Mon. Sep 23rd, 2024

Mengenal Lebih Dalam Flu Singapura dan 6 Cara Pencegahannya

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Flu Singapura pertama kali terdeteksi pada tahun 1957 di Toronto, Kanada. Meski istilah populernya disebut “flu Singapura”, penyakit yang menyerang anak-anak ini tidak pertama kali datang dari Singapura.

Flu Singapura merupakan varian baru virus influenza A yang berasal dari virus H2N2. Virus ini pertama kali tercatat di Singapura pada bulan Februari 1957 dan menyebar ke seluruh Asia dan berbagai belahan dunia.

Gejala mirip flu menyebabkan penyakit ini dikenal dengan sebutan “flu Singapura”. Meski bisa menyerang siapa saja, anak-anak memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Jadi, meskipun namanya mengacu pada Singapura, asal muasalnya sebenarnya ada di tempat lain.

Berbeda dengan pilek, penyakit ini memiliki gejala berupa bintik-bintik nyeri pada kulit. Namun flu Singapura terkadang juga bisa menyerang orang dewasa.

Situs Good Doctor melaporkan bahwa flu Singapura adalah penyakit tangan, kaki, dan mulut. Penyakit yang sering ditemukan pada anak-anak dan bayi ini disebabkan oleh infeksi virus.

Dalam dunia medis, flu Singapura disebut penyakit tangan, kaki, dan mulut. Sedangkan Kementerian Kesehatan RI mengartikannya sebagai PTKM (Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut).

Masa inkubasi virus ini adalah 3-7 hari. Dengan demikian, pasien akan mulai menunjukkan gejala 3-7 hari setelah terpapar virus.

Penyakit ini disebabkan oleh enterovirus. Spesies yang paling sering menyebabkan PTKM adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Virus ini dapat menyerang bayi, anak-anak, orang dewasa, dan orang dengan imunitas rendah.

Namun orang dewasa yang terkena virus ini biasanya tidak menunjukkan gejala. Meski demikian, orang dewasa berpotensi menjadi pembawa atau pembawa virus.

 Lihat video unggulan ini:

Virus ini dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Namun anak-anak dan bayi merupakan kelompok yang paling rentan terkena penyakit ini.

Tempat-tempat seperti sekolah, taman bermain, dan tempat penitipan anak seringkali menjadi tempat penularan flu Singapura kepada anak-anak.

Sebab, daya tahan tubuh mereka belum terlalu kuat. Sistem kekebalan tubuh anak yang terinfeksi virus ini mengembangkan kekebalan terhadap virus penyebab PTCM.

Dengan begitu, mereka tidak akan terpapar virus itu lagi. Kekebalan ini biasanya berkembang setelah anak mencapai usia 10 tahun.

Setelah masa inkubasi selesai, pasien PTCM akan mulai menunjukkan beberapa gejala. Gejala dan ciri umum flu Singapura meliputi:

– Suhu

– Sakit tenggorokan saat tertelan

– Kehilangan selera makan

– Lelah, lesu dan lemah

– Sakit kepala

– Jika hal ini terjadi pada anak-anak dan bayi, biasanya mereka akan semakin rewel

Gejala biasanya memburuk dua hari setelah demam. Beberapa gejala umum dan ciri-ciri lainnya meliputi:

– Bintik-bintik merah terbentuk di area rongga mulut, dan bila bintik-bintik ini pecah, berubah menjadi lesi kanker.

– Bintik-bintik merah berair dan ruam juga akan muncul di tangan dan kaki.

– Selain itu, flek juga bisa muncul di area lain seperti lengan, kaki, bokong, dan kulit sekitar area kemaluan.

– Bintik merah ini tidak terasa gatal, namun terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri

Selain demam, sakit tenggorokan, dan flek, PTCM bisa menimbulkan komplikasi berbahaya lainnya. Beberapa kemungkinan komplikasi dan risiko flu Singapura antara lain:

– Dehidrasi. Noda di mulut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat makan dan minum. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi.

– Pembengkakan pada selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis atau meningitis).

– Menyebabkan edema serebral atau ensefalitis.

– Terjadi pembengkakan otot jantung atau miokarditis.

– Kelumpuhan

– Melonggarnya kuku jari tangan dan kaki beberapa minggu setelah PTKM fase akut.

 

Jangan sampai terjadi saat Anda terkena PTSD, ingat risiko flu singapura bisa menular ke orang lain. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobatinya di rumah antara lain:

– Istirahat – Beli salep di apotek tanpa resep dokter. Salep ini bukan salep khusus, melainkan digunakan untuk meredakan gejala. Salep bermanfaat untuk meredakan rasa gatal akibat garukan dan juga ruam akibat flek – Minum salep atau sirup untuk meredakan sakit tenggorokan – Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Namun, hindari makanan panas dan pedas – Makanlah makanan dingin

Obat yang digunakan mungkin tergantung pada gejala yang Anda alami. Berikut pilihan obat yang dapat digunakan untuk penyakit ini:

– Gunakan ibuprofen, paracetamol atau acetaminophen untuk meredakan sakit kepala. Sementara itu, gunakan salep tersebut untuk meredakan gejala gatal pada kulit. Hidrokortison adalah salep untuk kondisi ini yang biasanya mengobati rasa gatal.

– Jika mulut terasa sakit, obat kumur banyak dijual di apotik. Sedangkan tablet hisap atau obat lain yang mengandung peppermint, mentol, madu atau licorice untuk gejala seperti sakit tenggorokan.

– Berkumur dengan campuran air hangat dan garam juga dapat membantu membersihkan mulut.

Pasien PKTM dianjurkan mengonsumsi es krim, minuman dingin, dan yogurt. Sedangkan pantangan makanan dan minuman untuk flu Singapura adalah makanan pedas, asam, jus, dan soda. Makanan pedas, asam, dan mengandung soda dapat memperparah penyakit mulut.

 

PTCM merupakan penyakit yang sangat menular, namun kita dapat melakukan banyak upaya pencegahan agar tidak tertular penyakit ini.

Kunci utama pencegahan ini adalah pola hidup bersih. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

1. Cuci tangan pakai sabun

Ajak anak untuk sering mencuci tangan dengan sabun. Begitu pula dengan Anda yang sering melakukan kontak dan interaksi langsung dengan anak.

Seperti mengganti popok, membersihkan hidung anak, dan menyentuh benda-benda yang digunakan anak.

2. Menutup mulut dan hidung saat bersin

Selain mencuci tangan, ajari anak untuk menutup mulut dan hidung saat bersin. Seperti yang kita ketahui, virus ini bisa menular melalui cairan.

Tutupi dengan serbet atau bisa juga ditutup dengan bagian dalam lengan. Jika Anda menggunakan tisu, pastikan langsung membuangnya ke tempat sampah.

3. Sterilkan

Penting juga untuk membersihkan peralatan di rumah dengan cairan disinfektan, terutama peralatan yang sering disentuh oleh penderita PTCM.

Selain itu, seperti disebutkan NHS, disarankan juga untuk mencuci pakaian dan perlengkapan tidur yang kotor dengan air panas.

4. Jangan gunakan barang secara bersamaan

Agar tidak tertular, sebaiknya juga tidak menggunakan barang-barang seperti handuk, piring, sikat gigi, atau gunting kuku.

5. Beri anak hari libur

Jika anak Anda berada pada usia sekolah, yang terbaik adalah mengeluarkan anak tersebut dari sekolah atau tempat penitipan anak selama sakit. Yang terbaik adalah melakukan karantina sendiri sampai gejalanya membaik.

6. Hindari menyentuh wajah Anda

Tangan kotor meningkatkan risiko penularan virus. Oleh karena itu, sebaiknya kurangi menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut. Apalagi jika Anda belum mencuci tangan.

 

Melawan flu Singapura pada bayi dan anak pasti akan lebih sulit. Mengutip Morinaga, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala kondisi ini pada bayi:

– Berikan anak makanan yang lembut dan mudah ditelan. Bila perlu tambahkan suplemen yang mengandung nukleotida dan laktoferin. Nukleotida merupakan protein yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan sistem metabolisme

– Sedangkan laktoferin berperan sebagai antimikroba dan mengatur aktivitas sistem kekebalan tubuh. Kedua nutrisi ini dapat membantu anak mengembangkan kekebalan terhadap virus dan bakteri

– Berikan obat antipiretik untuk menurunkan demam

– Pastikan Anda memberi anak Anda minum yang cukup. Minuman dingin tidak menjadi masalah karena dapat meredakan sakit tenggorokan. – Pastikan anak cukup tidur dan istirahat.

– Oleskan salep anti gatal pada ruam yang terlihat. – Kurangi luka dengan menganjurkan anak berkumur dengan air garam.

Pada bayi dan anak-anak, flu Singapura sering kali ditunjukkan dengan gejala di atas. Namun pada orang dewasa, penyakit ini seringkali terjadi tanpa gejala.

Orang dewasa yang terinfeksi dapat menularkan penyakit meskipun mereka tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangat penting agar tetap sehat.

Kasus flu Singapura pada ibu hamil sebenarnya jarang terjadi. Namun, jika hal ini terjadi sesaat sebelum ibu hamil melahirkan, ada kemungkinan virus tersebut menular ke bayinya.

Kebanyakan bayi yang lahir dari ibu hamil yang menderita penyakit ini hanya mengalami gejala ringan. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, ada kemungkinan flu Singapura pada ibu hamil dapat mempengaruhi keguguran atau tumbuh kembang bayi.

Menurut CDC, tidak ada vaksin untuk flu Singapura. Para peneliti masih melakukan penelitian lebih lanjut mengenai vaksin ini. Oleh karena itu, menjaga kebersihan menjadi syarat utama untuk mencegah penyakit ini.

 

Minimnya pendidikan masyarakat Indonesia justru menyebabkan terciptanya berbagai mitos mengenai penyakit ini.

Ada banyak mitos yang beredar, seperti apakah pasien yang terinfeksi bisa masuk angin atau mandi? Sekilas tentang beberapa mitos dan fakta seputar flu Singapura:

1. Anak PTKM tidak boleh mandi

Salah satu larangan yang paling populer terkait dengan flu Singapura adalah larangan mandi. Langkah ini justru untuk mempercepat proses kesembuhan penyakit, tubuh anak harus selalu bersih. Jika air dingin tidak nyaman, ibu bisa memandikan anaknya dengan air hangat.

2. Gunakan bedak untuk menghilangkan flek dan ruam dengan cepat

Debu yang menempel pada noda, terutama yang berair, bisa bertahan lama. Hal ini justru dapat meningkatkan paparan anak terhadap infeksi virus lain dan menghambat proses penyembuhan.

3. Paparan angin dapat memperburuk PTKM pada anak

Bisakah Anda tertular flu Singapura? Pertanyaan ini sering ditanyakan di masyarakat. Paparan udara pada anak tidak akan mempengaruhi kesehatan bayi. Sebaliknya, tindakan tersebut justru bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Namun yang paling diperhatikan dan dilakukan oleh seluruh masyarakat ketika berbagai penyakit merajalela adalah kelanjutan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Tujuannya tidak lain adalah menjaga kesehatan fisik yang prima. Selain itu, gunakanlah makanan dan minuman yang sehat dan diperlukan bagi tubuh.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *