Wed. Sep 25th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Maulid Nabi merupakan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Lalu timbul pertanyaan, tanggal 12 Rabiul Awal 1446 H jatuh pada tanggal berapa?

Sehubungan dengan itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Lembaga Kebencanaan (LF PBNU) mengumumkan awal bulan Rabiul Awal 1446 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 5 September 2024.

Hal itu disampaikan melalui Maklumat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Lembaga Kebencanaan Nomor 056/LF–PBNU/IX/2024 tanggal Awal Rabiul Awwal 1446 H. Pengumuman ini ditandatangani oleh Presiden LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Selasa ( 3/9/2023).

Keputusan ini didasarkan pada tidak terlihatnya hilal di Indonesia pada Selasa 29 Shafar 1446 atau 3 September 2024.

“Dikabarkan Rukyatul Hilal akan lahir pada hari Selasa, 29 Shafar Hijriah 1446 / 3 September 2024. Terlampir laporan tempat lahirnya Rukyatul Hilal. Tidak semua tempat terlihat bulan sabit,” tulisnya dalam pengumuman tersebut. NU Online, Jumat (13/9/2024).

Oleh karena itu, awal bulan Rabiul Awal 1446 H bertepatan dengan Kamis Klivon tanggal 5 September 2024 (mulai Kamis malam) berdasarkan konsumsi, lanjut pengumuman tersebut.

Oleh karena itu, Maulid Nabi akan jatuh pada hari Senin, 16 September 2024, 12 Rabi’ul-Awal 1446.

Dalam sejarah tradisi Arab, Ahmad Tsauri dalam bukunya “Kelahiran Nabi” terbitan 2015 mencatat, umat Islam mencatat kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tahun kedua Hijriah.

Catatan ini merujuk pada Nuruddin Ali dalam bukunya Wafaul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa seseorang bernama Khayzuran (170 H/786), yang merupakan ibu dari Amir al-Mukmin Musa al-Hadi dan al-Rasid, datang ke Madinah. Ia memerintahkan warga merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran pun mengunjungi Mekkah dan memerintahkan penduduknya merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jika diadakan di masjid di Madinah, Khaizuran memerintahkan warganya untuk merayakan Maulud di rumahnya masing-masing.  

Khaizuran merupakan tokoh berpengaruh pada masa pemerintahan tiga khalifah dinasti Abbasiyah, yaitu khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), khalifah al-Hadi dan khalifah al-Rasyid (putra).

Karena pengaruhnya yang besar inilah, Khaizuran mampu memobilisasi komunitas Muslim di Arab. Hal ini dilakukan melalui keteladanan ajaran mulia Nabi Muhammad SAW dan kepemimpinannya yang terus menginspirasi warga Arab.

Pada masa Dinasti Abbasiyah terjadi pembaharuan pemikiran dalam segala bidang kehidupan, mulai dari perkembangan ilmu pengetahuan umum dan arsitektur hingga tempat-tempat bersejarah. Khaizuran merupakan orang yang menaruh perhatian besar terhadap Nabi Muhammad SAW dan tempat bersejarah Nabi Muhammad SAW. Termasuk awal mula penghormatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW.  

Nabi Muhammad SAW diyakini lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun gajah (571 M). Namun catatan Muhammad Hussain Haykal dalam The Life of Muhammad (2006) menyebutkan bahwa Nabi lahir lima belas tahun sebelum kejadian gajah.

Ada yang mengatakan bahwa ia lahir beberapa hari atau beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelah tahun gajah. Ada yang menganggapnya tiga puluh tahun, ada pula yang menghitungnya sampai usia tujuh puluh.

Di Jazirah Arab, masa Islam Nabi Muhammad sering diberitakan sebagai masa Jahiliyya, atau masa kebodohan, penyimpangan, atau kebodohan. Menurut M. Qureish Shihab dalam bukunya “Lentera Hati” (2007), keadaan ini kerap dikaitkan dengan keputusan pengiriman Rasulullah terakhir ke negeri ini.  

Nabi Muhammad SAW berasal dari suku Quraisy yang berpengaruh di Mekkah. Suku ini mempunyai dua keluarga besar yakni Hasyim dan Umayyah. Keluarga Hasyim (Bani Hasyim) dikenal sebagai keluarga pemberani, bermartabat, simpatik, berbudi luhur dan bertakwa.

Sedangkan keluarga Bani Umayyah adalah pekerja ambisius dan politisi tidak jujur ​​yang pandai menipu. Menurut al-Aqqad, para ahli sejarah menyetujui hal ini dan tidak menyangkalnya bahkan setelah Bani Umayyah berkuasa.

Umat ​​Islam tidak hanya bergembira merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, namun juga bersyukur atas keteladanan, jalan hidup, dan bimbingan Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Indonesia tidak hanya agama, suku, bahasa, seni, dan lain sebagainya. tidak beragam atau jamak dalam maknanya, namun juga beragam dalam mengungkapkan tradisi dalam praktik keagamaan seperti maulud.

Misalnya di Sulawesi Selatan yang merayakan Maulud dengan caranya sendiri. Perayaan hari lahirnya disebut Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Hal ini dirayakan bahkan lebih dari Idul Fitri.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *