Sun. Sep 8th, 2024

Manfaat Tidur untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Suasana Hati

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kualitas tidur adalah kunci kesehatan mental yang baik. Kesehatan mental memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan, serta kemampuan mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.

Garam diindikasikan untuk mengobati tidur, depresi, kecemasan, dan kondisi lain yang berkaitan erat dengan kesehatan mental dan emosional.

Penelitian terus dilakukan untuk lebih memahami hubungan timbal balik antara tidur dan kesehatan mental.

Keduanya merupakan permasalahan kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun karena hubungannya yang erat, ada alasan kuat untuk meyakini bahwa peningkatan kualitas tidur dapat berdampak positif pada kesehatan mental.

Berikut manfaat tidur bagi kesehatan mental, seperti dilansir Sleep Foundation pada Minggu 7 Juli 2024. 1. Meningkatkan mood 

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas otak saat tidur sangat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional. Tidur yang cukup, terutama tidur rapid eye motion (REM), membantu otak memproses informasi emosional dengan lebih baik.

Selama tidur, otak mengevaluasi dan mengingat pikiran dan ingatan. Kurang tidur dapat menghambat kemampuan otak untuk mengkonsolidasikan kenangan emosional yang positif. 

Sekitar 75% penderita depresi menunjukkan gejala insomnia, dan banyak penderita depresi menderita kantuk berlebihan di siang hari dan hipersomnia, yaitu tidur berlebihan.

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memicu atau memperburuk depresi. Oleh karena itu, fokus pada peningkatan kualitas tidur mungkin memiliki manfaat tambahan dalam mengurangi gejala depresi.

 

Gangguan kecemasan menimbulkan rasa takut atau khawatir berlebihan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gangguan kecemasan sangat berkorelasi dengan masalah tidur. Kecemasan dan ketakutan dapat membuat pikiran Anda berpacu, sehingga dapat menyebabkan sulit tidur atau insomnia.

Masalah tidur ini dapat meningkatkan kecemasan, menyebabkan kegelisahan menjelang tidur, dan membuat sulit tertidur.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kecemasan pada orang yang rentan mengalaminya. Insomnia kronis juga bisa menjadi faktor yang membuat orang lebih rentan mengalami gangguan kecemasan.

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk membantu mengurangi gejala kecemasan.

Gangguan bipolar melibatkan perubahan suasana hati yang ekstrem, bisa ekstrem (mania) atau ekstrem (depresi).

Perasaan dan gejala yang dialami seseorang sangat bervariasi tergantung pada jenis pengalaman yang dialaminya. Namun, episode mania dan depresi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari secara signifikan.

Pada penderita gangguan bipolar, pola tidurnya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan emosinya. Selama periode mania, mereka cenderung merasa bahwa mereka membutuhkan sedikit tidur, namun selama periode depresi, mereka mungkin tidur lebih banyak.

Penelitian menunjukkan bahwa masalah tidur dapat memicu atau memicu episode mania dan depresi. Karena terdapat hubungan timbal balik antara gangguan bipolar dan tidur, pengobatan insomnia dapat membantu mengurangi efek gangguan bipolar.

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kesulitan membedakan antara kenyataan dan fantasi.

Penderita skizofrenia seringkali mengalami masalah tidur seperti insomnia dan gangguan ritme sirkadian. Menggunakan obat-obatan untuk mengobati skizofrenia juga dapat memperburuk masalah tidur mereka.

Gejala kurang tidur dan skizofrenia dapat saling menguatkan, sehingga terdapat potensi manfaat dalam menstabilkan dan menormalkan pola tidur.

Kurang tidur dan gejala skizofrenia saling berinteraksi, sehingga menstabilkan dan menormalkan pola tidur dapat memberikan manfaat yang signifikan.

Menjaga pola tidur yang sehat dapat menjadi bagian dari penanganan skizofrenia untuk membantu mengurangi gejala.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *