Mon. Oct 7th, 2024

Mengintip Potensi Wisata di Pulau Taliabu Maluku Utara

 

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu menggelar Festival Jubilee Pulau Taliabu di Danau Likitobi di Desa Holbota, Kecamatan Taliabu Barat, Maluku Utara. Acara tersebut digelar sebagai rangkaian peringatan HUT Pulau Taliabu ke-11, “Bersama Membangun Negeri Hemungsia sia Dufu”.

Aliong Mus, Bupati Pulau Taliabu, mengatakan ini merupakan event pertama tahun ini di Danau Likitobi. Tentu saja berbagai keistimewaan Pulau Taliabu akan ditampilkan di sana. Misalnya kerajinan tangan, tari tradisional, dan lain-lain.

“Festival Jubilee Danau Likitobi pertama kali dirayakan di Pulau Taliabu. Tentunya akan banyak seniman yang berkunjung dan banyak kerajinan asli Taliabu yang dipamerkan,” kata Aliong Mus, Sabtu (11/5/2024).

Menurut Aliong Mus, dipilihnya Danau Likitobi sebagai lokasi acara yang bertujuan untuk mempromosikan potensi wisata Pulau Taliabu.

Menurutnya, Pulau Taliabu memiliki banyak wisata alam yang patut dijelajahi baik wisata darat maupun laut. Misalnya saja wisata pasir anjing, wisata Tanjung Merah, wisata Kepulauan Samada, wisata Danau Likitobi, wisata Pulau Voyo, wisata air Ratahaya, dan lain-lain.

Maka baginya, inilah saat yang paling penting untuk memperkenalkan wisata Taliabu ke kancah nasional.

Terkait hal itu, Aliong Mus berharap di akhir masa jabatannya pada tahun 2024, wisata alam Taliabu melalui event ini dapat menarik wisatawan dari luar daerah. “Saya berharap bupati selanjutnya bisa mempromosikan wisata alam di Taliabu secara luas,” ujarnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan, berdasarkan survei yang dilakukan partai, perubahan ekonomi yang bisa terjadi pada Lebaran 2024 sebesar Rp 369,8 triliun.

Demikian diberitakan Selasa (16/4/2024), Nia Niskaya, Kepala Spesialis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adyatama, mengutip Antara dalam konferensi pers mingguan.

“Kami menawarkan potensi angka perputaran ekonomi sekitar Rp 369,8 triliun,” ujarnya.

Menurut Nia, biaya perjalanan saat lebaran rata-rata Rp 2,3 juta per orang. Sedangkan tergantung lama perjalanannya, wisatawan dengan day trip bisa merogoh kocek sebesar Rp904.500.

Selanjutnya wisatawan dengan durasi perjalanan 2 hingga 4 hari diperkirakan mengeluarkan biaya Rp3,5 juta dan Rp6,4 juta untuk perjalanan seminggu. “Dan itu Rp 7,5 juta dalam tujuh hari,” ujarnya.

Struktur biaya masyarakat juga didukung oleh akomodasi, transportasi, konsumsi, dan oleh-oleh.

Nia juga menemukan pariwisata satu hari menyumbang 49,5 persen, sedangkan perjalanan 2-4 hari menyumbang 36,2 persen.

 

Secara keseluruhan, dari segi akomodasi, 34,5% wisatawan menggunakan hotel berbintang dan 26,9% menggunakan akomodasi keluarga.

Dia mengatakan perkiraan tersebut juga berdasarkan data Kementerian Perhubungan mengenai prakiraan lalu lintas Lebaran tahun 2024 dan faktor penentu lainnya seperti peningkatan lalu lintas, libur panjang atau ASN. Itu dihitung dengan mempertimbangkan bahasa dan perbesaran. daya beli masyarakat.

Apalagi Nia, tempat wisata favorit masyarakat, masih tersebar di seluruh Pulau Jawa. Destinasi wisatanya antara lain Malioboro-Yogyakarta, Parangtritis-Yogyakarta, Ciwidey-Bandung, Lembang-Bandung, Pangandaran-Jawa Barat, Puncak-Bogor, Ragunan-Jakarta, Borobudur-Jawa Tengah, Bromo-Jawa Timur.

“Di Pulau Jawa memang terlihat mendominasi, karena menurut statistik terjadi di Pulau Jawa karena jumlah penduduk (penduduk) yang tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, penelitian pemetaan keinginan beraktivitas wisatawan lokal saat lebaran 2024 merupakan survei yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 14 April 2024 dengan melibatkan 1.758 responden.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *