Thu. Sep 19th, 2024

Makna Baju Adat Karo yang Dipakai Lyodra Ginting Saat Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Leodra Ginting termasuk di antara mereka yang beruntung bisa bertemu Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia. Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat itu berhasil tampil spektakuler dengan suara emasnya pada Misa Kudus yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion GBK Jakarta pada Kamis, 5 September 2024.

Penampilan cantiknya dengan pakaian unik pun menarik perhatian. Pasalnya Leodra mengenakan pakaian adat modern warisan budaya Karo dan Batak. Mengenakan kabaya berwarna merah marun, dihiasi payet berkilauan, dan topi khas yang dikenal dengan seragam uis gara.

Mengikuti jejaknya, gaun tersebut dirancang oleh Lisa Ju, salah satu desainer ternama di Indonesia. Salah satu fotonya dibagikan sang kreator dengan diunggah langsung ke akun Instagram miliknya pada Kamis.

Lisa Ju menjelaskan pada caption unggahannya bahwa busana Leodra pada kesempatan tersebut terinspirasi dari budaya Batak Karo. Ia mengatakan hiasan bunga kristal yang rumit dan jahitan detail pada pakaian tradisional mencerminkan keharmonisan masa lalu dan masa kini, menciptakan karya abadi yang memancarkan keanggunan dan kekuatan.

“Saya merasa terhormat bisa menciptakan karya couture untuk @lyodraofficial yang sangat berbakat yang memukau penonton dengan vokalnya yang penuh perasaan pada Misa Paus @Franciscus di Stadion GBK Jakarta hari ini selama kunjungannya ke Indonesia,” tulis Lisa Ju dalam captionnya. peningkatannya.

Berfokus pada kekayaan warisan budaya Batak Karo, gaun ini memadukan gaya tradisional dengan keanggunan modern. Dihiasi dengan bunga kristal halus, setiap jahitan dan detail mencerminkan harmoni masa lalu dan masa kini, menciptakan karya abadi yang memancarkan keindahan dan kekuatan. , “katanya. .

 

“Berfokus pada kekayaan warisan budaya Batak Karo, gaun ini menjalin tradisi dengan keanggunan modern. Dihiasi dengan bunga kristal yang halus, setiap jahitan dan detail mencerminkan keharmonisan masa lalu dan masa kini, menciptakan karya abadi yang memancarkan keindahan dan kekuatan,” ujarnya. . .

Lisa menambahkan bahwa ketika Leodra menampilkan karya ini, ia mewakili esensi kebanggaan budaya dan ekspresi artistik, menyebarkan kegembiraan dan persatuan melalui musiknya.

Uis Gara atau Uis Adat Karo merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan budaya adat suku Karo yang berasal dari Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai pakaian formal dalam upacara adat dan budaya, pakaian ini juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat adat Karo pada masa lalu.

Kata Uis Gara berasal dari bahasa Karo, Uis artinya baju dan Gara artinya merah. Disebut ‘kain merah’ karena warna dominan Uis Gara adalah merah, hitam dan putih, serta dihiasi berbagai tenunan emas dan perak.

Hubungan makna dan simbolisme dalam Uis Gara tidak terlepas dari hubungan dengan alam dan keyakinan yang mewujudkan nilai-nilai agama. Uis Gara terbuat dari bahan katun yang dipintal, ditenun dengan tangan dan diwarnai dengan pewarna alami.

Cara pembuatannya berbeda dengan pattuktu yaitu dengan tekanan dan bukan dengan mesin. Pakaian adat suku Karo lainnya antara lain Uis Nypes, Uis Julu, Uis Gatip Jongit, Uis Gatip Kukak, Uis Pementing, dan Uis Kober Dibata.

Di saat yang sama, Leodra Ginting merasa sangat beruntung bisa mendapat kesempatan bertemu, berjabat tangan, dan menerima berkah dari Paus Fransiskus. “Saya beruntung bisa menghadiri Misa hari ini bersama salah satu orang paling terkenal di dunia, Paus Fransiskus,” kata Leodra dalam postingan Instagram pribadinya, Kamis.

“Saya bersamanya lagi di altar dan menerima restunya,” tambahnya. Saat misa besar, Leodra diminta maju membawa persembahan yang dipersembahkan kepada Paus Fransiskus. Leodra sempat berjabat tangan dengan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia saat itu.

Menurut Leodra, pria berusia 87 tahun ini merupakan tokoh agama yang selalu melindungi masyarakat yang terluka. Bagi Leodra, Paus Fransiskus selalu berani menyerukan perdamaian dunia, apapun asalnya.

“Terima kasih Paus Fransiskus yang telah mengajarkan cinta dan perdamaian,” ujarnya, dan usai misa, Leodra berkesempatan menyanyikan sebuah lagu di Anton’s Jamaican Cafe. Keduanya menyanyikan Doa dengan indah.

Doa merupakan lagu Celine Dion dan Andrea Bocelli tahun 2006. Lagu cantik ini menggunakan dua bahasa, Inggris dan Italia. Usai berduet dengan Anton, Leodra kembali menunjukkan kebolehannya bernyanyi bersama The Romo di hadapan 80 ribu umat Katolik yang memenuhi stadion GBK.

Pada tanggal 2 hingga 13 September 2024, Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pertama kali pada 3-6 September 2024. Paus akan melanjutkan kunjungannya ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Wanimo pada tanggal 6 hingga 9 September 2024, ke Dili (Timor Leste) pada tanggal 9 hingga 11 September 2024, dan ke Singapura pada tanggal 11 hingga 13 September 2024.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *