Sat. Sep 21st, 2024

Makna 1.000 Tumpeng Tradisi Unik Malam Selikuran di Keraton Surakarta

matthewgenovesesongstudies.com, Solo – Keraton Kasunanan Surakarta di Solo, Jawa Tengah terkenal memiliki tradisi unik dalam menyelenggarakan malam Lairatul Kadar. Tradisi ini dikenal dengan nama Blackjack Night. Karnaval 1.000 tompeng dan lampion atau obor mempunyai makna mendalam dalam ajaran Islam.

Hal itu terungkap dalam tayangan Inspirasi Ramadhan 2024 “Malam Blackjack Istana Surakarta” yang tayang pada Minggu (4 Juli 2024) di akun YouTube BKN PDI Perjuangan.

Keraton Kasunanan Surakarta melestarikan tradisi Malam Blackjack, dan setelahnya akan diadakan parade lampu ting (obor) dan seribu toumpeng untuk menafsirkan jatuhnya Lairatul Kadar.

“Semua ini nantinya akan dibawa ke Taman Sriwedari dan diterima oleh Direktur Kebudayaan Surakarta untuk selanjutnya dibagikan kepada masyarakat,” kata KPGH Dipokusumo Keraton Surakarta, Pengageng Parentah Kasunanan.

Lampu Ting dan Obor dalam tradisi Blackjack melambangkan cahaya yang dipegang Nabi Muhammad SAW ketika beliau mengambilnya setelah menerima wahyu di Jabal Nur.

Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat Solo dalam menyambut kedatangan anggota umat Allah yaitu Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai perantara turunnya malam Lailatul Qadar. Sedangkan makna 1.000 tumpeng sebenarnya menjelaskan tentang pemberian malam 1.000 bulan atau Lailatul Qadar.

Pendakwah Muhammad Syauqi MZ menyebutkan dalam Al-Quran surat Al Qadr bahwa ada malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Dikisahkan pada malam itu malaikat dan makhluk halus turun dan mengambil kendali atas segala urusan dunia ini, dan terjadilah kemakmuran hingga fajar pada malam itu.

Namun menurutnya, belum ada yang mengetahui secara pasti kapan malam istimewa Lailatul Qadar akan tiba. Karena Allah merahasiakan hal ini untuk mendorong umat-Nya mencari malam Lailatul Qadar.

Faktanya, Nabi Muhammad SAW, Rasulullah, tidak mengetahui secara pasti kapan malam Lairatul Qadar akan datang. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa umat Islam diajak merayakan malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

“Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ada kebiasaan Rasulullah: beliau menyingsingkan lengan baju, membentangkan sajadah, dan lebih banyak menghabiskan waktu di masjid dibandingkan di rumah,” kata Syauqi.

Kitab Fiqus Sunnah mengajarkan beberapa amalan untuk membantu umat Islam menjalani malam Lailatul Qadar. Amalan ini mengutamakan itiqaf di masjid dan menunaikan tadarus al-Quran, salat malam.

Kemudian berbuka puasa dan mempersiapkan malam Lailatul Qadar dengan memperbanyak dzikir dan doa, berdoa, bersedekah, dan mempersembahkan makanan kepada sesama.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *