Sat. Oct 5th, 2024

Mahasiswi PPDS Anestesi Aulia Risma Lestari Sering Izin Sakit, Dekan FK Undip: Termasuk Anak yang Perlu Support Khusus

matthewgenovesesongstudies.com mengungkap tentang Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Depungoro (FK Undip) Jakarta Yan Wisno Prajuku mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi (PPDS) Olya Risma Listari.

Dr. Rasma adalah pasien PPDS yang ditemukan tewas di kamar tidurnya setelah obat disuntikkan ke tubuhnya. Ada yang menduga dokter PPDS RS Gridi itu bunuh diri setelah mengalami pelecehan tingkat tinggi.

Yan mengatakan kasus tersebut perlu penyelidikan lebih lanjut dan pihaknya menunggu hasil penyelidikan.

Dia berkata: “Saya pikir Dr Risma harus menyelidiki apakah yang terjadi pada almarhum adalah penyiksaan.” 

“Jika kematian Dr Risma terkait langsung atau tidak dengan pelecehan, kita tunggu saja hasil penyelidikan polisi,” kata Yan dalam acara media di kampus Indip. /2024).

Sepanjang hidupnya, Risma kerap bolos sekolah karena sakit, kata Yan. Undip selalu memperbolehkan hal tersebut.

“Setiap siswa PPDS, setiap anak, orang-orang seperti kita yang punya anak, kita punya anak yang kuat, kita punya anak yang butuh perawatan,” diciptakan oleh Friends.

Yan menambahkan, selama PPDS, Risma kerap meminta cuti sakit.

Dia (secara resmi) mengirimkan beberapa cuti sakit untuk menghindari menghadiri kelas. Jadi, dengan melihat hal itu, kami sebenarnya sedang mendorong dukungan. “Kami belum menyetujui permohonan izin apa pun.”

Meski kerap mengambil cuti sakit, Yan menegaskan FK Undip tidak pernah memberikan sanksi apalagi (DO).

“Kami membuatnya sangat mudah, masuklah jika Anda butuh istirahat. Dia sudah menjalani dua operasi dan kami telah menerimanya.”

Yan juga merujuk pada laporan resmi hasil penyelidikan internal yang dirilis pada 15 Agustus 2024. Dalam surat tersebut, pihak dr Risma menyebut tidak ada kebenaran atas dugaan pelecehan yang berujung pada berakhirnya nyawanya.

Menurut Yan, pemberitaan ini didasarkan pada kedalaman penyakit Rasma yang ditolong teman-temannya.

“Teman-temannya membuat sistem, jika tidak ada, mereka akan segera mencari orang yang terlibat.”

“Jadi dengan hal-hal tersebut dapat kita simpulkan tidak ada pelecehan dalam kasus ini,” kata Yan.

Dugaan pelecehan yang diajukan nampaknya membuka kembali kasus sebelumnya di FK Indep.

Bahkan, kasus pencabulan tiga tahun lalu terungkap atas nama dr Pratitha Amanda Aryan.

Rekaman percakapan dokter dengan pemuda tersebut viral di media sosial. Salah satu yang membuat netizen geram adalah memesan lima paket bantalan hidung di PPDS dan harus mendaftarkannya. Yan pun membenarkan kasus ini.

Terkait kasus dr Pratidha tiga tahun lalu, kasus tersebut benar (makan 5 bungkus Nasi Padangi) benar-benar terjadi dan mendapat sanksi.

“Tapi itu tiga tahun lalu. Soal sanksi nanti bisa kami laporkan,” kata Yan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *