Mon. Sep 16th, 2024

Menelisik Kontribusi Pasar Modal dalam Ekonomi RI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pasar modal menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Secara sederhana, pasar modal merupakan tempat bertemunya para kapitalis (emiten) dan investor (investor).

Semakin banyak perusahaan menambah modal, maka diharapkan semakin besar pula ekspansi yang dapat membantu meningkatkan perekonomian.

Inarno Jajadi, Direktur Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjelaskan kebijakan OJK untuk mendorong pertumbuhan dan integritas pasar modal Indonesia.

OJK berupaya meningkatkan basis investor dengan memperkuat integrasi pasar, misalnya melalui penerapan simbol khusus dan papan pemantauan khusus, penegakan hukum, penerapan dana pengembalian dana dan perlindungan investor, serta fasilitasi pengaduan nasabah. “Kami yakin dengan sinergi antara regulator, pelaku pasar dan seluruh pemangku kepentingan, serta civitas akademika, kita dapat mencapai tujuan pasar modal Indonesia yang berdaya saing tinggi secara global,” kata Inarno dalam “Jalan Menuju Indonesia”. . Summit 2024, dikutip Kamis (4/7/2024).

Sementara itu, Iman Rachman, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan BEI telah melakukan beberapa inisiatif untuk menjaga perdagangan tertib, wajar, dan efisien, serta menarik minat investor. Menghimpun dana sebesar Rp479,2 miliar

Pada tahun 2019, pasar modal Indonesia berhasil menarik modal senilai 479,42 triliun rupiah dengan pertumbuhan tahunan sebesar 35,20%.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal merupakan alternatif pembiayaan yang kompetitif dibandingkan dengan sektor perbankan.

Pangsa pasar modal terhadap perekonomian juga tercermin dari kontribusi keuangan sebesar 185,17 triliun rupiah pada tahun 2023, serta pembagian dividen kepada investor yang meningkat menjadi 366,6 triliun rupiah atau meningkat 42,6 persen dibandingkan tahun 2019. jelas Iman Rachman.

 

Prof Irvan Adi Ekaputra, Ketua Departemen Manajemen PPIM FEB UI mewakili bidang akademik khususnya ilmu manajemen menjelaskan hubungan antara kapasitas manajemen dan daya saing dalam perspektif perusahaan publik.

Menurutnya, di era globalisasi yang kompetitif, peningkatan kemampuan manajemen perusahaan pelat merah menjadi sangat penting sebagai landasan utama peningkatan daya saing.

“Melalui strategi inovatif dan pengelolaan sumber daya yang efektif, perusahaan dapat memposisikan diri untuk menjawab tantangan pasar dengan lebih adaptif dan proaktif,” ujar Profesor Irvan Adi Ekaputra.

Ditambahkannya, Indonesia setidaknya memiliki dua tujuan utama, yaitu Indonesia emas pada tahun 2045 dan Indonesia mencapai net zero pada tahun 2060. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut diperlukan komitmen dan partisipasi semua pihak termasuk BUMN. yang mempunyai peranan strategis dalam sistem perekonomian nasional

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *