Fri. Sep 20th, 2024

Meluncur di Eropa, MG3 Hybrid Tawarkan Efisiensi Tinggi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – MG Motors, salah satu merek di bawah SAIC China, resmi meluncurkan model hatchback hybrid MG3 untuk pasar Eropa.

Memanfaatkan melambatnya pertumbuhan permintaan mobil listrik murni, merek Tiongkok ini menawarkan model lain dengan emisi lebih rendah daripada mengandalkan pengisian daya.

Menurut Reuters, sistem hybrid murni menggabungkan mesin bahan bakar fosil yang mengisi baterai besar sehingga memungkinkan mobil berjalan sebentar-sebentar dalam mode listrik dan tanpa emisi.

MG mengatakan baterai MG3 lebih besar dibandingkan model pesaing lainnya. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk bekerja tanpa emisi dalam waktu lama. Hibrida MG3 saat ini hanya dijual di Inggris.

Sementara itu, pabrikan di Eropa dan negara lain berlomba-lomba untuk beralih ke kendaraan listrik secepat mungkin.

Selain itu, berbagai model juga hadir dengan harga yang lebih terjangkau seiring dengan mulai dirilisnya model-model dengan harga lebih murah di benua biru oleh produsen mobil listrik China.

Sementara itu, permintaan kendaraan listrik melambat karena kurangnya model yang terjangkau dan infrastruktur pengisian daya yang lambat.

FYI, MG Motors sendiri didirikan di Inggris pada tahun 1924 dan dimiliki sepenuhnya oleh SAIC sejak tahun 2007.

MG Motor Indonesia telah memulai produksi dua mobil listrik di Indonesia, MG4 EV dan MG ZS EV. Kendaraan ramah lingkungan buatan Indonesia juga akan diekspor ke Australia pada tahun ini.

Menurut Arif Syarifudin, Marketing and PR Director MG Motor Indonesia, model pertama yang dihadirkan di Negeri Kanguru itu adalah MG ZS EV.

“Iya (ekspor ke Australia) tapi prioritas akan diberikan kepada MG ZS EV pada Q4 2024. Sedangkan untuk MG4 EV pertama untuk performa di dalam negeri,” jelas Arif saat ditemui baru-baru ini di Jakarta Selatan.

Sedangkan untuk MG4 EV, tambahnya, kemungkinan besar akan diekspor pada tahun 2025. Sementara untuk negara sasaran ekspor, MG Motor Indonesia juga akan menyasar banyak negara lain di Asia Tenggara.

“Kami punya Vietnam, Filipina, dan Australia. Kami menargetkan mengalokasikan 30 persen dari total kapasitas produksi kami untuk kebutuhan ekspor,” tambah Arif.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *