Wed. Oct 2nd, 2024

Menerawang Prospek Emiten Tower di Tengah Konsolidasi Smartfren-XL

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta baru-baru ini mengumumkan rencana penggabungan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Rencana tersebut rupanya disambut baik oleh emiten penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi, seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTDL) atau Mitratel.

“Ada dampak yang sangat positif ketika operator seluler melakukan konsolidasi,” Presiden dan Direktur PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Theodorus RD Hartoko atau Teddy yang akrab disapa Teddy, dikutip Selasa (04/06/2024).

Teddy mencontohkan, persaingan bisnis yang ketat biasanya berujung pada perang harga. Namun ketika integrasi terjadi, perusahaan saling melengkapi dengan saling mengoptimalkan kekuatan masing-masing. Menurut Teddy, situasi ini bisa diartikan sebagai single company cold. Oleh karena itu, potensi pertumbuhannya tinggi.

“Kalau tidak ada perang harga, tentu perusahaan operatornya sehat. Sebagai perusahaan yang mendukung infrastrukturnya, kita (dampaknya) juga positif. Karena kalau sehat, mereka akan ekspansi,” kata Teddy.

Jika merger antara Smartfren dan XL selesai, maka tidak akan ada lagi operator di Indonesia. Antara lain Indosat Tbk (ISAT), Telkom (Persero) Tbk (TLKM) milik Telkomsel, dan perusahaan patungan Smartfren-XL. Dalam jangka pendek, Teddy mengakui konsolidasi menara bisa berdampak pada perusahaan, namun dampaknya minimal.

“Saya sangat optimis dengan konsolidasi ini seiring dengan membaiknya lingkungan bisnis, khususnya di perusahaan menara. Saya sudah memetakan dampak (merger) Smartfren dan XL terhadap kami. Tapi sekarang kecil sekali. Tapi jangan lihat ke bawah karena “jangkanya peluangnya semakin membaik,” tambah Teddy.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Tower Bersama Infrastructure TBK Herman Setya Budi menjelaskan hal serupa. Sebagai gambaran, Herman mencontohkan merger antara perusahaan operator pendahulunya PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia.

 

Sebelumnya juga terjadi merger antara PT XL Axiata Tbk dan Axis Telecom Indonesia. Pada kedua aktivitas tersebut, secara umum pengaruh perusahaan relatif sama. Konsolidasi infrastruktur di awal namun berkontribusi pada peningkatan pendapatan di masa depan.

“Tentu saja akan ada kekurangan infrastruktur seperti menara dan sebagainya. Tapi kalau melihat hasil (merger operator) yang terjadi di masa lalu, berdampak besar terhadap pertumbuhan. Jadi pasti ada konsolidasi. Tapi di saat yang sama ada pertumbuhan karena mereka operator yang sehat, “mereka punya uang, mereka punya peluang untuk berkembang,” jelas Herman.

 

Sejalan dengan kinerja perusahaan operator yang sehat pasca merger, permintaan infrastruktur juga akan meningkat, kata Herman. Jadi ini merupakan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan sebagai pemasok menara.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera merger atau merger. Induk pengendali XL Axiata, Axiata Group Bhd., mengumumkan telah menandatangani memorandum tidak mengikat dengan induk pengendali Smartfren Telecom, Cinar Mass Group, untuk menjajaki rencana penggabungan EXCL dan FREN.

Nantinya, penggabungan kedua emiten tersebut akan membentuk perusahaan baru bernama MergeCo. Entitas baru tersebut dikatakan memiliki total nilai aset sebesar Rp 133 triliun, dengan asumsi tidak ada rencana merger dengan perusahaan terbesar kedua di Indonesia tersebut.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *