Sat. Sep 21st, 2024

Mantan Dubes AS untuk RI Robert Blake: AI Deepfake Bisa Jadi Ancaman di Pilpres AS 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Mantan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake menilai ada kekhawatiran atas penyalahgunaan AI deepfake pada pemilu AS pada November 2024. Lebih jauh lagi, peningkatan kecanggihan teknologi dapat menjadi ancaman.

Namun Robert Blake mengatakan kecanggihan AI deepfake bisa diatasi dengan kemajuan teknologi yang semakin maju.

“Pandangan saya adalah banyak perusahaan teknologi sekarang mengembangkan mekanisme untuk mendeteksi upaya penipuan skala besar,” kata Blake pada diskusi bertajuk Percakapan dengan Duta Besar Robert Blake: Pembaruan Kebijakan Luar Negeri dan Pemilu AS yang diadakan di FPCI pada hari Senin. 5). /2024).

“Jadi, kita akan lihat bagaimana tim Joe Biden atau Donald Trump menghadapi penyebaran video palsu yang merugikan tim mereka.”

Lebih lanjut Robert Blake juga menjelaskan bagaimana partisipasi masyarakat dapat mengatasi risiko penyalahgunaan AI deepfake.

“Saya kira masyarakat sadar akan risiko itu. Jadi saya tidak yakin itu akan terjadi.”

Di sisi lain, Robert Blake juga menekankan persepsi Amerika Serikat terhadap pemilihan presiden yang baru saja digelar di Indonesia (Pilpress). Ia membantah Indonesia merupakan negara yang memiliki isu-isu strategis di kawasan.

“Sejauh yang kita ketahui tentang masyarakat Indonesia, banyak isu-isu strategis tingkat tinggi di dunia yang menjadikan Indonesia penting. Pembangunan ekonomi, negara penting dan mitra strategis bagi AS dan tentu saja negara demokrasi mayoritas Muslim terbesar.”

Oleh karena itu, kami mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas terpilihnya beliau sebagai Presiden Indonesia.

Isu aborsi kini menjadi isu kampanye yang signifikan di setiap negara bagian, dan diperkirakan akan mendominasi tema kampanye pemilu AS tahun depan.

Pemungutan suara saat ini sedang berlangsung di negara bagian Ohio untuk pemilihan kota dan kabupaten. Diperkirakan jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara akan lebih besar dari biasanya, karena dimulainya pemungutan suara non-serikat buruh mendapat banyak perhatian di Ohio. Salah satu pendorongnya adalah akses terhadap aborsi ada dalam surat suara, yang disebut Edisi 1.

Edisi 1 adalah usulan amandemen konstitusi yang akan “memberi setiap orang hak untuk membuat dan melaksanakan keputusan reproduksinya sendiri”.

Warga Columbus, Ohio, Linda DeBord, bertemu di luar Dewan Pemilihan Franklin County dan mengulangi komentarnya. “Saya kira itu bukan urusan siapa-siapa, tapi keluarga menentukan pilihan reproduksinya sendiri,” ujarnya.

Laman VOA Indonesia menyebutkan bahwa Debord dan pendukung Edisi 1 lainnya berpendapat bahwa keputusan mengenai aborsi harus berada di tangan perempuan dan keluarganya, dokter dan pemuka agama, dan tidak dikendalikan oleh pemerintah.

Pendukung proposal tersebut mengatakan bahwa pemberlakuan amandemen tersebut akan membahayakan persyaratan izin orang tua di Ohio bagi anak di bawah umur yang ingin melakukan aborsi dan jenis perawatan medis lainnya secara umum.

Gubernur Ohio Mike DeWine termasuk di antara mereka yang menentang perubahan peraturan di negara bagian tersebut. “Saya memilih tidak pada edisi pertama. Anda tahu, apakah Anda pro-kehidupan atau pro-pilihan, amandemen ini sudah keterlaluan.”

“Saya rasa orang bisa mempunyai pendapat berbeda mengenai aborsi,” kata DeWine. orang melakukannya. “Ini adalah masalah yang sangat kontroversial, tapi saya juga yakin ada jalan tengah yang selalu bisa kita temukan, tapi ini bukan jalan tengah.”

Amandemen tersebut muncul setelah serangkaian kemenangan pendukung hak aborsi di negara-negara bagian dengan mayoritas pemilih Partai Demokrat dan Republik di seluruh Amerika Serikat.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *