Thu. Sep 19th, 2024

Krisis Kesehatan di Jalur Gaza: Kudis dan Ruam Kulit Menyebar di Kalangan Anak-anak Palestina

matthewgenovesesongstudies.com, Gaza – Rasa gatal dan berbagai ruam kulit sering terjadi pada ribuan warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Jalur Gaza. Lebih dari satu setengah juta orang di wilayah ini menderita kondisi hidup yang sangat buruk.

Seperti ribuan anak lainnya di Gaza, Yasmin al-Shambri yang berusia tiga tahun tidak hanya merasa terganggu dengan gejolak perang di sekitarnya. Dia juga menderita penyakit kulit yang tidak dapat disembuhkan dengan cepat di wilayah kantong Israel yang terbatas karena kurangnya dokter dan terbatasnya jumlah rumah sakit yang berfungsi.

VOA Indonesia mengatakan pada hari Sabtu bahwa perang 10 bulan antara Israel dan kelompok pemberontak Palestina Hamas telah menyebabkan Jalur Gaza tanpa air bersih, bantuan dan obat-obatan, serta sampah yang menumpuk dimana-mana, menyebabkan penyakit kulit dan penderitaan yang lebih besar terjadi. (8.10.2024).

Bintik-bintik merah gatal menyebar di wajah Yasmin. Ayahnya merasa tidak berdaya ketika dia duduk di pangkuannya di sebuah sekolah yang terbakar yang dipenuhi orang-orang di kamp pengungsi di kota Jabalia, Gaza utara, tempat mereka berlindung.

Serangga kecil terlihat beterbangan di sekitar wajahnya, sementara tumpukan sampah terbakar di luar saat musim panas.

“Banyak orang yang mengidap penyakit kulit. Pertama, sekolahnya kotor dan jorok. Kita lihat, sekolah itu tidak seperti di rumah, sangat ramai dan tidak semua anak seperti anak-anak lainnya. Setiap anak Misalnya Dok, putri saya Yasmeen mengalami ruam di wajahnya selama kurang lebih sepuluh hari dan tak kunjung hilang. Kami tidak punya obat yang bisa menyembuhkannya,” jelas sang ayah.

 

Penyakit kulit bukan satu-satunya penyakit yang menyebar di Gaza.

“Sebenarnya infeksi kulit sedang menyebar di RS Kamal Adwan, khususnya di Jalur Gaza bagian utara. Kasus menumpuk di rumah sakit yang melayani Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara ini. rumah sakit, tumpukan sampah dan terhentinya bantuan kemanusiaan serta pasokan medis penting, kata juru bicara Rumah Sakit Kamal Adwan.

Kepadatan tempat penampungan juga berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran penyakit kulit. Kemarin kita bahas hepatitis, hari ini kita bahas penyakit menular. “Setiap hari muncul penyakit baru yang menular pada anak-anak, seperti vitiligo, tinea, eksim, dan kudis,” lanjutnya.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa hepatitis A dan polio juga menyebar di kalangan anak-anak di Gaza.

Seorang anak laki-laki berusia dua tahun, Ammar al-Mashrawi, yang menjadi korban serangan roket Israel pada bulan Mei di Rumah Sakit Kamal Adwan, mengalami ruam merah cerah di wajah dan tubuhnya.

“Penyebabnya kekurangan makanan dan obat-obatan, kekurangan segalanya. Kami menderita segalanya, tidak ada rumput dan tidak ada makanan untuk anak-anak. Anak-anak ini baru saja disapih dan mereka harus makan telur, pisang atau apalah. Tidak ada yang bisa ditemukan untuk mendukung mereka.” hidup mereka. Tanpa susu, semolina, atau apa pun. Kami orang dewasa bisa mengatasinya, tapi anak-anak, Tuhan tolong mereka, tidak punya makanan atau rumput. Situasinya mengerikan. “Kami telah pergi ke lebih dari satu rumah sakit untuk mencarikan obat untuknya,” komentar ayah Amar, Ahmed al-Mashrawi, sambil menggendong putranya yang menangis dan meratapi situasinya.

Israel membantah bertanggung jawab atas keterlambatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mengatakan PBB dan negara-negara lain bertanggung jawab untuk mendistribusikan bantuan setelah mencapai daerah kantong tersebut.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *