Fri. Sep 20th, 2024

Manco, Kue Kering Renyah Legit Bertabur Wijen Khas Purbalingga

matthewgenovesesongstudies.com, Purbalingga – Pada tahun 2017 lalu, Catur Pratama (33), pendiri perusahaan tersebut, sukses membuat jajanan yang berbahan dasar tepung beras.

Kini di Catur, bahan baku 800 kg per bulan, pemuda asal Desa Majapura RT 01 RW 04 Kecamatan Bobotsari ini menjual produk beras ketan manco berlabel Putkinas dengan harga Rp 50 ribu/kg.

Dengan semangat kewirausahaan yang bermanfaat bagi masyarakat, Catur kini menjual produknya di pasar-pasar kecil dan pasar di Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo. Bahan-bahan sederhana yang ada di rumah Anda kini menjadi aset yang memungkinkan Anda terus memanfaatkan camilan bertabur biji wijen ini.

“Kami berharap memiliki fasilitas produksi yang modern untuk mendukung produksi yang lebih banyak,” ujarnya dalam siaran pers Kominfo Purbalingga.

Catur juga disarankan membantu melalui pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga. Selain itu, UKM yang terdaftar di Dinkopukmi Purbalingga juga mendapat kemudahan dari pemerintah Purbalingga ketika mendapat izin menjalankan usahanya.

“Terima kasih, bermanfaat sekali, khususnya untuk pendidikan hukum dan bisnis,” ujarnya.

Lihat video unggulan ini:

Manco merupakan kue kering berlapis wijen khas Purbalingga. Kalau dimakan rasanya renyah, tapi juga legit. Berikut informasi yang perlu Anda ketahui tentang Manco:

Manco di Purbalingga terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang berbahan dasar tepung ketan dan tepung tapioka. Karena bahan baku dasarnya lebih mahal, harga Manco yang terbuat dari tepung ketan juga hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan Manco yang terbuat dari tepung tapioka. Dan rasanya tentu juga berbeda. Kata kata orang Purbalingga: pemandangan rega ngawa, harga selalu tinggi, kualitas juga lebih baik.

Sudarsono (39) Jl AW Soemarmo Rt 03 Rw 02 Kembaran Kulon merupakan salah satu pembuat Manco yang rutin berada di Purbalingga. Darsono menuturkan, dirinya merupakan generasi kedua di perusahaan yang dibangun ayahnya Sumarjo (64).

“Ayah saya telah bekerja di pabrik Manco sejak itu, sekitar 40 tahun yang lalu. “Ketika usaha ini berlanjut dan dia merasa ingin istirahat, dia memberikannya kepada keenam anaknya, salah satunya adalah saya,” jelas putra kedua Sumarjo.

Bahan untuk membuat Manco hanya ada tiga jenis, yaitu tepung terigu (beras tapioka), gula pasir, dan wijen. Namun untuk wijen Darsono juga harus didatangkan terutama dari Makassar.

Menurut Darsono, usahanya yang kini dibantu adik perempuannya Siti Maesaroh (32) masih terus berkembang. Jangan pernah mengalami ruang hampa. Bahkan pada musim-musim tertentu seperti Idul Fitri, musim perayaan, dan lain-lain, perubahan seketika meningkat tajam. Jika menggoreng manco di hari biasa mencapai 200 kg, saat high season bisa mencapai lebih dari 500 kg per hari.

Selain penjualan lokal, Manco Darson dengan merek Miss Karmel sudah merambah ke banyak kota seperti Pekalongan, Pemalang, Tegali, Banjarnegara, dan Purwokerto. Kebanyakan pembeli yang datang ke Darsono membeli dalam jumlah besar atau grosir.

“Tapi kami juga melayani ritel,” jelasnya.

Untuk pemesanan dalam jumlah banyak, hubungi 0281 891995 terlebih dahulu. Jika produk tersedia, Anda dapat segera mengambil dan membayar. Namun jika produk sedang habis, pembeli mengetahui kapan akan menerima manco yang dipesannya.

Selain menjual manco produksinya sendiri, Darsono juga menjual makanan ringan lainnya di toko kecilnya, seperti makaroni, kentang, dan keripik jagung. Bagaimana? Apakah Anda siap untuk membeli?

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *