Fri. Sep 20th, 2024

Laba PT Timah Melejit 2.570,81% pada Semester I 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Timah Tbk (TINS) merilis laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, PT Timah Tbk berhasil membukukan laba positif sebesar Rp434,46 miliar atau 151% dari target yang ditetapkan. oleh perusahaan.

Laba PT Timah Tbk sesi I 2024 meningkat 2.570,81% dibandingkan sesi I tahun lalu yang tercatat Rp 14,27 miliar. Pertumbuhan laba yang signifikan ini sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesar 14% menjadi Rp5,21 triliun pada kuartal I-2023 dari Rp4,57 triliun.

“Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan rata-rata harga jual timah pada sesi I tahun 2024 sebesar 13% dari USD 26.828 per metrik ton pada sesi I tahun 2023 menjadi USD 30.597 per metrik ton pada sesi I tahun 2024,” ujarnya. kata direktur keuangan dan risiko. Manajemen PT Timah Tbk Fina Eliani dikutip, Kamis (1/7/2024).

Harga timah London Metal Exchange (LME) naik pada semester I 2024 dan ditutup pada level USD 33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024.

Sementara itu, produksi timah global menurun di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian dan politik global akibat terbatasnya pasokan logam timah dari Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo yang terus membebani harga timah.

Berdasarkan CRU Tin Monitor, produksi timah dunia diproyeksikan turun 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton pada semester I 2024. Sementara itu, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 tercatat sebanyak 4.770 ton, turun 36% dibandingkan awal tahun 2024 menjadi 7.450 ton.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan turun 4% dari Rp4,16 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp3,99 triliun pada semester I 2024. Dengan demikian, perseroan membukukan laba usaha Rp688 miliar dengan EBITDA – kinerja Rp1,21 triliun atau 227% dibandingkan semester I-2023. Nilai aset perseroan meningkat 3% menjadi Rp13,25 triliun pada semester I 2024 dari posisi aset akhir tahun 2023 sebesar Rp12,85 triliun.

 

Sementara itu, posisi liabilitas perseroan turun 2% menjadi Rp6,48 triliun dibandingkan posisi Rp6,61 triliun pada akhir tahun 2023, karena berkurangnya utang berbunga. Posisi ekuitas sebesar Rp6,77 triliun, meningkat 8% dibandingkan posisi Rp6,24 triliun pada akhir tahun 2023.

“Kinerja keuangan perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan utama antara lain rasio cepat sebesar 47,4%, rasio lancar sebesar 162,9%, rasio utang terhadap aset sebesar 48,9%, dan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 95,6%. %.” , kata Fina.

Perusahaan terus meningkatkan kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit pertanian-pertambangan, membuka lokasi baru, menambah jumlah silo produksi yang beroperasi dan fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis perusahaan.

Sejalan dengan upaya tersebut, perseroan juga telah menerapkan berbagai inisiatif strategis seperti peningkatan sumber daya dan cadangan organik/anorganik, penambahan peralatan penambangan, digitalisasi proses bisnis untuk mendukung efektivitas operasional, optimalisasi penambangan dan pengolahan primer timah, peningkatan produktivitas dan kapasitas lahan. dan unit manufaktur kelautan dengan membuka lokasi baru di seluruh lini bisnis dan mempercepat efisiensi berkelanjutan untuk mencapai target produksi perusahaan pada tahun 2024.

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) mencatat harga jual timah di seluruh dunia akan meningkat pada tahun 2024. Namun pendapatan yang dihimpun perseroan pada kuartal I 2024 nampaknya mengalami penurunan.

London Metal Exchange (LME) mencatat kenaikan harga logam timah dipengaruhi oleh kondisi geopolitik global. termasuk campur tangan politik dari negara-negara pengekspor timah. Situasi ini membuat TINS ​​berupaya meningkatkan skala produksinya.

“Fokus perseroan dalam meningkatkan produksi melalui penambahan peralatan pertambangan dan pembukaan lokasi baru, strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan berdampak pada perbaikan kinerja keuangan perseroan secara bertahap sehingga mampu mencatatkan laba positif pada kuartal I 2024. Penambangan dan perdagangan timah di Indonesia dengan reformasi administrasi.” Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Aliani dalam keterangan resmi, Kamis (2/5/2024).

Perlu diketahui, rata-rata harga timah CSP di LME mengalami kenaikan sebesar 12 persen menjadi USD 29.084 per ton sejak Maret 2024. Sementara pada kuartal I 2024, TINS ​​membukukan pendapatan sebesar Rp2,06 triliun atau 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,17 triliun.

Dari sisi produksi, TINS ​​​​mencatat produksi bijih timah sebanyak 5.360 ton, naik 29,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4.139 ton. Produksi logam meningkat sebesar 12,7 persen menjadi 4.475 ton dari 3.970 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan timah mengalami penurunan sebesar 17% menjadi 3.524 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4.246 ton,” kata Fani.

 

Selain itu, harga jual rata-rata logam timah sebesar USD 27.071 per metrik ton, meningkat 1,8 persen dibandingkan USD 26.573 per metrik ton pada periode yang sama tahun lalu.

Pada periode tersebut, PT Timah Tbk mencatatkan ekspor timah sebesar 91 persen dengan 6 negara tujuan ekspor terbesar adalah Singapura 22 persen, Korea Selatan 14 persen, Amerika Serikat 11 persen, Jepang 9 persen, India 8 persen, dan Belanda 8 persen.

Saat ini, rata-rata harga timah CSP di LME mengalami kenaikan sebesar 12 persen menjadi USD 29.084 per ton sejak Maret 2024, dibandingkan rata-rata harga timah CSP di LME pada tahun 2023 sebesar USD 25.959 per ton, kata Fani. Dan Bloomberg memperkirakan harga timah berada pada kisaran USD 23.000-29.000 per metrik ton.

Fani mengatakan hingga kuartal I 2024, TINS ​​​​telah berupaya meningkatkan kinerja operasional dan produksinya. Mulai dari produksi penambangan di laut dan darat, hingga penambahan peralatan penambangan dan optimalisasi sisa hasil pengolahan.

“Selanjutnya, perseroan berupaya menerapkan berbagai inisiatif strategis seperti peningkatan sumber daya dan cadangan organik/anorganik, optimalisasi penambangan dan pengolahan primer timah dengan meningkatkan recovery, perbaikan tata kelola kemitraan pertambangan, optimalisasi produksi dengan percepatan lokasi baru dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis. ,” pungkas Fani.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *