Mon. Sep 16th, 2024

Makin Banyak Anak Muda Lakukan Hubungan Seks di Usia Belia, Kepala BKKBN Ungkap Kegelisahan

Kepada matthewgenovesesongstudies.com, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta dr Hasto mengaku khawatir karena saat ini hubungan seksual pertama terjadi pada usia yang jauh lebih muda.

Pada tahun 1990-an, responden Riset Kesehatan Dasar (RISKSDAS) mengaku rata-rata melakukan aktivitas seksual pertama kali pada usia 20 hingga 21 tahun.

Memang betul perempuan lebih maju dalam melakukan hubungan intim pertama kali, kata Hasto dalam keterangan pers, Senin (27/5/2024).

“Saat ini, menurut pertanyaan (RiskEds) tahun 2018, rata-rata hubungan seksual pertama kali terjadi antara usia 15 hingga 19 tahun. Saat ditanya, kebanyakan orang menjawab berusia 17 tahun. Namun, rata-rata usia menikah adalah 22 tahun,” jelas Dr. . . Dia punya.

Aktivitas seksual di kalangan remaja merupakan penyebab utama peningkatan kehamilan di luar nikah. Mau tidak mau mereka menikah muda. Hal ini juga berdampak pada tingginya risiko anak terlahir kerdil.

“Jadi untuk mencegah stunting, jangan hamil dulu. Kita hindari hamil di luar nikah. Itu penting,” kata Hasto.

Dalam pertemuan yang digelar di Palembang, Selasa, 21 Mei 2024, Hasto kembali mengingatkan bahwa stunting bisa dicegah melalui intervensi 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Kenapa dalam seribu hari? Karena musim hujan kita akan berakhir 1000 hari lagi. Tidak ada perbedaan lebih lanjut pada 24 bulan. “Otak bayi hanya mengalami sedikit pertumbuhan sejak saat itu,” jelas dr Hasto.

Sedangkan stunting setelah usia 24 bulan sulit dicegah. Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif sebaiknya disempurnakan hingga anak berusia 2 tahun.

Keguguran juga bisa dicegah dengan alat kontrasepsi, seperti kontrasepsi steril atau MOW (prosedur bedah pada wanita).

Dengan adanya KB, para ibu leluasa dalam mengasuh anaknya agar tidak stunting dan dapat menyusui anaknya dalam jangka waktu yang lama.

Selain istri, suami juga harus berperan dalam mencegah stunting, ujarnya.

“Peran suami harus ditingkatkan untuk mencegah stagnasi. Dr Hasto menjelaskan, jika istri terkadang kesulitan melakukan suntik KB karena faktor hormonal, sakit kepala, diabetes, darah tinggi, maka suami harus ikut serta.

Suami dapat melakukan KB dengan cara dikebiri, yaitu cara yang berbeda dengan kebiri.

“Jangan khawatir, memandulkan itu berbeda dengan kebiri. Jika dicor maka bijinya dibuang, jika dikebiri hanya tabungnya saja yang diikat. “Jadi kuatlah,” kata dr Hasto.

Kebiri adalah prosedur medis untuk mengakhiri kemampuan bereproduksi. BKKBN mempunyai kelompok sendiri yang disebut “Pria Perkasa”. Kelompok ini terdiri dari laki-laki yang pernah menjalani vasektomi dan memberikan motivasi tentang vasektomi serta manfaatnya bagi keluarga. 

Dian, salah satu pekerja KB di Palembang, menceritakan pengalamannya menggunakan alat kontrasepsi IUD.

Ia memakai IUD sejak 2007 saat melahirkan anak pertamanya. Kemudian pada tahun 2012 ia melahirkan anak keduanya. Dengan menggunakan IUD family plan, Diane mengaku bisa mengatur kelahiran antar anak dengan lebih baik.

“Ada jarak lima tahun antara anak pertama dan anak kedua,” kata Diane dalam keterangan yang sama.

Tujuan Diane menggunakan IUD sedikit berbeda. Selain untuk menjaga jarak kelahiran, tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan kepada masyarakat manfaat dan keamanan program KB. 

“Saya penyuluh Keluarga Berencana (PLKB), mending saya ajak orang, karena contohnya di tubuh saya. Nanti 2023 suami saya dikebiri,” imbuhnya.

Alhamdulillah intensitas dan kualitasnya tidak berubah, kata dr Hasto sambil tertawa saat ditanya bagaimana perasaannya saat bersama suami terlibat dalam KB.

Menurut Diane, selama ini masyarakat menganggap suami yang dikebiri memiliki fisik yang lemah. 

“Ternyata tidak. Saya buktikan sendiri. Saya kira kekentalannya beda,” lanjut Diane.

Dr Hasto menjelaskan, tidak ada perubahan signifikan saat pria memutuskan menjalani vasektomi.

“Meski sudah disterilkan, cairannya tetap keluar. Hanya penebalan spermatozoa yang dapat bergerak sendiri yang dibatasi agar tidak mensterilkannya. “Tapi keduanya bisa puas,” jelas dr Hasto.

“Saya dan suami sekarang lebih menikmatinya karena saya yakin saya tidak akan punya anak lagi,” Diane menutup kesaksiannya.

Dr Hasto mengatakan, KB membuat jarak kelahiran menjadi tiga tahun, sehingga pemberian ASI saja sudah cukup. Keuntungannya, anak terbebas dari risiko stunting.

Jarak itu sangat penting. Bayi sebaiknya disusui selama enam bulan dan tidak boleh diberikan makanan apa pun selain ASI, jelas dr Hasto.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *