Fri. Sep 20th, 2024

Kuasa Hukum Keluarga Afif Maulana Minta Kapolda Sumbar Usut Penyiksaan: Bukan Malah Sibuk Framing

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pengacara keluarga mendiang Afif Maulana, Indira Suryani meminta Kapolda Sumut Irjen Suharyono dan jajarannya mengusut dugaan kekerasan terhadap anak yang dilakukan anggotanya.

“Saya hanya ingin sampaikan, Kombes dan kawan-kawan jangan marah pada anak-anak yang baru berusia 13 tahun, sudah meninggal, tapi karakternya masih dibunuh, harus fokus pada kasus penyiksaan yang dilakukan oleh mereka. Anggotanya sudah ada,” kata Indira saat dikonfirmasi, Senin (8/7/2024).

Menurut Indira, terdapat foto Afif Maulana (13) yang memegang pedang panjang, yang menurut polisi merupakan bukti sikap negatif para korban, termasuk mereka yang melakukan perlawanan.

“Foto tersebut masih kami dalami karena polisi memiliki ponsel Afif. Informasi awal mengenai foto tersebut belum ada saat kejadian,” jelasnya.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menilai tewasnya Afif Maulana di Jembatan Kuranji Padang akibat penganiayaan anggota. Termasuk juga penyiksaan terhadap teman almarhum.

“Kenapa Kapolri sibuk membuktikan Afiff berkonflik?” Kombes juga menyampaikan pada 9 Juni 2024 tidak terjadi bentrokan, namun diduga ada bentrokan. Saya sekarang akan menantang Sumatera Barat. Polri telah merilis nama 17 anggota yang diduga melanggar kode etik, beserta foto mereka yang tak berani ke sana.

“Keluarga merasa anaknya sudah meninggal dan masih dianiaya, namun polisi tidak pernah menganiaya anggotanya dengan cara yang buruk,” kata Indira. Penyiksaan tidak seburuk yang diberitakan.

Serangan itu menyebabkan Afif Maulana tewas, kata Jenderal Suharyono, Kapolda Sumbar. Ia mengatakan, akibat perbuatan korban, ia melompat dari jembatan Koranji Padang.

Penyebab meninggal dunia karena lompat dari ketinggian 18 meter dan terbentur sungai, kata Suharyono, Minggu (7/7/2024).

Akibat perbuatan tersebut, banyak luka di tubuh Afif Maulana, mulai dari patah tulang hingga bekas luka di bagian luar tubuhnya, kata Suharyono. Selain itu, terdapat luka pada tubuh setelah meninggal 9 jam.

Akibat patah tulang itu, satu sampai enam tulang rusuk kiri menusuk paru-paru kiri sepanjang 11 cm. Badan lebam, setelah 9 jam, jenazah ditemukan. Sisi kiri luar ada bekas luka, jelas Suharyono dari sepeda motor”. .

Karena itu, Jenderal Bintang Dua Polri membantah, berdasarkan keterangan otopsi, luka yang dialami Afif bukan akibat kekerasan yang dilakukan anggotanya seperti yang dituduhkan.

“Ini bukan kerusuhan,” katanya. (Berdasarkan) pernyataan 10 dokter forensik.

Namun Suharyono enggan menanggapi kritik yang dilontarkan LBH Padang selaku kuasa hukum keluarga Afif yang tidak terima dengan hasil pemeriksaan polisi.

“Benar LBH, saya jelaskan dari awal. AM loncat sejenak minta Adhitya (temannya) lompat. , dll. ” Dia menjelaskan.

Irjen Pol Suharyono membenarkan penyebab tewasnya remaja Afif Maulana yang diyakini masih tewas karena terjun dari Jembatan Kuranji oleh Polda Sumbar.

Pernyataan tersebut menampik pengaduan keluarga Afif Maulana kepada Irjen Pol Suharyono ke Polda Propam terkait meninggalnya Afif yang dinilai janggal karena diduga adanya kekerasan.

“Selama ini Polda Sumut bahkan sejak awal selalu menegaskan bahwa pernyataan kami tidak dibuat-buat, melainkan berdasarkan sebab dan saksi di lokasi kejadian.

Berawal dari tempat kejadian perkara (TKP) Jembatan Kuranji, Afif Maulana diduga sengaja terjun ke sungai, menurut temannya Aditya. Sebab, sejak awal polisi yang menghentikan perkelahian tidak pernah melihat Afif.

“Dia diduga lompat dari jembatan karena di detik-detik terakhir dia meminta Aditya untuk menungganginya. Dia memang ingin terjun ke air untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suharyono menjelaskan kebenaran fakta hasil penyidikan dengan temuan pemeriksaan Hp Afif yang menunjukkan bahwa pelaku tawuran adalah anak-anak.

“Afif lah biang kerok tawuran itu. Saya kloning ponselnya. Saya tidak membukanya. Minggu lalu kami kesulitan membuka kunci ponsel Afif. ternyata hari ulang tahun Afif yang akhirnya dibuka, “kata Suharyono.

Dan yang mengejutkan, ternyata Afif sedang berbicara dengan Aditya. Afif Maulana lah yang memulai pertandingan ini.

Dari bukti digital, lanjut Suharyono, percakapan Afif ditemukan pada Sabtu (8/6/2024) sekitar pukul 22.00 WIB dengan Aditya menanyakan apakah ada perkelahian malam itu, mengirimkan foto Afif memegang pedang.

“Pada jam 10, saya pertama kali bertanya pada Aditya, apakah ada pertengkaran malam ini?

Lanjut Suharyono, setelah Afif tiba, Aditya pun ikut membuat mie kemasan. Kemudian pada Minggu (9/6/2024) sekitar pukul 01.30 WIB mereka berdua berangkat ke rombongannya.

“Jelas akan ada perdebatan, tapi ada beberapa pihak yang mengatakan seolah-olah pergi ke pesta dan berjalan di sekitar kebenaran itu salah. Diakui Aditya, orang tersebut adalah seorang pemimpin. Geng, dan itu salah Afif Maulana.

“Memilih teman itu salah,” katanya. Apa akhir ceritanya? Menuju target 25 sepeda motor dengan peserta sekitar 50 orang yang ingin mengalahkan komplotan oposisi.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *