Sat. Sep 21st, 2024

Kuburan Massal di Gaza Ungkap Kejahatan Israel, Pencurian Organ hingga Korban Dikubur Hidup-Hidup

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Paramedis, unit penyelamat, dan kelompok hak asasi manusia mencurigai tentara Israel mengambil organ dan mengubur hidup-hidup banyak warga Palestina. Israel melakukan ini di dalam dan sekitar Rumah Sakit Nasser di Hanyounis.

Melansir TRT World, Jumat (26/4/2024), paramedis dan tim penyelamat langsung melaporkan aksi mengerikan tentara Israel tersebut. Setelah pasukan Israel mundur dari Khan Younis awal bulan ini, 392 mayat, termasuk 165 orang tak dikenal, ditemukan di tiga kuburan massal.

Video dan foto para korban telah mengungkapkan bukti-bukti kekerasan yang mengejutkan, termasuk belenggu dengan pengekang plastik dan kekerasan. Yang mengkhawatirkan, beberapa jenazah menunjukkan tanda-tanda sayatan bedah yang tidak sesuai dengan praktik setempat.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai pengambilan organ, menurut laporan WAFA, kantor berita resmi Palestina. Pemantau hak asasi manusia Euro-Med mengatakan pada 21 April 2024 bahwa mereka prihatin dengan potensi pencurian organ dari mayat Palestina.

Tuduhan tersebut muncul setelah adanya laporan dari tenaga medis profesional di Gaza yang memeriksa beberapa jenazah. LSM tersebut mengklaim bahwa pasukan Israel menyita puluhan jenazah dari rumah sakit Al Shifa dan Indonesia di Gaza utara serta rumah sakit lain di bagian selatan wilayah tersebut.

Salah satu penemuan mengerikan di sekitar Rumah Sakit Nasser adalah tubuh seorang gadis yang mengenakan gaun bedah. Bukti ini menunjukkan bahwa dia mungkin dikubur hidup-hidup bersama korban lain yang berpakaian serupa. 

Akram al-Satari, seorang jurnalis yang tinggal di Gaza, mengatakan kepada kantor berita AS Democracy Now: “Beberapa orang diikat. Beberapa (korban) memegang peralatan medis seperti kanula di tangan mereka. Sepertinya mereka dikubur hidup-hidup.”

Kecurigaan lebih lanjut muncul dengan adanya luka tembak yang menandakan kemungkinan adanya eksekusi di lapangan. Penggunaan kain kafan jauh dari standar, jenazah dikuburkan dalam tumpukan sedalam tiga meter, dan konteks serangan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina menggarisbawahi betapa gawatnya situasi ini.

“Kami menemukan tiga kuburan massal, yang pertama di depan kamar mayat, yang kedua di belakang kamar mayat, dan yang ketiga di utara gedung dialisis,” kata seorang pejabat Pertahanan Sipil Palestina dalam konferensi pers, Kamis, 25 April. , tahun 2024.

Tentara Israel mengakui bahwa tentara yang mencari sandera telah menggeledah “mayat warga Palestina yang terkubur”. Mereka tidak secara langsung menghadapi tuduhan bahwa pasukan Israel berada di balik pembunuhan tersebut. 

Beberapa orang tua di Gaza mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa beberapa jenazah yang ditemukan telah dikuburkan oleh kerabatnya. PBB, Uni Eropa dan Perancis telah menyerukan penyelidikan independen terhadap kuburan massal tersebut.

Pada hari Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Israel harus menyelidiki sendiri kuburan massal tersebut. Israel membunuh 34.305 warga Palestina, 70 persen di antaranya adalah bayi, anak-anak dan wanita, serta melukai sedikitnya 77.000 orang.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Para ahli seperti Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. 

Diketahui, ini bukanlah kuburan massal pertama yang digali di fasilitas kesehatan di Jalur Gaza. Penemuan ini menyusul penemuan lain pada awal bulan ini di Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza, yang pernah menjadi rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Al Shifa dihancurkan pada akhir Maret 2024 setelah serangan dua minggu oleh pasukan Israel.

Perang Israel-Hamas di Gaza akan melipatgandakan utang Israel pada tahun 2023, mengutip laporan Bisnis matthewgenovesesongstudies.com pada 24 April 2024. Hal ini diberitahukan oleh Kementerian Keuangan negara tersebut.

Mengutip TRT World, Israel mencatatkan utang sebesar $43 miliar (sekitar Rp 694,36 triliun, dengan nilai tukar dolar AS sekitar Rp 16.148 terhadap rupee). Setengah dari utang sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 adalah sekitar 81 miliar shekel.

Sementara itu, Israel mencatatkan utang sebesar $16,9 miliar pada tahun 2022. Akuntan Jenderal Jali Rothenberg mengatakan tahun 2023 merupakan tahun penuh tantangan yang membutuhkan lebih banyak pendanaan serta penyesuaian strategis dan taktis.

“Meskipun terdapat banyak ketidakpastian dan tantangan, kemampuan untuk meningkatkan utang di pasar domestik dan global bahkan selama masa perang dalam jumlah yang signifikan dan pada tingkat yang sangat tinggi merupakan bukti tingginya aksesibilitas Israel terhadap pasar dan kekuatan ekonomi Israel,” katanya.

Total utang Israel akan mencapai 62,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023, dan meningkat menjadi 60,5 persen pada tahun 2022 karena meningkatnya belanja perang. Beban utang akan mencapai 67 persen pada tahun 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *