupakan model dan ideologi bagi masyarakat yang memperjuangkan kelestarian alam.

Permakultur bisa dimulai sendiri. Bagi Anda yang tertarik dengan ekosistem terpadu berkelanjutan ini, hal terpenting yang perlu Anda persiapkan adalah pengetahuan Anda tentang lanskap yang Anda manfaatkan.

Berdasarkan beberapa sumber, pemantauan penting untuk mengetahui kebutuhan dasar lahan pertanian kecil, seperti angin, intensitas sinar matahari, dan ketersediaan air. Setelah itu, Anda harus memikirkan hal-hal yang kelihatannya sepele namun penting, bagaimana cara mengakses taman dari rumah Anda dan bagaimana jika hujan turun dan Anda tidak bisa berkebun dan terus melakukannya?

Inilah sebabnya mengapa permakultur berbeda dengan berkebun biasa. Kemudian, zonakan rumah Anda. Bagilah lokasi rumah Anda ke dalam kategori dari yang paling banyak dikunjungi hingga yang paling jarang dikunjungi. Sesuaikan dengan jenis tanaman yang akan Anda tanam sesuai dengan kebiasaan Anda sekaligus membuat pergerakannya lebih efisien.

Berikutnya, jangan lupa untuk memperhatikan cuaca dan iklim mikro di sekitar rumah Anda, serta pola pertumbuhan tanaman di pekarangan Anda, yang dapat menjelaskan kondisi dan jenis tanah di pekarangan Anda. Selain itu, berhati-hatilah di saluran air. Manfaatkan jalur air ini dengan menanam tanaman penyerap air di dekatnya.

Sementara itu, dalam skala yang lebih besar, pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia dalam tiga tahun ke depan. Berdasarkan pemberitaan kanal Bisnis matthewgenovesesongstudies.com, pada Rabu 10 April 2024, Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Sulaiman menargetkan kembali meningkatkan tingkat produksi petani dalam tiga tahun ke depan. Pemanfaatan lahan basah, peningkatan anggaran pupuk bersubsidi.

“Kalau kita bisa mengoptimalkan (lahan rawa) katakanlah 1 juta hektar per bulan, Insya Allah kondisi pangan kita akan pulih dalam 3 tahun ke depan, Insya Allah akan kembali normal,” kata Mentan Amran. Pada Seminar Hasil Penelitian Ketahanan Pangan Nasional Nagara Institute pada Selasa, 20 Februari 2024.

Menurutnya, lahan basah tersebut berpotensi menumbuhkan sekitar 10 juta hektare tanaman pertanian. Oleh karena itu, produksi pertanian diharapkan meningkat seiring dengan konsolidasi lahan pertanian.

“Pertama kita menggarap lahan rawa, kota ini potensinya 10 juta hektar dan kita terus menggarap di sini setiap tahunnya,” lanjut Mentan.

Selain penggunaan lahan basah, Menteri Pertanian juga mempromosikan skema subsidi pupuk untuk tanaman ‘berhak’ seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, coklat dan kopi. .

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *