Fri. Sep 27th, 2024

Membangun Ruang Baca Publik nan Asyik demi Dongkrak Literasi Warga

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pendidikan masih menjadi aktivitas domestik utama di Indonesia. Hal ini tidak menunjukkan perkembangan positif dalam langkah-langkah tersebut. Berdasarkan data Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diterbitkan OECD pada Desember 2023, Indonesia masuk dalam daftar 11 negara dengan kemampuan membaca terendah, negara tersebut dan negara tetangga di Asia Selatan -timur, seperti Singapura dan Malaysia. .

Upaya kecil apa pun untuk meningkatkan minat membaca patut diapresiasi. Salah satunya melalui Omah Perpustakaan dan Literasi. Keduanya berusaha menarik perhatian pembaca melalui ruang terbuka yang didesain menarik.

Perpustakaan Omah terletak di Tangerang, tepat di Taman Vila Meruya. Bentuknya bangunan panggung, posisinya berada di komplek rumah bangsawan, namun bersebelahan dengan desa kecil yang dihubungkan dengan jembatan kecil. 

Didirikan oleh Realrich Sjarief, arsitek pendiri RAW Studio, Perpustakaan Omah bisa dikatakan berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Waktu belajar di lokasi ini dibatasi hanya dua jam saja karena lokasi tersebut dirancang sebagai tempat pemberhentian sementara. Mereka yang datang harus melakukan reservasi dan membayar sesuai dengan akomodasi yang akan mereka hadiri, atau belajar dan bekerja atau berwisata untuk melihat tempat tersebut dari dekat.

Ide pembukaan perpustakaan ini memang berawal dari keinginan menulis, dari saya dan tim, karena ingin banyak menulis ide-ide tentang buku dan arsitektur, kata Rich kepada Tim Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com, Kamis, Mei . 23.2024.

Mereka kemudian membuka perpustakaan Omah pada tahun 2016 dengan menggunakan waktu sehari dari rumah. Buku-buku koleksinya dan istrinya memenuhi rak perpustakaan. Mengingat karirnya sebagai seniman, tidak mengherankan jika sebagian besar koleksi buku yang tersedia adalah buku-buku tentang arsitektur dan pembangunan manusia. Hanya 10 persen yang bukan bangunan. 

“Saya dan tim percaya bahwa literasi di Indonesia masih rendah dan nilainya termasuk yang terburuk di dunia. Oleh karena itu, melalui arsitektur, kami mencoba membuat membaca buku menjadi menyenangkan. , “Ini adalah perpustakaan untuk segelintir orang yang sukses.” , tapi pesannya untuk banyak orang,” katanya.

Bukan sekedar ruang belajar, tapi punya banyak fungsi. Mereka sering mengadakan sesi diskusi arsitektur di sana. Sasaran utamanya adalah mereka yang mempelajari arsitektur dan tertarik dengan arsitektur. 

“Kami selalu mengadakan acara berbagi karena ini acara yang menarik bagi kami. Oleh karena itu, idenya lebih pada berbagi dengan komunitas yang ada, karena saya pribadi Realrich, di studio saya sudah ada pekerjaan konstruksi juga. Tapi kalau kita berbagi itu benar?

Pengetahuan arsitektur digunakan secara efektif dalam merancang ruang yang cocok untuk semua pengunjung. Mengadopsi konsep arsitektur bioklimatik, ruang seolah ingin menjadi sebuah kawasan dengan tanaman yang menyatu dengan bangunan. Di beberapa tempat, mereka menyisakan ruang terbuka agar Anda bisa terhubung dengan alam.

Penggunaan jendela berukuran besar memungkinkan masuknya cahaya alami dan menjadi elemen dekoratif. Salah satunya adalah perpustakaan yang berada di atas toko buku dan ruang administrasi. Terdapat pojok baca favorit dan foto-foto Instagrammable. Terdapat juga perpustakaan anak di gedung yang terpisah dari gedung utama. Ini adalah fitur unik dengan mezzanine sebagai ruang tambahan.

“Sejak tahun 2016, kami terus melakukan pengembangan, hingga saat ini kami telah menyelesaikan 8 tahun. Untuk terus berkembang, tantangan terbesarnya adalah bagaimana terus dan berkontribusi terhadap perpustakaan ini, meskipun tidak ada yang membantu kami, kami harus terus melanjutkan,” lanjutnya.

 

Semangat yang sama juga tercermin di Karatu, sebuah resor di Magelang, Jawa Tengah. Dibuka pada tahun 2023, ini merupakan pemenuhan impian masa kecil Cristian Rahadiansyah, seorang penulis lepas. Ia ingin membuka sekolah negeri dan meninggalkan Jakarta pada usia 40 tahun.

Nina Hidayat, salah satu pendiri Melek Literate, mengatakan: “Ada banyak tembok yang membatasi kita dari buku, termasuk masalah keuangan dan kemudahan akses terhadap peralatan. Melek Present menawarkan pengalaman membaca yang menyenangkan karena taman membaca terbuka untuk umum.” . , kepada Liputan6 Lifestyle Team .com, pada waktu berbeda.

Untuk menunjang hal tersebut, selain koleksi buku yang berjumlah lebih dari 700 judul dari berbagai bidang agama, sosial, politik, ekonomi, fiksi dan teknologi, bangunan ini dibuat sangat menarik. Nina mengatakan, arsitek Marco Kusumawijaya dan Andesh Tomo membantu mereka merancang taman yang memperhatikan lingkungan sekitar.

“Gaya arsitekturnya Indonesia modern dan ventilasinya baik sehingga Anda bisa tinggal di rumah ini dengan sedikit AC,” ujarnya.

Selain itu, perpustakaan ini juga telah bekerja sama dengan Kanca Studio yang fokus dalam menciptakan perpustakaan yang indah dan bermanfaat. Mereka memaksimalkan ruang terbatas karena berbagai alasan. Namun yang terpenting tetap mengembangkan tempatnya.

“Desain yang bagus itu penting, tapi bukan sekadar dekorasi untuk menarik pengunjung,” kata Nina yang juga bekerja di Festival Kesenian Jakarta itu.

 

 

Nina mengatakan perpustakaan ini terbuka untuk umum dan akan dibuka pada 1 Juni 2023. Selama hampir setahun, tamu datang dari seluruh dunia. Penduduk Kabupaten dan Kota Magelang mempunyai keluarga dengan anak-anak, karena lokasinya cocok untuk anak-anak, pelajar yang belajar di Magelang dan pengunjung dari kota. “Termasuk Yogyakarta, Semarang, dan Temanggung,” ujarnya.

Setiap minggunya ada sekitar 50 pengunjung yang datang antara hari Jumat hingga Senin. Mereka tidak menggunakan keanggotaan sehingga buku hanya dibaca di website.

Seperti di Perpustakaan Omah, koleksi Naskah koleksi pendiri kemudian dibawa ke Magelang dari Tangsel, tempat tinggal aslinya. Komposisi bukunya berbeda karena Nina dan Cristian punya minat yang berbeda.

“Cristian mengoleksi buku-buku sosial dan politik, perjalanan dan agama; sedangkan Nina banyak membaca fiksi dan seks,” katanya.

Perpustakaan juga mempunyai koleksi khusus yaitu rak buku Magelang. Isinya mulai dari buku sejarah Borobudur dan Magelang, tokoh kelahiran Magelang (termasuk Jacob Oetama dan Gepeng “Srimulat”), hingga buku terbitan dan karya penulis lokal.

Nina menambahkan, “Sumbangan buku diterima dalam rangka melestarikan buku-buku pilihan di bidang Literasi.”

Selain buku dan gedung, mereka juga menyediakan berbagai fasilitas untuk membuat para tamu betah, antara lain kedai kopi dan jajanan, area taman untuk piknik, bahkan wifi. Jadi, kapan kamu berhenti belajar di sana?

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *