Thu. Sep 19th, 2024

Larang Siaran Al Jazeera di Israel, PM Benjamin Netanyahu: Saluran Teroris

matthewgenovesesongstudies.com, Tel Aviv – Penyiaran kantor berita Al Jazeera di Israel menjadi sasaran sensor.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (1/4) berjanji akan melarang penyiaran surat kabar di negaranya.

“Saluran teroris Al Jazeera tidak akan lagi mengudara di Israel. Saya ingin segera mengambil tindakan sesuai undang-undang baru untuk berhenti menggunakan saluran tersebut,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melalui Platform X seperti dilansir VOA Indonesia, Rabu (3/4 / 2024).

Sebelumnya pada Senin (4/1), parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang mengizinkan pemerintah menutup organisasi media asing yang mengancam keamanan negara.

Itu disahkan dengan suara 70:10

Keputusan tersebut, yang disahkan melalui pemungutan suara dengan suara 70 berbanding 7, memberikan wewenang kepada perdana menteri dan menteri komunikasi untuk menutup media asing di Israel jika dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan negara. Melalui undang-undang ini, media juga mungkin dilarang melakukan siaran dari Israel.

Benjamin Netanyahu kemudian mengumumkan pada hari Senin bahwa dia akan berhenti mencoba menutup media Israel.

Gedung Putih meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan campur tangan tersebut.

 

Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera Doha mengkritik pengumuman Netanyahu.

“Al Jazeera menegaskan kembali bahwa rumor seperti itu tidak akan menghentikan kami untuk terus memberikan pemberitaan yang mendalam dan profesional serta hak untuk bertindak,” tulis jurnalis tersebut.

Mohamed Mowaad, pimpinan Al Jazeera, mengatakan komentar Netanyahu dan kemungkinan pelarangan medianya di Israel merupakan serangan serius terhadap kebebasan pers.

“Kami tidak bekerja untuk menyenangkan semua orang, dan itulah jurnalisme,” kata Mouad kepada VOA dari Doha.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi sebelumnya menyebut Al Jazeera sebagai “corong palsu” dan menuduh kantor berita Qatar menghasut ancaman dari pasukan Israel di Gaza.

 

Kelompok kebebasan pers mengkritik langkah pemerintah Israel yang menutup kantor berita Al Jazeera di Israel.

Koordinator program Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) Timur Tengah dan Afrika Utara, Sherif Mansour, dalam pernyataan yang ditulis pada Oktober 2023 bahwa “dia sangat prihatin dengan ancaman yang diancam oleh otoritas Israel untuk meliput apa yang terjadi. di Israel – Gaza, menggunakan kelompok.

Sementara itu, seorang warga Palestina yang tinggal di Malaysia mengaku masih kesal setelah mendapat ancaman dari beberapa kelompok Israel yang mengancam keselamatannya.

Yusuf Abouasi (28) bersama istri dan anaknya sebelumnya tinggal di rumah tersebut namun memutuskan untuk melaporkan ancaman tersebut ke polisi, demikian dilansir situs Sinardaily, Selasa (242024).

“Ya Tuhan, saya akan membuat laporan ke Kepolisian Kerajaan Malaysia di Bukit Aman dan mereka akan menghubungi saya untuk menjelaskan masalah tersebut,” kata Abouasi. 

“Sejauh ini, saya satu-satunya yang mendapat ancaman seperti itu karena saya berani berbicara di televisi tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat Gaza,” ujarnya.

Pekerja asal Gaza tersebut mengatakan, dirinya telah dihubungi sebanyak enam kali oleh warga Israel karena ia rutin menulis tentang penindasan di negaranya.

Yusuf mengatakan dirinya dituding dibayar Hamas untuk membeberkan kekejaman pemerintah Zionis melalui media, sehingga platform Instagram dan TikTok miliknya diblokir.

Saat ditanya apakah dirinya menghubungi kelompok lain untuk membantu keamanan, Yusuf mengaku tidak melangkah jauh karena khawatir dengan keselamatan keluarganya.

“Dua bulan lalu, saya bertemu seseorang yang menggunakan nomor Rusia, tetapi orang yang berbicara kepada saya berasal dari Malaysia.”

Mereka bertanya di mana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut, namun istri saya menolak. “Saya memblokirnya ketika saya mengatakan dia menginginkan saya,” katanya.

Baru-baru ini, media memberitakan bahwa polisi menangkap seorang pria Israel dengan enam senjata dan 200 butir amunisi di sebuah hotel di Jalan Ampang, Kuala Lumpur.

Selengkapnya di sini…

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *