Fri. Sep 20th, 2024

Mengenal Msaharati, Tradisi Bangunkan Sahur di Timur Tengah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Umat Islam di seluruh dunia menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Salah satu momen terpenting di bulan Ramadhan adalah waktu sahur, saat umat Islam bangun untuk makan sebelum fajar.

Salah satu tradisi yang membantu menghidupkan kembali bulan Ramadhan, terutama di pagi hari di banyak negara Timur Tengah, adalah Msaharati.

Doha News melaporkan bahwa Msaharati adalah tradisi Arab di mana seorang pria berjalan melalui jalan-jalan di lingkungannya selama sahur Ramadhan. Mereka membawa beduk untuk membangunkan orang-orang untuk sahur dan makan sebelum berbuka.

Selama bulan Ramadhan, beberapa wilayah Qatar mencoba menghidupkan kembali tradisi Saharati yang telah ada selama berabad-abad. Tradisi ini bertujuan untuk menjamin keterhubungan warga dengan warisan dan budaya setempat.

Msaharati akan berputar mengikuti suara rebana dengan lagu: “Bangunkan mereka yang tidur untuk menyembah Sang Pencipta.”

Meski belum dirinci lokasinya, beberapa venue di Qatar telah mengumumkan akan menampilkan Msaharati sebagai bagian dari kegiatan Ramadhan mereka. Desa Budaya Katara dan pelabuhan tua Doha termasuk di antara penyelenggara tradisi ini.

Katara akan menawarkan Msaharati untuk menyambut pengunjung yang menikmati suasana Ramadhan di tempat ini. Sementara itu, Pelabuhan Tua Doha akan mengadakan parade Msaharati setiap hari selama Ramadhan, antara pukul 22.00 hingga 23.00.

Nama Msaharati berasal dari kata “Sahur”, makan sebelum berbuka. Tradisi ini sudah ada selama berabad-abad, namun asal usulnya masih belum jelas.

Beberapa riwayat di Timur Tengah meyakini bahwa tradisi Msaharati sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Bilal bin Rabah, muazin pertama, konon adalah orang pertama yang menjadi seorang Saharati. Bilal dikenal sebagai budak pertama yang masuk Islam dan memiliki suara yang mengagumkan.

Berdasarkan sebuah kisah terkenal, Nabi Muhammad SAW menasihati Bilal untuk membangunkan orang-orang saat sahur. Bilal menggunakan suaranya yang indah untuk membangunkan masyarakat Madinah sebelum waktu salat subuh atau Azan Subuh. Sejak saat itu, tradisi Msaharati terus berkembang dan menjadi bagian penting Ramadhan di Timur Tengah.

Tradisi Msaharati, di mana seorang penabuh genderang membangunkan orang-orang saat sahur, merupakan bagian penting dari Ramadhan di Timur Tengah. Tradisi ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan simbol budaya dan spiritualitas selama bulan suci.

Mesir dipercaya sebagai negara pertama yang memperkenalkan genderang sebagai pengiring sahur pada tahun 853 Masehi. Penguasa Abbasiyah Mesir saat itu, Ishak bin Uqba, ingin membangunkan masyarakat untuk sahur dan berkeliaran di jalan-jalan Kairo untuk membangunkan mereka. . Kebiasaan ini kemudian menjadi populer dan diadopsi di seluruh wilayah.

Karier Msaharati semakin menguat setelah Sultan Baybars dari Mesir menggunakan ulama muda untuk melatih para penabuh genderang. Pada abad ke-19 serikat Msaharati resmi didirikan.

Tradisi ini tidak hanya sekedar pengingat, tapi juga membawa keceriaan dan semangat Ramadhan. Suku Sahara akan bernyanyi dan berdoa, dan bahkan memanggil nama anak-anak untuk membangunkan mereka. Di penghujung Ramadhan, anak-anak akan memberikan manisan kepada Msaharati sebagai tanda terima kasih.

Msaharati adalah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Tradisi ini tidak hanya membangunkan masyarakat untuk sahur, tetapi juga menjaga semangat Ramadhan dan mempererat rasa persatuan antar umat Islam.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *