Thu. Sep 19th, 2024

Mengenal ‘Empty Sella Syndrome’, Penyebab, Gejala hingga Penanganannya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sindrom Sella Kosong (ESS) adalah penyakit ketika sella tursika, jaringan tulang di dasar tengkorak yang menampung kelenjar pituitari, tidak terlihat dan penuh pada pencitraan medis. . .

Meski jarang terdengar di kalangan tidur, jenis ini memiliki pengaruh signifikan terhadap fungsi hormonal tubuh karena hubungannya dengan kelenjar pituitari, yang bertanggung jawab untuk mengatur hormon tertentu.

SSE dapat dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan etiologinya, primer dan sekunder. ESS primer, jenis ini terjadi tanpa mengubah atau melibatkan kelenjar pituitari.

Penyebab utama ESS adalah kerusakan pada diafragma sellae, yaitu membran yang menutupi sella tursika. Cacat ini memungkinkan cairan serebrospinal masuk dan mengenai kelenjar pituitari sehingga menyebabkan kulit tampak atau hilang pada foto.

ESS sekunder, kondisi ini sering terlihat setelah terjadi perubahan atau perubahan pada kelenjar hipofisis, seperti pembedahan, terapi radiasi, penyakit, trauma, atau tumor hipofisis yang telah diangkat atau dikurangi.

Pada ESS sekunder, kondisi ini merupakan akibat dari kerusakan atau pengecilan ukuran kelenjar pituitari akibat operasi atau penyakit sebelumnya. Gejala ESS bervariasi tergantung pada tingkat keterlibatan kelenjar pituitari dalam mengatur aktivitas hormonal.

Beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, sementara yang lain mungkin mengalami masalah hormonal. Beberapa gejala yang muncul, seperti disfungsi kelenjar pituitari, dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan hormon tertentu, sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah seperti hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, atau gangguan pertumbuhan.

ESS sering dikaitkan dengan sakit kepala yang berkisar dari ringan hingga parah. Hal ini dapat mempengaruhi saraf optik, masalah penglihatan.

Penyakit dimana kelenjar pituitari tidak menghasilkan hormon sehingga menimbulkan gejala seperti kelelahan, penurunan libido, kemandulan, dan pertumbuhan terhambat pada anak.

Pengobatan tumor sella kosong

Pengobatan dengan ESS tergantung pada gejala yang dialami pasien. Jika tidak ada gejala serius atau perubahan hormonal, pengobatan tidak diperlukan. Namun jika terjadi perubahan hormonal atau gejala lain, salah satu cara berikut dapat digunakan:

Terapi Hormon

Jika kekurangan hormon terdeteksi, mungkin perlu mengembalikan kadar hormon ke tingkat normal.

Pengobatan sakit kepala

Pengobatan sakit kepala dapat berupa obat pereda nyeri, terapi fisik, atau metode efektif lainnya.

Mengelola masalah identitas

Jika ada tekanan pada saraf optik, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan tersebut.

Inspeksi berkala

Pasien dengan SSE memerlukan tindak lanjut rutin untuk mengevaluasi fungsi kelenjar hipofisis dan menyesuaikan pengobatan hormon sesuai kebutuhan.

Sindrom sella kosong adalah penyakit yang melibatkan sella tursika yang tidak terlihat pada pencitraan medis, seringkali disebabkan oleh tekanan cairan serebrospinal. Meski tidak menunjukkan gejala, penyakit ini dapat memengaruhi fungsi hormonal kelenjar pituitari dan menimbulkan gejala berbeda.

Diagnosis dan pengobatan yang tepat memerlukan penilaian kesehatan yang komprehensif untuk memastikan penatalaksanaan yang baik dan mengurangi risiko komplikasi. Pemahaman yang lebih baik tentang ESS dapat membantu pasien dan profesional medis dalam menangani penyakit ini dengan lebih baik.

 

Pengarang: Belvana Fasya Saad

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *