Thu. Sep 19th, 2024

Menelisik Prospek Sektor Ritel pada Akhir 2024, Masih Menarik?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Suku bunga bank sentral masih menjadi isu utama di pasar modal. Salah satu sektor yang diperkirakan tumbuh seiring dengan kebijakan penurunan suku bunga bank sentral adalah sektor ritel.

Analis Riset Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo optimistis prospek industri ritel yang didukung kawasan pedesaan, menjamurnya teknologi digital, prospek suku bunga rendah akan berdampak positif pada daya beli masyarakat.

Selain itu, sektor penjualan sisa tahun 2024 terkait dengan periode program di akhir tahun. “Dengan latar belakang tersebut, Mirae Asset memberikan rekomendasi overweight bagi dunia usaha, mengingat potensi pertumbuhan yang kuat pada kuartal IV-2024,” kata Abyan dalam siaran persnya, Kamis (12/9/2024).

Untuk sektor ritel, Abyan memiliki dua saham pilihan yakni ACES dan MAPI yang juga masuk pilihan teratas. ACES memiliki rekomendasi BUY dengan TP Rp 1.100 dan TP BUY MAPI Rp 1.900.

Abyan mengatakan, “Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham di sektor ritel yang diperkirakan akan mendapat manfaat dari pemulihan perekonomian dan peningkatan konsumsi domestik,” kata Abyan.

Sektor ritel masih mampu mencatat pertumbuhan dua digit setelah COVID-19, yang mengindikasikan adanya peningkatan penjualan di tengah kondisi perekonomian yang sulit. Dengan ekspektasi suku bunga yang rendah, dampak libur lebaran di triwulan IV akan berdampak positif terhadap prospek dunia usaha.

Mirae Asset juga menilai bertambahnya usia produsen dan konsumen muda akan menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang sektor ini. Konsumen muda yang beradaptasi dengan teknologi dan gaya hidup modern juga lebih tertarik pada belanja digital, sehingga adopsi e-commerce semakin menarik di kalangan pengecer.

 

Penafian: Keputusan investasi apa pun merupakan kebijaksanaan pembaca. Pelajari dan teliti sebelum membeli dan menjual saham. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau melintasi level 7.800. Menyusul pergerakan terkini IHSG, Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target IHSG akhir tahun menjadi 7.915. Sebelumnya, kelompok riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG pada akhir tahun berada di level 7.585.

Perubahan tersebut salah satunya mengacu pada penurunan suku bunga Bank Sentral, baik yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika maupun Bank Sentral Indonesia. Lalu, ada optimisme terhadap pemerintahan baru.

Di sisi lain, terdapat ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada paruh kedua tahun ini, dengan nilai tukar rupiah yang stabil.

Target sebelumnya yang dirilis pada bulan Mei berada di level 7.585. Jadi target baru di level 7.915, Direktur Informasi Investasi Mirae Asset Sekuritas Martha Christina ungkapnya pada Media Day, Kamis (12/9/2024).

Martha mengatakan, perkembangan IHSG belakangan ini bagus, berhasil menembus level 7.800. Secara year to date sejak penutupan kemarin (11/9), IHSG menguat hampir 7%. Menurut Martha, angka tersebut sudah bagus dibandingkan indeks global.

“Banyak indeks global seperti Hong Kong dan China yang melemah. “Tapi Indonesia sedang naik daun tahun ini, apalagi beberapa bulan terakhir,” jelas Martha.

 

 

Pada September 2024, ada tiga sektor yang mendapat energi. Di antaranya IDX Finance, IDX Properti, dan IDX Techno. Sektor-sektor ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, dan tampaknya lebih reseptif terhadap penurunan suku bunga.

“Penurunan suku bunga ini sudah diperkirakan dan dijual oleh pasar. Oleh karena itu, kami melihat IHSG mungkin akan melemah di bulan September, namun sebagian besar akan berakhir di level 7.600. Karena secara keseluruhan suaranya masih bagus. “Ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk membeli kelemahan saham tersebut,” kata Martha.

Jika dicermati, sejak Juni, Juli, Agustus, kekuatan IHSG sedang tinggi-tingginya. Jadi di bulan September mungkin ada batasannya, mungkin ada pengurangan sebelum dilanjutkan lagi di akhir tahun

“Karena kita tahu di bulan Oktober ada pelembagaan. Lalu di bulan November ada pemilu lokal dan pemilu presiden Amerika. Jadi di bulan Oktober-November tingkat ketidakpastiannya tinggi. Makanya, pasar lebih mengharapkan ini,” ujarnya. .

 

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor pada awal September 2024. IHSG sekaligus indeks harga saham utama bahkan kembali mencetak rekor pada Jumat 6 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat Sabtu (7/9/2024), IHSG menyentuh level tertinggi 7.721,84 dari rekor sebelumnya di 7.694,53 pada Selasa 2 September 2024. Rilis pasar mencatatkan rekor tertinggi sebesar Rp 13,217 triliun melampaui rekor sebelumnya sebesar Rp 13,127 triliun pada Selasa 2 September 2024.

Pekan ini tepatnya 2-6 September 2024, IHSG menguat 0,67 persen menjadi 7.721,84 dari posisi pekan lalu 7.670,73. Harga pasar saham naik 0,78 persen menjadi Rp13,217 triliun dari Rp13,114 triliun pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata transaksi bursa harian yang meningkat 13,27 persen menjadi 21,98 miliar saham dari 19,40 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi penukaran harian turun 6,44 persen menjadi 1,12 juta transaksi dari 1,2 juta transaksi pada minggu lalu. Nilai perdagangan harian bursa turun 70,18 persen menjadi Rp10,69 triliun dari pekan sebelumnya Rp35,86 triliun.

Pada Jumat 6 September 2024, investor asing mencatatkan saham Rp 1,03 triliun. Investor asing mencatat aktivitas perdagangan saham sebesar Rp 3,26 triliun selama sepekan. Pada tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 30,99 triliun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *