Thu. Oct 10th, 2024

Maskapai Berbondong Batalkan Penerbangan ke Beirut Lebanon Akibat Serangan Udara Israel

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Maskapai internasional telah menangguhkan lebih banyak penerbangan ke Lebanon sejak Senin, 23 September 2024 di tengah pemboman Israel yang menewaskan 560 orang. Maskapai yang berbasis di Uni Emirat Arab ini mengumumkan penghentian sementara. penerbangannya. Ke Beirut pada hari Selasa dan Rabu, 24 dan 25 September 2024.

Maskapai penerbangan kelompok tersebut, flydubai, juga menangguhkan penerbangan ke Beirut pada hari Selasa dan Rabu. Laporan dari Guardian, 25 September 2024 Emirates mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Keselamatan kru dan pelanggan kami adalah yang terpenting dan tidak akan dikompromikan.”

Qatar Airways, yang mengoperasikan dua penerbangan setiap hari ke ibu kota Lebanon, Beirut, juga menangguhkan layanan selama dua hari. “Karena situasi di Lebanon, Qatar Airways untuk sementara menangguhkan penerbangannya ke dan dari Bandara Internasional Beirut Rafik Hariri hingga 25 September (2024),” katanya.

Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap milisi Hizbullah di Lebanon pada hari Senin, yang oleh pemerintah Lebanon disebut sebagai “hari paling mematikan dalam beberapa dekade” di negara itu. Air France telah memperpanjang penangguhan penerbangannya ke Beirut pada 24 September 2024 hingga 1 Oktober 2024.

Seorang juru bicara maskapai penerbangan mengatakan kepada AFP bahwa keputusan tersebut disebabkan oleh dugaan “situasi keamanan”. Dia menambahkan bahwa penerbangan ke Israel dan Tel Aviv, yang ditangguhkan oleh Air France minggu lalu, beroperasi normal setelah akhir pekan.

 

Lufthansa Jerman telah menangguhkan penerbangan ke Beirut hingga 26 Oktober 2024. Pada hari Selasa, pihaknya juga memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv dan ibu kota Iran, Teheran, hingga 14 Oktober 2024.

Dia mengatakan dia “terus memantau situasi dengan cermat dan menilainya dalam beberapa hari mendatang.” Maskapai penerbangan Mesir mengatakan Mesir telah menangguhkan semua penerbangan ke Beirut sampai situasi di Lebanon membaik.

Komisi Pengaturan Penerbangan Sipil Yordania mengatakan pada hari Senin bahwa penerbangan Royal Jordanian Airlines ke Beirut telah ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebelumnya, Qatar Airways melarang penumpangnya membawa pager dan walkie-talkie pada penerbangan 20 September 2024 dari Beirut, Lebanon.

Langkah ini dilakukan setelah Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Lebanon mengeluarkan surat edaran kepada semua maskapai penerbangan. Menurut CNBC pada 21 September 2024, surat edaran tersebut menyatakan: “Semua maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Beirut-Rafik Hariri meminta agar semua penumpang yang transit melalui bandara diberitahu bahwa mereka dilarang membawa pager dengan perangkat apa pun di dalam pesawat, bahkan di dalam koper. atau genggam.” di bagasi mereka serta melalui kargo udara.”

Qatar Airways mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Sesuai dengan arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Lebanon, semua penumpang yang berangkat dari Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri (BEY) dilarang membawa pager dan walkie-talkie ke dalam pesawat.”

Larangan ini berlaku untuk bagasi kabin tercatat dan terdaftar serta kargo dan akan tetap berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut, tambah mereka. Kejadian aneh ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon mengejutkan seluruh dunia.

Dalam apa yang tampak seperti “serangan terkoordinasi”, perangkat pager pertama kali diledakkan pada 17 September 2024. Pada Rabu, 18 September 2024, sebuah alat walkie-talkie dan radio meledak.

Menurut Al Jazeera, dua serangan di Lebanon yang berdekatan meningkatkan kekhawatiran mengenai penggunaan perangkat elektronik dan situasi keamanan di negara tersebut. Ponsel, laptop, sel surya dan radio dibeli pada waktu yang sama dalam lima bulan terakhir.

Perangkat tersebut meledak di Beirut serta pinggiran selatannya, seperti Hermel, Baalbek, Saida, Nabatieh, Tyre, Nakura dan Marjaun. Para pejabat masih berusaha mengendalikan ledakan perangkat mencurigakan yang ditemukan di beberapa wilayah negara itu pada Rabu malam.

Ketegangan dan kecemasan di kalangan warga Lebanon meningkat karena perangkat yang meledak pada hari Rabu itu bersifat “modern” dan digunakan secara luas. Maria Bustani, seorang perencana acara, mengatakan kepada timnya untuk membuang stasiun yang mereka gunakan untuk berkomunikasi di pesta pernikahan dan acara lainnya, karena khawatir akan keselamatannya.

“Mungkin mereknya tidak sama, tapi kita tidak tahu apa yang terjadi,” ujarnya. Namun Bustani mengatakan timnya akan menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. “Lebih baik aman daripada menyesal,” katanya. Tim tidak menggunakan pager.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghubungi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk membahas proses pemulangan WNI ke Lebanon, dilansir News Channel matthewgenovesesongstudies.com, 25 September 2024. “Indonesia mengutuk keras serangan Israel. Kami di Lebanon dan kami menyerukan kepada seluruh negara dan PBB untuk merespon dengan cepat untuk mencegah jatuhnya korban jiwa,” ujarnya.

Direktur Perlindungan Sipil (WNI) Indonesia dan Pejabat Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (BHI) Judha Nugraha dalam pesan tertulis pada Selasa, 24 September 2024: “Ada KBRI di Beirut mulai Agustus 2024. Statusnya Alert 1 untuk seluruh Lebanon telah diperbaharui dari sebelumnya, mulai Oktober 2023 Pesan 1 yang dipasang KBRI Lebanon Selatan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *