Mon. Sep 16th, 2024

Kronologi Pendeta Gilbert Lumoindong Diduga Mengolok-olok Soal Salat dan Zakat hingga Datangi Jusuf Kalla

Liputan.com, Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoendong diduga mengejek doa dan zakat melalui khotbahnya. Akibat video kejadian tersebut viral di dunia maya, Gilbert langsung mendatangi Jusuf Kala (JK), Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMII), di rumahnya di kawasan Jakarta Selatan. .

Mengutip tim berita matthewgenovesesongstudies.com, Selasa (16/4/2024), mantan Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 itu mendatangi Pendeta Gilbert untuk mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataannya. Media sosial. JK mengatakan, hidup di Indonesia perlu saling menghormati apapun agamanya, harus toleran dan saling menghormati untuk mewujudkannya. 

“Saya dipertemukan dan ditemui oleh Pendeta Gilbert dan teman-temannya. Saya juga didampingi oleh Profesor Komaruddin dan Sekretaris Jenderal DME, Profesor Imam. Tadi dijelaskan oleh Pendeta tentang video yang pasti membuat banyak orang kaget. Saya kaget. .dan kecewa saat melihatnya, kata Yusuf Kala dari Jalan Brusaya, Jakarta Selatan. 

Terkait kronologis video viral tersebut, Pendeta Gilbert menjelaskan ada kesalahpahaman karena video tersebut dipotong. Video tersebut merupakan ibadah internal yang tidak tersedia untuk umum

“Tapi karena kita ada dua jemaah, ada jemaah gereja, jemaah online, jadi otomatis ada di YouTube kita. Tapi yang jelas ada kebaktian Minggu. Jadi sama sekali tidak diperuntukkan untuk umum,” kata Gilbert.

Menurut dia, penjelasan dalam video klip tersebut kurang lengkap karena disalahpahami oleh masyarakat. Seluruh pidatonya memiliki daya tarik otobiografi bagi umat Kristen. Ia mengatakan bahwa ibadah umat Islam lebih sulit dibandingkan ibadah umat Kristen.

“Kenapa kamu setengah mati? Karena berat, lima kali sehari. Kita umat Kristiani seminggu sekali, dan seminggu sekali kita duduk istirahat. Ada gaya (Muslim), gerakan di bidang ini yang tidak bisa salah. Beliau berkata: “Sesungguhnya saya akhirnya menunjukkan bahwa melipat kaki adalah hal yang lumrah di kalangan umat Islam sehingga mungkin pada usia 82 tahun Pak. JK masih bisa melakukannya.

Bagi umat Kristiani saat ini, katanya, “Sangat sulit bagi orang yang memasuki usia lanjut untuk menekuk kakinya.” Apalagi ibadah biasa relatif sepi, hanya duduk-duduk dan minimal seminggu sekali

Soalnya ada kepercayaan di kalangan umat Kristiani, misalnya tentang memberi 10 persen. Nah, sepengetahuan saya, “Wah, ada 2,5. 2,5 persen sedikit lebih mudah bagi umat Islam. Tapi hari ini, setelah berbicara dengan Tuan. JK .’ Imam yang patut disalahkan, “2,5 persen itu hanya zakat, bukan infak, bukan sedekah, bukan wakaf.” Ini bahkan lebih sulit.” 

 

Pendeta Gilbert pun meminta maaf atas pernyataan yang banyak dikecam masyarakat, khususnya umat Islam. Ia mengucapkan terima kasih kepada Yusuf Qala serta meminta maaf lahir dan batin menjelang Idul Fitri 2024.

“Pertama, sebelum melanjutkan kalimat, saya dengan rendah hati meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Karena kesibukan kita pasca pilpres, kita ingin menyambut pilkada dan menghabiskan libur Idul Fitri bersama masyarakat. “Umat Kristiani pada saat kebangkitan Kristus merayakan dan kemudian menyambut kenaikannya. Saya pikir ini harus menjadi lingkungan yang baik.”

Oleh karena itu, untuk itu sekali lagi saya mohon maaf atas provokasi ini, namun percayalah persatuan Indonesia akan selalu ada di hati saya dan di hati saya akan selalu ada persatuan karena khotbah yang didengar hari itu benar adanya. , sayang, sayangi sesamamu

 

Dikenal dengan nama lengkap Gilbert Emmanuel Lumoendong, pria kelahiran 26 Desember 1966 ini merupakan seorang penganut Kristen taat yang berprofesi sebagai pendeta.

Mengutip laman Merdeka, Selasa (16/4/2024) Ia dan istrinya I Reinda M. Lumoendong adalah pemimpin jemaat di Glo Fellowship Center, Bethe Church Indonesia di Jakarta. Gilbert menjadi lebih dikenal di kalangan umat Kristiani ketika ia bergabung dengan pelayanan studio Gops Overseas (GO).

Pada tahun 1992 hingga 1997, Pendeta Gilbert menjadi pembawa acara program kebangkitan agama Kristen di sebuah stasiun televisi swasta. Gilbert menderita Cerebral Palsy sejak ia masih kecil sampai dokter mendiagnosisnya dengan penurunan kekuatan otak secara bertahap.

Selain itu, kemampuan kognitif Gilbert juga menurun. Setiap kali ia melihat anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah di dekat rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta, ia menangis sedih. Setelah mengikuti keputusan dokter mengenai penyakit saraf yang dideritanya, orang tuanya mulai aktif mengikuti perkumpulan doa (PD) dan memohon kepada Tuhan untuk mendoakan kesembuhan anaknya. 

Selain orang tuanya, Gilbert juga mengikuti Religious Recovery Service (RCR) yang ditujukan untuk orang dewasa. Akhirnya, ketika usianya belum genap 10 tahun, Gilbet pulih dan kemampuan otaknya berkembang pesat. 

Gilbert adalah orang pertama yang berdakwah karena ia diperintahkan menjadi pembicara karena pembicara aslinya tidak hadir. Gilbert yang telah menyelesaikan pelatihan pelayanan sekolah milik Morris Cerullo dan mengikuti kursus Alkitab di GBI Mawar Sharon, mendapat pujian dan sambutan positif atas khotbahnya yang dinilai luar biasa.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *