Fri. Sep 20th, 2024

Maybank Bagikan Dividen Rp 10,29 per Saham, Cek Jadwalnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 784,53 miliar dari laba bersih Rp 1,74 triliun. Keputusan tersebut diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar pada Senin, 1 April 2024.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/3/2024), perseroan membagikan dividen sebesar 45 persen dari laba bersih tahun 2023, dan dividen tersebut setara Rp 10.29.365 per saham.

Selain itu, sisanya sebesar 55% atau Rp958,87 miliar akan dialokasikan sebagai laba ditahan perseroan.

Pemegang saham yang berhak menerima dividen tunai tahun buku 2023 adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Maybank Indonesia pada tanggal 19 April 2024. Saat ini dividen tunai tersebut akan dibayarkan pada tanggal 30 April 2024. Jadwal pembayaran dividen:

Berakhirnya masa perdagangan saham dengan hak dividen atau dividen

– Pasar reguler dan negosiasi pada 17 April 2024

-Pasar uang pada 19 April 2024

Awal masa perdagangan saham tanpa hak dividen (kecuali dividen):

– Pasar reguler dan negosiasi pada tanggal 18 April 2024

-Pasar uang pada 22 April 2024

Tanggal daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen tunai adalah 19 April 2024

Tanggal dividen tunai adalah 30 April 2024

Pada penutupan perdagangan saham Selasa 2 April 2024, saham BNII menguat 2,36 persen ke Rp 260 per saham. Saham BNII berada pada posisi tertinggi Rp 262 dan terendah Rp 254 per saham. Kapitalisasi pasar saham BNII sebesar Rp 19,59 triliun.

Sebelumnya, Maybank Indonesia dilaporkan meraih laba sebelum pajak (PBT) yang meningkat 15,4 persen menjadi Rp 2,35 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp 2,04 triliun.

Laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) naik 18,5 persen menjadi Rp 1,74 triliun pada 2023 dibandingkan Rp 1,47 triliun pada periode 2022, demikian dikutip dari laman Maybank Indonesia Kamis 7 Maret 2024.

Pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 3,7% didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi dan peningkatan pendapatan dari penciptaan aset. Margin bunga bersih meningkat sebesar 7 basis poin menjadi 5%, meskipun biaya simpanan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.

Fee based income meningkat 15,6% menjadi Rp2,03 triliun pada periode 2022 dari Rp1,76 triliun karena fee income transaksi pasar global naik 33,6% menjadi Rp181 miliar dari Rp136 miliar.

Bank juga mencatat pendapatan fee pasar non-global yang naik 14,1% menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun, didukung oleh pendapatan fee pemulihan aset yang meningkat lebih dari lima kali lipat, fee bisnis kartu kredit yang meningkat sebesar 22,8% dan fee terkait untuk pemulihan aset. – Metode pembiayaan mobil meningkat sebesar 5,2%.

 

Total kredit yang disalurkan mencapai Rp116,00 triliun, naik 7,6% dari Rp107,82 triliun pada tahun 2022. Hal ini sejalan dengan stabilnya iklim usaha dan membaiknya daya beli masyarakat pada tahun 2023.

Kualitas aset Maybank Indonesia dinilai membaik berkat upaya pengawasan, pemantauan dan pemantauan kredit yang terus dilakukan bank, disertai dengan iklim usaha yang lebih baik. Pendapatan operasional setelah pencadangan meningkat 14,2% karena penurunan cadangan devisa (CKPN) sebesar 11,9%. Saldo kredit bermasalah mengalami penurunan sebesar 9,8%.

Bank mencatat persentase kredit bermasalah membaik menjadi 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 dari 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022.

Per Desember 2023, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 96,3% dan rasio cakupan likuiditas (LCR) berada pada level yang sehat sebesar 210,2%, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100%.

Rasio kecukupan modal tetap kuat sebesar 27,7% pada Desember 2023, dengan total modal mencapai Rp 29,84 triliun pada akhir Desember 2023.

 

Sementara itu, induk perusahaan, Maybank, bank terbesar keempat di Asia berdasarkan aset, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 17,5 persen menjadi RM9,35 miliar pada tahun 2023. Laba sebelum pajak meningkat 5,6 persen menjadi RM12,53 miliar Demikian dikutip dari keterangan resmi perusahaan yang ditulis pada Kamis (3/7/2024).

Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan operasional akibat membaiknya kondisi perekonomian di tingkat regional dan penurunan signifikan pada penyisihan terkait penurunan nilai bersih.

Pendapatan operasional naik 3,3% menjadi RM27,36 miliar didukung oleh pendapatan non-bunga, yang naik 38,3% dibandingkan tahun lalu karena pendapatan yang lebih tinggi dari investasi, perdagangan, nilai tukar mata uang asing, dan pendapatan fee yang lebih tinggi.

Sementara itu, pendapatan bunga mengalami penurunan sebesar 6,6% karena penurunan margin bunga bersih sebesar 27 basis poin akibat kenaikan biaya pembiayaan dan berlanjutnya persaingan produk tabungan, meski kurang intens pada paruh kedua tahun 2023.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *