Fri. Sep 20th, 2024

Loyo Lawan USD di Awal Pekan, Rupiah Diramal Tembus Level Segini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta, Senin 13 Mei 2024 Indeks dolar Amerika Serikat atau dollar AS menguat. Sebagian besar pedagang tetap bias terhadap dolar AS menjelang data indeks harga produsen AS pada bulan April.

Sementara itu, data indeks harga konsumen akan menjadi fokus utama karena dapat menjadi faktor yang mempengaruhi prospek suku bunga AS.

“Dolar AS mengalami volatilitas yang signifikan minggu lalu karena data ekonomi AS yang beragam menimbulkan pertanyaan tentang kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga tahun ini. Namun, meskipun perekonomian AS tampak melambat dalam beberapa bulan terakhir, inflasi diperkirakan akan tetap stabil. “Dia berkata. Ibrahim Aswaibi, Direktur Pt. Untung dari Forexindo Futures Kutipan Tertulis Senin (13 Mei 2024).

Inflasi AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April 2024 karena stimulus berkelanjutan yang dilakukan Beijing membantu meningkatkan permintaan.

Sementara itu, inflasi indeks harga produsen turun selama 19 bulan berturut-turut seiring melambatnya aktivitas bisnis di Tiongkok.

Para pedagang saat ini mengamati dengan cermat situasi di Tiongkok di tengah laporan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang bersiap untuk mengenakan tarif lebih banyak terhadap Tiongkok, khususnya pada industri kendaraan listriknya.

“Langkah ini dapat memicu kembali perang dagang antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia,” kata Ibrahim.

Di Eropa, bank sentral di kawasan ini mengumumkan penurunan suku bunga pada tanggal 6 Juni, namun masih ada ketidakpastian mengenai berapa banyak penurunan suku bunga yang akan disetujui tahun ini. Rupee melemah pada 13 Mei 2024

Rupee ditutup melemah 34 poin pada perdagangan Senin sore (13/5), meski sebelumnya sempat melemah 40 poin terhadap rupee. Ini merupakan peningkatan sebesar Rs 16.080 dari harga penutupan sebelumnya sebesar Rs 16.046.

Sedangkan rupiah akan berfluktuasi namun stabil antara Rp15.060 hingga Rp16.130 pada perdagangan Senin pekan depan,” prediksi Ibrahim.

Ibrahim mencatat, pemerintah tetap mewaspadai ancaman ketidakpastian perekonomian global.

Potensi guncangan tersebut antara lain geopolitik Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, meningkatnya konflik di Timur Tengah yaitu ketegangan antara Israel dan Palestina, serta serangan Iran terhadap Israel.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Eropa masih lesu, pemilu sudah dekat, dan yang paling mengkhawatirkan adalah bangkitnya gerakan sayap kanan di Eropa. Ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap perekonomian negara.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tangguh.

Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,11% pada triwulan I tahun 2024, naik dari 5,04% pada triwulan IV tahun 2023, didukung oleh momentum Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2024. Artinya, umum tahun 2024 pemilu yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dalam negeri,” jelas Ibrahim.

Perekonomian Indonesia tumbuh kuat. Pada bulan April 2024, PMI manufaktur Indonesia naik menjadi 52,9. Peningkatan jumlah tenaga kerja baru juga menurunkan tingkat pengangguran.

Penduduk yang bekerja akan mencapai 142,18 juta pada Februari 2024, meningkat 3,5 juta dari 138,63 juta pada Februari 2023.

Pada saat yang sama, jumlah pengangguran secara nasional telah mencapai 7,2 juta, turun sekitar 800.000, atau 7,99 juta, dibandingkan tahun lalu. Proporsi pekerja rumah tangga tetap juga meningkat menjadi 40,83%. Angka ini meningkat sekitar 0,95% dari tahun sebelumnya sebesar 39,88%.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *