Fri. Sep 20th, 2024

Megawati Singgung Leletnya Upaya Tangani Problem Pangan dan Ketahanan Energi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal perwujudan Trisakti, salah satu ajaran Bung Karn; Ia dominan dalam bidang politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan individual dalam bidang budaya. 

Megawati meyakini Trisakti merupakan perwujudan ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang masih berlaku hingga saat ini dan tetap menjadi motor penggerak kemajuan Indonesia Raya.

Hal itu diungkapkan Megawati dalam pidato penutupnya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP ke-5 di Stadion Internasional Beach City Ankol Jakarta, Minggu (26/05/2024). Rakernas PDIP kali ini mengangkat tema “Satiameva Jayate: Kebenaran Akan Menang” dan subtema “Kekuatan Persatuan Rakyat dalam Kebenaran”.

“Di dalamnya terkandung hakikat kemerdekaan, cita-cita bangsa, dan tujuan bernegara sejak awal berdirinya.” “Semuanya dirumuskan dengan baik, relevan untuk masa kini dan tetap menjadi motor penggerak kemajuan Indonesia Raya,” kata Megawati. katanya. Konsep Bung Karn dihapuskan oleh rezim Orde Baru

Menurut Megawati, Bung Karno menggagas model pembangunan nasional terencana universal dengan pendekatan ilmiah yang melibatkan lebih dari 600 dokter dari berbagai disiplin ilmu untuk mewujudkan Trisakti. 

Namun sayang, konsep tersebut “terhapus” ketika rezim otoriter Soeharto berkuasa. Padahal, semangat dan pola dasar yang akan menyikapi dinamika dan perkembangan zaman selalu kekinian.  

“Orang selalu bilang kenapa jam tangan itu disembunyikan padahal masa Pak Harto dicabut? Lalu saya buka, ada apa dengan ayah saya? Sebenarnya ini dibuat untuk konsep masa depan dengan pendekatan saintifik yaitu bukan dokter, melibatkan lebih dari Megawati yang berjumlah 600 orang mengatakan, “Dokter adalah ilmu. Masyarakat menjadi akademisi, ilmuwan yang dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai disiplin ilmu,” ujarnya. 

“Semangat dan pola dasar pembangunan selalu terkini, misalnya tentang pentingnya spesialisasi ilmu-ilmu dasar, membangun kedaulatan pangan, energi, kesehatan manusia dan pentingnya spesialisasi teknologi yang mendukung industri maju.” lanjutnya.     

Dalam konteks saat ini, Megawati menyayangkan kebijakan pemerintah yang hanya mementingkan impor.

“Kedaulatan pangan sebenarnya selalu kurang, selalu diiklankan dengan alasan impor. Saya tidak terima impor, tapi harus ada kekuatan untuk tidak impor,” tegasnya. 

“Karena masalahnya, jika permasalahan beras dalam pangan disebabkan oleh pemanasan global, maka kita akan sulit mengetahui dari mana makanan tersebut berasal.” “Ini instruksi saya, sebaiknya ditanam 10 tanaman sebagai pengganti padi, ada alasannya,” imbuhnya. 

Megawati juga menyinggung soal ketahanan energi. Baik air, energi matahari, dan lainnya. Semua itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat, sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945. 

“Ada begitu banyak energi yang tidak digunakan; angin, air, matahari, dan lain-lain. Apakah masyarakat ingin menjadi cukup pintar untuk membayar mahal dalam hal kesehatan masyarakat, dalam hal pandangan politik mereka? “Berapa banyak orang kaya di sana?” dibandingkan dengan warga negara kita yang masih belum memilikinya,” ujarnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *