Fri. Sep 13th, 2024

Laba Harum Energy Anjlok 49,94% pada 2023 saat Penjualan Naik Tipis, Ini Sebabnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, Harum Energy berhasil mencatatkan pertumbuhan positif dari sisi penjualan. Sayangnya, dengan meningkatnya biaya, laba perusahaan akan menurun pada tahun 2023.

Pasca pengajuan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/04/2024), perseroan melaporkan pendapatan sebesar USD 925,52 juta pada tahun 2023 atau sekitar Rp 14,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.881,00 per USD). Pendapatan ini naik 2,33 persen dari pendapatan tahun 2022 yang tercatat sebesar $904,44 juta.

Meski pendapatan sedikit naik, namun beban pokok pendapatan dan beban langsung meningkat cukup signifikan pada tahun 2023 hingga mencapai $543,12 juta dari $362,94 juta pada tahun 2022. Akibatnya, laba kotor perusahaan pada tahun 2023 berkurang menjadi 382,4 juta dibandingkan laba kotor pada tahun 2022. , yang tercatat sebesar $541,5 juta.

Selama tahun 2023, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar 43,48 juta. USD, biaya umum dan administrasi 52,06 juta. USD, pendapatan lain-lain 7,99 juta. USD dan biaya lainnya 70,06 juta. Rp.

Perusahaan juga mencatat biaya keuangan sebesar 6,06 juta. USD, pendapatan keuangan 19,36 juta. USD dan bagian laba entitas asosiasi sebesar 24,91 juta. Rp. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan melaporkan laba tahun 2023 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 151,04 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.

Laba tersebut turun 49,94 persen dari pendapatan tahun 2022 sebesar $301,75 juta. Aset pada akhir tahun 2023 meningkat menjadi $1,63 miliar dari $1,28 miliar pada tahun 2022. Liabilitas meningkat menjadi $458,37 juta pada tahun 2023 dari $286,53 juta pada tahun 2022. Kemudian ekuitas meningkat pada tahun 2023 menjadi 1,17 miliar USD dibandingkan akhir tahun 2022 yang tercatat sebesar 992,27 juta USD .

Sebelumnya diberitakan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) tengah meningkatkan diversifikasi usaha, salah satunya di sektor nikel. Seiring dengan itu, PT Harum Energy Tbk menambah kepemilikannya di PT Armstrong Metal Industry (WMI).

Mengutip informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Sabtu (2/3/2024), PT Harum Energy Tbk melalui anak usahanya PT Harum Nickel Industry (HNI) telah membeli saham WMI milik Prime Investment Capital Limited dan Walsin. Singapura. Pte Ltd pada 26 Januari 2024.

HNI membeli 1.214.000 saham WMI, mewakili 60,7 persen modal ditempatkan dan disetor WMI, senilai $215,219,540 atau $215,21 juta. Jumlah tersebut setara dengan Rp3,38 triliun (dengan asumsi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berkisar 15.725).

Sebelumnya, anak usaha perseroan mengakuisisi 20 persen saham WMI pada 27 April 2022.

“Dengan dilaksanakannya transaksi ini, kepemilikan saham HNI di WMI meningkat dari 20 persen menjadi 80,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor WMI,” tulis Direktur Utama PT Harum Energy Tbk Ray A. Gunara dalam rilis berita BEI di Jakarta. 29 Januari 2024.

WMI adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan bergerak dalam industri pengolahan dan pemurnian nikel.

WMI memiliki dan mengoperasikan pabrik peleburan nikel di Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara. Smelter tersebut terdiri dari empat lini tanur listrik putar beserta infrastruktur pendukung dan fasilitas konverter untuk menghasilkan produk nikel matte kualitas tinggi dengan kapasitas produksi terpasang tahunan sebesar 56.000 ton nikel yang terkandung dalam produk nikel matte kualitas tinggi.

“Proyek WMI saat ini sedang dalam tahap akhir konstruksi dan diharapkan mulai beroperasi komersial pada kuartal II tahun 2024,” kata Ray.

 

Ray mengatakan, transaksi pembelian saham WMI ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk terus mendiversifikasi usaha melalui investasi di sektor nikel dan terus melakukan investasi di sektor nikel melalui anak perusahaan mulai tahun 2020.

Selain itu, dari sisi keberagaman produk, dengan tersedianya WMI secara komersial, maka perseroan akan mampu menghasilkan produk nikel matte berkualitas tinggi yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah lebih baik dibandingkan produk nikel yang saat ini dihasilkan oleh smelter anak perusahaan perseroan.

Sedangkan dari segi keuangan, setelah selesainya transaksi, terhitung sejak tanggal transaksi, laporan keuangan WMI sebagai anak perusahaan akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Perseroan di masa yang akan datang, selalu sebagai induk. perusahaan Perseroan.

Perseroan berharap laporan keuangan konsolidasi juga dapat mencerminkan kontribusi terhadap kinerja keuangan WMI yang baik akibat bertambahnya kepemilikan perseroan di WMI.

Perseroan menyatakan transaksi jual beli saham WMI bukan merupakan transaksi afiliasi dan mengandung benturan kepentingan, sebagaimana tertuang dalam POJK Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan. .

Pihak-pihak yang bertindak sebagai penjual dan pembeli bukanlah perusahaan terafiliasi dan transaksinya tidak mengandung benturan kepentingan, bahkan antara penjual dan pembeli.

Penjualnya adalah Prime Investment Capital Limited (PICL) dan Walsin Singapore Pte Ltd (WS), masing-masing perusahaan tidak terkait yang didirikan berdasarkan hukum Hong Kong dan Singapura.

Transaksi ini juga bukan merupakan transaksi material sebagaimana tercantum dalam peraturan OJK nomor 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Penting dan Perubahan Kegiatan Usaha. Transaksi jual beli saham WMI senilai USD 215,21 juta tidak termasuk dalam kategori transaksi penting sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 karena hanya menyumbang 19,08 persen dari total ekuitas perseroan. pada laporan keuangan konsolidasian interim per 30 September 2023.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *