Sat. Sep 28th, 2024

Masalah Sendi Tak Melulu Serang Lansia, Dokter Ortopedi Jelaskan Keluhan Lutut yang Kerap Dialami Orang Muda

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masalah persendian tidak selalu berkaitan dengan penuaan. Menurut dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Medistra Kiki Novito, anak muda juga bisa mengalami masalah sendi dan lutut.

“Salah satu penyebab kerusakan sendi yang paling umum adalah faktor usia. Namun, anak muda juga cenderung mengalami cedera, persendiannya rusak, patah, sehingga mau berbuat apa pun, persendiannya mengapur, kalau jalan pun sakit. tulang rawannya hilang,” jelas Kiki usai jumpa pers VELYS Robotic-Assistive Solution for Knee Surgery di Rumah RS Medistra Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Masalah persendian pada usia muda juga bisa terjadi akibat infeksi lutut. Infeksi ini tidak ditangani dengan baik sehingga permukaan lutut menjadi keras. Tidak hanya itu, penderita penyakit autoimun juga sering kali menderita rheumatoid arthritis, dimana sistem imun atau kekebalan tubuh mereka menyerang persendian hingga hancur.

“Yang termuda yang pernah saya operasi adalah usia 14 tahun, karena permukaan sendinya rusak sehingga indikasi operasi sendi tidak tergantung pada usia, tapi pada derajat kerusakan sendi,” kata Kiki.

Pada acara yang sama diperkenalkan teknologi robotik untuk bedah sendi bernama VVELYS. Ini merupakan teknologi pertama di Indonesia yang dapat membantu operasi sendi.

“Pada dasarnya, perangkat robotik ini adalah asisten robotik yang dapat membantu proses ini (memutar campuran).”

Seperti yang dijelaskan Kiki sebelumnya, ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama terjadinya cedera sendi pada usia muda: Penyakit autoimun Cedera yang merusak sendi Penyakit menular.

“Kalau diturunkan ke orang tuanya, sering kita sebut dengan pengapuran murni atau pengapuran primer tanpa alasan. Seiring pertumbuhannya, persendiannya semakin rusak, yang biasanya bersifat genetik.”

“Misalnya kalau dia perempuan, ibunya menderita pengapuran, maka kemungkinan dia terkena pengapuran juga tinggi. Sekarang dia harus lebih giat beraktivitas, olah raga, latih persendiannya dan tuliskan itu semua,” sarannya. .

Kiki menjelaskan, tidak ada darah di persendian atau tulang rawan. Sendi dapat menerima nutrisi dari cairan sinovial dan kapsul sendi.

“Jadi dengan aktivitas sendi, Anda akan menjaga sendi itu. Menjaga otot sendi akan menjaga kestabilan sendi. Jadi dengan fungsi yang lebih baik, hidup aktif, maka sendi akan terjaga.”

“Tapi sebenarnya kalau orang hidup males (malas gerak), capek olah raga, otot lemas, tidak bangun, mudah terjadi pengapuran,” jelas Kiki.

Lebih lanjut, Kiki mengatakan, ada empat derajat pengapuran pada lutut sebagai berikut: Kelas 0: Orang sehat Kelas 1: Terjadi sedikit kerusakan pada persendian Kelas 2: Gejala Mulai tampak kaku pada lutut. 3: Gejala kaku menghilang. Karakter 4: Karakter terkuat.

“Gelar empat artinya kalau di rontgen akan ditemukan tulang femur dan tulang tibia. Bayangkan sakitnya kalau ketemu tulang dan tulang tanpa tulang rawan. Jadi derajat empat, perlu dioperasi.”

Sedangkan kelas 1 dan 2 pada usia 45 hingga 50 tahun biasanya ditandai dengan tidak bisa langsung berdiri setelah bangun tidur.

“Ketika saya bangun dan ingin bergerak, saya merasa lutut saya kaku, saya tidak bisa langsung menekuknya, jadi saya butuh beberapa menit untuk mengendurkan lutut saya sebelum saya bisa berjalan pergi. Itu tanda-tanda awal, seperti dosisnya dilanjutkan, gejalanya akan hilang.”‘

Pada keadaan berikutnya, pasien merasa sembuh karena bisa langsung bangun setelah tidur. Padahal, tanpa disadari, ia sudah memasuki tahap pengapuran selanjutnya.

“Pada kelompok 3, gejala yang muncul saat berjalan jauh hilang. Dan sayangnya penyakit ini belum ada obatnya, karena penyakitnya sangat mematikan. Kalau pakai ban mobil dan sudah tua, saya tidak bisa. kasih kamu sesuatu untuk menumbuhkan kembali ban itu,” pungkas Kiki.    

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *