Thu. Sep 19th, 2024

Mengenal Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Rentan Bikin Pekerja Alami Burnout

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Individu yang menerapkan budaya terburu-buru berisiko mengalami burnout. Sebab, mereka tidak menyadari keterbatasan diri dan mengabaikan sinyal bahaya yang diberikan tubuh.

Apa itu budaya terburu-buru?

“Intinya, budaya terburu-buru adalah ketika kehidupan masyarakat didominasi oleh pekerjaan dengan cara yang tidak wajar sehingga membuat mereka tidak punya waktu untuk melakukan hobi, perawatan diri, berkumpul dengan keluarga, dan bersosialisasi,” katanya. Joe Ryle, direktur periklanan 4 Sunday, berbicara tentang tata graha yang baik.

Menurut psikolog Samantha Elsner, perilaku yang dihasilkan dari budaya urgensi dapat mencakup seringnya melepaskan tanggung jawab dan mudah marah. Selain itu, budaya tergesa-gesa seringkali menyebabkan perilaku masyarakat terlalu banyak berpikir (terlalu khawatir).

“Perilakunya overthinking, dia suka berpikir berbeda-beda, sehingga tidak sadar kalau dia merugikan dirinya sendiri dengan menggunakan sikap tertentu, sehingga berisiko besar dan merugikan dirinya sendiri,” kata Samantha kepada Ciaran Sehat. Acara diskusi di channel YouTube Kementerian Kesehatan RI pada 26 Maret 2024.

Jika perilaku tersebut menjadi semakin negatif dan tidak dibarengi dengan emosi positif, seperti validasi emosional, lama kelamaan orang yang mengalaminya akan menjadi ular.

“Jika Anda merasa kuat dan tidak pernah menyadari perasaan yang Anda rasakan, serta terlalu banyak berpikir, hal ini akan menimbulkan berbagai perilaku yang jauh dari kata sehat, hingga Anda menjadi sakit jiwa, menjadi penyakit fisik juga.” kata Samant.

Oleh karena itu, orang dengan budaya urgensi berisiko mengalami burnout.

Samantha mengatakan, sebisa mungkin jangan mengikuti budaya ubi yang tidak sehat karena banyak dampak negatifnya bagi kesehatan tubuh.

Oleh karena itu, menabung dengan perilaku positif penting dilakukan untuk membantu menjaga kestabilan mental dan fisik. Berikut beberapa perilaku positif yang bisa Anda lakukan: Bersyukur. Mulailah mengeksplorasi betapa bersyukurnya Anda karena berolahraga setiap hari. Meski sibuk dengan pekerjaan, luangkan waktu untuk berolahraga. “Jika kita duduk bekerja terus menerus tanpa olahraga, hal ini tidak baik dan posisi tubuh akan tidak stabil dan tidak seimbang.” Pemeriksaan kesehatan jiwa. Periksa kondisi mental Anda secara rutin agar Anda dapat memahami diri sendiri dan yakin bahwa tubuh Anda dalam kondisi yang baik, sehingga Anda dapat mengambil keputusan terbaik tentang bagaimana menjalani hidup.

Menurut Samantha, meskipun tuntutan hidup Anda tinggi dan Anda sering merasa bersaing dengan rekan-rekan yang lebih sukses, menjaga sikap realistis penting dalam melaksanakan pekerjaan Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur keterbatasan dan kelebihan diri serta menetapkan tujuan hidup nyata sesuai dengan kemampuan diri.

“Apakah tujuan hidup kita realistis atau tidak, apakah dalam lingkup kemampuan kita, jika realistis dan sesuai maka akan lebih mudah untuk mengukur tujuan tersebut,” kata Samant.

Jika Anda tidak menerapkan sikap realistis, Anda akan terjebak dalam budaya terburu-buru karena Anda berusaha terlalu keras untuk mencapai tujuan yang tidak realistis. Oleh karena itu, penting untuk mengenal dan mengenal diri sendiri.

“Kenali diri sendiri dan kenali kemampuan diri. Kalau merasa mengenal diri sendiri dan ingin mengenal diri sendiri maka kondisi orang akan kaya mental dan ketika bekerja bisa bekerja dengan baik tanpa memaksakan diri,” ujarnya. .

Salah satu bagian yang paling beracun (buruk) dari budaya terburu-buru adalah dorongan untuk bersaing dan membandingkan diri sendiri, tanpa disadari hal itu bisa menjadi kebiasaan buruk.

Fatmata Kamara, konsultan perawat spesialis kesehatan mental di Stylist, Bupa UK, mengatakan membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan rendahnya ekspektasi terhadap diri sendiri.

Daripada membandingkan diri sendiri, cobalah untuk lebih fokus dan menghargai kesuksesan diri sendiri. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membuat seseorang termotivasi. Cobalah untuk mengurangi waktu yang Anda habiskan di media sosial, karena hal ini dapat mengurangi kemungkinan seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *