Fri. Sep 20th, 2024

Krom Bank Indonesia Angkat Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) atau Krom Bank yang dahulu bernama PT Bank Bisnis Internasional Tbk resmi menunjuk Anton Harmawan sebagai presiden direkturnya.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Krom Bank Indonesia Tbk pada Selasa 21 Februari 2024, dikutip dari keterangan resmi perseroan, Kamis (22/2/2024).

Penunjukan tersebut merupakan bagian dari inisiatif strategis perusahaan untuk menjadikan Chromebank Indonesia sebagai salah satu bank digital terkemuka di Indonesia. Anton Hermavan memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di industri perbankan.

Sebelum bergabung dengan Chrome, Anton menjabat sebagai Head of Consumer Banking di PT Bank KEB Hana Indonesia. Pada tahun 2018-2021, Anton juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Pengembangan Bisnis Digital di PT CIMB Niaga Tbk, dan sebelumnya Anton menjabat posisi senior di PT Bank Sinarmus dan PT Bank Permata.

Anton memulai karirnya di PT Bank Central Asia (BCA). Beliau meraih gelar Magister Manajemen (Keuangan) dari Universitas Ekonomi Indonesia dan Sarjana Fisika dari ITB Bonding.

Menanggapi penunjukannya sebagai Chairman PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Harmawan mengatakan, sebagai bankir yang berpengalaman lebih dari 27 tahun, ia melihat industri perbankan Tanah Air berkembang pesat, apalagi dengan adopsi yang semakin meningkat. Teknologi digital.

Oleh karena itu, saya dipercaya oleh para pemegang saham untuk memimpin Chrome meluncurkan layanan perbankan digital secara resmi. Ia berkata: “Saya yakin Chrome memiliki potensi untuk memimpin industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Credio Group yang telah memiliki ekosistem yang kuat.”

Menyusul akuisisi mayoritas oleh Credio Group pada tahun 2022, Chrome saat ini fokus menggarap layanan perbankan digital untuk pelanggan ritel di Indonesia. Hingga saat ini, Chrome telah menerapkan beberapa inisiatif untuk memperkuat manajemen bank dan menerapkan peta jalan teknologi untuk mendukung peluncuran layanan perbankan digital.

Sebelumnya diberitakan, PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang dulu bernama PT Bank Bisnis Internasional Tbk telah memenuhi persyaratan modal inti minimum. Perseroan berhasil menghimpun tambahan modal sebesar Rp 911,3 miliar dari right issue tersebut.

Dengan dana tersebut, Chrome Bank Indonesia telah menambah modal inti sebesar Rp 3 triliun sesuai Peraturan OJK (POJK) No. 12/POJK.03/2020 tentang Penyelesaian Modal Inti Minimal Dalam Rangka Penggabungan Bank Dunia Usaha. /2020).

“Kami mengucapkan terima kasih kepada komunitas dan pemangku kepentingan lainnya atas kepercayaan dan dukungan yang mereka berikan kepada Chrome. Ini adalah momen dan langkah yang sangat penting bagi Chrome untuk menciptakan layanan perbankan digital yang modern dan cepat, nyaman dan diperlukan ketahanan,” kata Presiden Chrome, Lanuti Tanandra, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12/2022).

Dalam right issue tersebut, perseroan menerbitkan 367.472.328 saham biasa dengan nilai nominal 100 per saham ditetapkan Rp 2.480 per saham. Dengan demikian dana yang diperoleh dari right issue sebesar Rp 911,3 miliar.

Sebelumnya, PT FinAccel Teknologi Indonesia, anak usaha yang dikendalikan FinAccel Pte Ltd, induk perusahaan Credivo, resmi menjadi pengendali utama saham Bank Business International pada April 2022 dengan kepemilikan 75 persen.

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 15 September 2022, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) berganti nama menjadi PT Krom Bank Indonesia Tbk yang dikendalikan oleh PT FinAccel Teknologi Indonesia.

 

 

Sebelumnya, pemegang saham mayoritas PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) yakni PT FinAccel Teknologi Indonesia menambah kepemilikan sahamnya di BBSI dari sebelumnya 40 persen menjadi 75 persen.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Bank Perdagangan Dunia Indina Isre Andamari pada Kamis (14/4/2022) melalui keterbukaan informasi kepada regulator pasar modal Indonesia PT Bursa Afek Indonesia (BEI).

Perusahaan mengakuisisi 35% saham dalam dua tahap. Pada 31 Maret 2022, perseroan mengakuisisi 30 persen saham dan kemudian pada 8 April 2022, perseroan kembali mengakuisisi 5 persen saham BBSI.

Harga pembelian saham sebesar Rp 1.646 per saham sehingga total harga pembelian saham menjadi Rp 2,18 triliun.

Berdasarkan data BEI per 28 Februari 2022, saham BBSI dimiliki oleh PT Finical Technology Indonesia sebanyak 1.322.900.389 saham atau 40 persen, Sundjuno Suradi 667, 450.194 saham dengan 8.191 saham atau sama dengan 568% atau sama dengan 568%. Penyertaan Sun Antarnusa setara dengan 334.830.933 saham atau 10,12%. Sisanya merupakan saham publik.

Sedangkan berdasarkan informasi yang dilansir BBSI ke BEI pada 31 Maret 2022, PT Finacle memiliki 2.315.075.681 saham BBSI atau setara 70 persen, dan PT Sun Antaranusa berinvestasi 303.370.056 saham atau setara 917 persen. Sisanya adalah milik umum. Oleh karena itu, Finnacle membeli saham Sundjono Suriadi dan PT Sun Land Investama.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *