Wed. Oct 2nd, 2024

Manajemen BREN Angkat Bicara Usai Terdepak dari Indeks FTSE

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) telah menjelaskan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait anjloknya hampir 20% saham BREN hingga keluar dari indeks FTSE.

Mengutip keterbukaan BEI, Senin (23/9/2024), perseroan menjelaskan ada empat pemegang saham yang menguasai 97 persen saham BREN. Berdasarkan prospektus IPO, keempat pemegang saham tersebut antara lain PT Barito Pacific Tbk 64,66 persen, Green Era Energy Pte Ltd 23,60 persen, Jupiter Tiger Holdings 4,36 persen, dan Prime Hill Funds 4,36 persen.

Menurut Merli, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy, pihaknya telah resmi menginformasikan kepada Bursa dan Badan Jasa Keuangan (OJK) mengenai proses penerbitan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2023.

“Pada saat IPO, kepemilikan saham keempat pemegang saham tersebut diungkapkan dalam pernyataan pendaftaran prospektus dan dokumen lain untuk keperluan IPO,” tulis Mirley.

Pasca IPO, hingga 19 September 2024 akan terjadi perubahan seperti yang disebutkan, antara lain kepemilikan saham BREN PT Barito Pacific Tbk tetap di angka 64,66 persen. Demikian pula dengan kepemilikan saham BREN Green Energy Pte Ltd yang tetap di 23,60%.

Sementara kepemilikan BREN di Japan Tiger Holdings turun dari sebelumnya 3,941 persen menjadi 4,365 persen. Prime Hill Fund sebesar 3,761 persen dari 4,365 persen. Dengan demikian, hingga 19 September 2024, jumlah yang disalurkan KSEI adalah 95,97 persen, dibandingkan sebelumnya 97 persen.

 

 

Merle juga mengatakan, pihaknya telah mengungkapkan secara lengkap status pengendali dan afiliasi seluruh pihak yang terdaftar sebagai pemegang saham perseroan sebelum dan selama IPO 2023. “Kami tidak menambah informasi baru, karena semuanya sudah sesuai undang-undang. Itu sudah diungkapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan laporan terkait,” kata Murali.

Selain itu, berdasarkan data harian yang diberikan kepada emiten oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 19 September 2024, jumlah saham yang berhak mengambang bebas berdasarkan aturan bursa adalah sebanyak 15.601.235.234 saham atau 11,66 persen.

Merle mengatakan, jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan persentase free float berdasarkan prospektus IPO.

“Perusahaan akan terus memantau kepatuhan terhadap aturan peredaran bebas yang ditetapkan bursa,” kata Murali.

Karena tingginya konsentrasi pemegang saham, menurut Merle, FTSE Russell merupakan badan independen dengan kriteria, persyaratan, dan aturan yang berlaku sebelum memutuskan apakah akan memasukkan atau meninggalkan saham dalam indeks FTSE.

“Saat ini, perusahaan tidak aktif dan tidak memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil FTSE,” ujarnya.

Pada perdagangan sesi pertama, Senin 23 September 2024, saham BREN ambles 19,83 persen ke Rp 7.075 per saham. Harga saham BREN turun menjadi Rp 1.750 per saham. Harga saham BREN mencapai level tertinggi Rp 7.075 dan terendah Rp 7.075. Total frekuensi perdagangan sebanyak 4.416 kali dan volume perdagangan sebanyak 79.115 lembar saham. Biaya operasinya adalah 56 miliar dolar.

 

 

Saat IPO, kata dia, struktur kepemilikan saham keempat pemegang saham tersebut sebesar 97 persen, dan hingga saat ini telah berubah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

“Sejak tanggal 23 Agustus 2024 (berdasarkan pengumuman FTSE Global Equity Index Series, Asia Pacific Ex Japan Ex China Semi-Annual Report oleh FTSE September 2024) hingga tanggal 19 September 2024, tidak terjadi perubahan kepemilikan yang signifikan pada 4 . Pemegang Saham”, – kata Murali.

Ia mengatakan seluruh informasi kepemilikan saham telah dilaporkan dan diungkapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Perusahaan juga membeberkan jumlah dan persentase saham yang dimiliki Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds. Berdasarkan data harian KSEI per 19 September 2024, jumlah pemilik Japan Tiger Holdings sebanyak 5.272.149.467 atau 3,941 persen saham. Selain itu, Prime Hill Funds memiliki 5.032.219.367 saham atau 3,761 persen.

Sebelumnya, harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami penurunan pada perdagangan Jumat 20 September 2024. Saham BREN terkoreksi setelah FTSE menghapus saham BREN dari indeks FTSE Russell.

Berdasarkan data RTI, harga saham BREN turun 19,95 persen menjadi Rp 8.825 per saham. Harga saham BREN turun 825 poin hingga dibuka pada Rp 10.200 per saham. Harga saham BREN berada pada level tertinggi Rp 10.200 dan terendah Rp 8.825 per saham.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 8.979 kali dengan volume perdagangan sebanyak 180.969 lembar saham. Nilai transaksi sebesar Rp160,3 miliar, dengan koreksi pada saham BREN, kapitalisasi pasar saham BREN sebesar Rp1.180,66 triliun atau turun Rp295 triliun dari perdagangan kemarin sebesar 1,475 triliun.

Koreksi saham BREN terjadi setelah FTSE Russell menghapus saham BREN dari indeks FTSE. FTSE Russell mengumumkan pada 19 September 2024 bahwa Bartow Renewable Energy akan dihapus dari Indeks FTSE Russell pada 24 September 2024.

“Barito Renewables Energy (Indonesia, BR2QH3, Large Cap Extra) merupakan tambahan pada FTSE Global All Cap Index Series dan indeks terkait akan dipisahkan dari FTSE Russell Index pada Selasa, 24 September 2024,” ujarnya. disebut sebagai

Penghapusan saham BREN dari indeks FTSE menyebutkan keempat pemegang saham tersebut menguasai 97% dari total saham yang dikeluarkan Bartow Renewables Energy. Hal ini tidak memenuhi ketentuan pembatasan distribusi bebas terkait konsentrasi pemegang saham signifikan.

Produk pelacakan T+5 yang diterbitkan setelah penutupan pada hari Jumat, 20 September 2024 akan mencerminkan penghapusan saham BREN dari FTSE Russell Index.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *