Sat. Sep 7th, 2024

Lebaran Ketupat 2024, Ini Makna Tellasan Topak dan Tradisinya di Madura

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Usai Idul Fitri, masyarakat Maduri biasanya merayakan Libaran Ketupat atau dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Tellasan Topak. Festival ini akan diadakan pada tanggal 8 bulan Pisak yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 17 April 2024.

Tellasan Topak merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat Maduri atas kuasa yang diberikan Tuhan untuk melaksanakan puasa Syawal 6 hari yang dimulai pada hari ke-2 dan ke-7 Syawal.

Libaran Ketupat mempunyai sejarah pergaulan erat dengan Wali Songo pada abad ke-15 Masehi.

Tradisi ini pertama kali diperkenalkan oleh Sayyid Makhdoom Ibrahim yang dikenal dengan sebutan Sunani Bonang.

Di Madura, tradisi ini dimulai oleh Sunan Paddusan atau Raden Bendoro Dviryopod (keturunan Sunan Manyuran Mandalika) dan Pengeran Katandur atau Sayyid Baidhavi (cucu Sunan Kudus).

Lebaran Ketupat kini sudah menjadi bagian dari budaya Madura. Ada banyak fasilitas untuk festival ini di Madura.

Pertama, Tellasan Petto’, dirayakan pada hari ke 7 setelah puasa Syawal. Kedua, Tellasan Topak, dinamakan demikian karena makanan pokoknya adalah ketupat yang terbuat dari daun kelapa atau janur ladang.

“Ketupat adalah nama simbolis yang mempunyai arti berbeda dengan bejana tenun Janur. Ketupat (Kupat, Katopak) dalam bahasa Jawa berarti empat amalan: puasa, Ramadhan, zakat fitrat, ampunan dan silaturahmi.” Demikian kutipan NU Online pada Rabu 17 April 2024.

Di sisi lain, Katina dapat diartikan sebagai empat kondisi yang memberikan pelaku empat jenis tindakan: Ben Bhat (akhir puasa) ). Tekad (menghapus segala dosa masa lalu). Luber (kaya dari pahala amalnya). Labur (membersihkan dirinya dan mencerahkan wajahnya).

Keempat syarat tersebut diterjemahkan Sunani Bonang dengan kata “Jatining Nur”. Ini adalah hati yang murni dan jiwa yang murni.

Idul Fitri tidak terlepas dari upaya melengkapi bulan Ramadhan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal yang dikuduskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari أَبِي اَيوب, َنَّ ْلْ اللْهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ َيْهِلَمِ berkata: Dari hari Ramadhan aku mengikuti hari Shaalim sebanyak enam kali.

Nabi berkata:

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, maka jika ia berpuasa enam hari di bulan Pisak, maka pahalanya sama dengan puasa setahun.”

Setelah sukses menjalankan puasa enam hari di bulan Siwa, Lebaran Ketupat konon menjadi pertanda keberuntungan. Masyarakat Maduri mengamalkannya dengan tradisi menenun ketupat dalam satu tempat.

Kemudian mereka mengganti makanan atau masakan ketupat lainnya. Penggantian piring dilakukan secara bersama-sama dari satu rumah ke rumah lainnya. Selain itu, zakat juga diberikan kepada mesjid atau mesjid.

Bahkan masyarakat yang berkumpul di satu tempat diberikan bingkisan sambil membacakan Surah Yasin dan Tahlil untuk mendoakan keselamatan dan ketentraman hidup.

Tellasan Topak atau ketupat lebaran telah diwariskan secara turun temurun sebagai sarana mempererat tali silaturahmi.

Tautan intim juga ditunjukkan dalam jalinan erat belah ketupat. Nah, sebagai bentuk pengelompokan, kegiatan menenun Ketya Phat juga dilakukan bersama keluarga dan tetangga.

Peningkatan kepedulian sosial juga dilakukan melalui perubahan menu ketupat. Semangat keagamaan sekaligus diungkapkan melalui tradisi Yasin dan Tahlilon di masjid atau mushola serta doa bersama untuk kekuatan rohani.

Meskipun upacara ini tidak diajarkan oleh Muhammad para sahabat dan bukan merupakan ajaran Islam, namun tradisi Tellasan Topak ini tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sunnah ini justru mempertegas nilai-nilai Islam yang diajarkan para Nabi berupa memperbanyak ibadah, peduli sesama, beramal, silaturahmi, dan toleransi.

Oleh karena itu, tradisi Tellasan Topak penting untuk menjaga wujud komitmen terhadap tradisi leluhur, sebagaimana tertuang dalam sebuah undang-undang:

عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحْ ِحْالْاَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْاَص ْلَحِ

Arti:

“Lebih baik menjaga (mempertahankan) nilai atau ajaran lama dan menganut nilai atau ajaran baru.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *