Thu. Oct 3rd, 2024

Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas

matthewgenovesesongstudies.com, Pyongyang – Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada Senin (7/7/2024). Hal ini dibenarkan oleh militer Korea Selatan.

Ini merupakan serangkaian uji coba terbaru yang dilakukan Pyongyang, yang telah memperburuk hubungan dengan Seoul.

Dilansir CNA, Senin (1/7), Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan menyebutkan rudal balistik pertama ditembakkan pada dini hari. Sekitar 10 menit kemudian, rudal kedua yang belum teridentifikasi juga terdeteksi.

“Militer kami telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan untuk peluncuran lebih lanjut,” kata JCS, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah berbagi informasi tentang insiden tersebut dengan AS dan Jepang.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara tidak segera mengkonfirmasi peluncuran tersebut.

Pekan lalu, Korea Utara mengklaim telah berhasil melakukan uji coba penembakan beberapa rudal dengan hulu ledak, namun Korea Selatan mengatakan peluncuran tersebut berakhir dengan ledakan di udara.

Hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika Pyongyang meningkatkan uji senjata sambil membombardir Korea Selatan dengan balon berisi puing-puing.

Pyongyang mengatakan surat-surat tersebut merupakan respons terhadap balon berisi selebaran propaganda anti-rezim yang dikirim ke Korea Utara oleh para aktivis di Korea Selatan.

Menanggapi provokasi berulang kali oleh Korea Utara, Korea Selatan telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer untuk mengurangi ketegangan. Mereka juga terus menyiarkan propaganda melalui pengeras suara dan berlatih menembak di dekat perbatasan.

 

Di sisi lain, Korea Selatan juga semakin mengkhawatirkan kedekatan Korea Utara dengan negara tetangganya, Rusia.

Korea Utara dituduh melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni untuk menunjukkan kedekatan keduanya.

Pada hari Minggu, Pyongyang mengutuk latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai “NATO versi Asia” dan memperingatkan “konsekuensi bencana.” 

Latihan tiga hari “Freedom Edge” mencakup persiapan rudal balistik dan pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.

Pyongyang selalu mengecam latihan gabungan serupa sebagai latihan invasi, namun Seoul mengatakan pada hari Minggu bahwa latihan terbaru ini merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *