Mon. Sep 16th, 2024

Menkominfo Tanggapi Soal Salah Input di Sirekap KPU: Pakai Teknologi OCR

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menanggapi kejanggalan ringkasan penghitungan suara elektronik melalui aplikasi Sirekap KPU.

Alasan media sosial memberitakan banyak kesalahan TPS di aplikasi Sirekap adalah karena kuatnya rumor kecurangan pada pemilu 2024.

Budi Arie pun memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Menurut dia, KPU akan menggunakan sistem OCR atau Optical Character Recognition dan OMR atau Optical Mark Reader untuk membaca hasil pemilu di setiap TPS untuk dijadikan ringkasan.

“KPU menggunakan sistem OCR dan OMR, (hasil input salah) terjadi karena angka 1 dan 7 sama, kelihatannya sama,” kata Budi Arie dalam laporan Kominfo, Minggu (20 Februari 2024). ).

Selain itu, Budi Arie juga mengatakan pemilu 2024 berjalan baik dan terlaksana sesuai aturan.

Ia meminta masyarakat atau kelompok yang merasa dirugikan dengan perbuatan salah tersebut, dapat membawa hal tersebut ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi atau MK.

“Seluruh warga negara telah menggunakan hak pilihnya. Jika ada penyesalan, keraguan atau kelompok yang menganggap dirinya lemah, agar melaporkannya ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK),” kata Budi Arie.

 

Sementara itu, Badan Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyatakan saat ini terdapat 1.223 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang informasi hasil penghitungan suara di formulir Model C tidak sesuai dengan informasi di sistem informasi rangkuman. Aplikasi Sirekap.

“Pada pemilu presiden dan wakil presiden, informasi hari ini, tanggal 19 Februari 2024, hari keenam pukul 08:52 WIB, 1.223 dari 800.000 TPS. Beritanya masih menjadi masalah. Kurang bagus,” kata Anggota KPU Betty Epsilon Idroos RI di kantor KPU Jakarta, Senin malam, kata Antara.

Menurut dia, kesalahan pemasukan data terjadi karena sistem tidak bisa membaca format sampel C hasil penghitungan suara yang diserahkan ke aplikasi Sirekap oleh petugas tim penyelenggara pemilu (KPPS).

Akibatnya, terjadi selisih angka antara data hasil penghitungan suara formulir C dengan data yang tersimpan di aplikasi Sirekap.

Aplikasi Sirekap diketahui menggunakan teknologi OMR dan OCR.

 

 

 

Teknologi ini dapat mengenali pola tulisan tangan dan menerjemahkannya ke dalam nilai numerik. Angka-angka yang ditulis dengan cara ini dapat difoto dan langsung diubah menjadi data numerik di Sirekapi. Pertimbangan

Betty dan prajurit KPU RI memastikan meninjau sistem Sirekap agar masalah ini tidak terulang kembali.

“Ke depan kami akan melihat segala macam evaluasi dari sisi teknis, dari sisi infrastruktur, dari sisi manusia penggunanya. Kami yakin kemampuan KPU untuk menunjukkan bahwa hal ini harus dilaksanakan secara jelas akan mungkin terjadi,” dia berkata. .

Lanjutnya, terdapat sekitar 1,6 juta petugas KPPS yang bekerja di 823.220 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan akun aplikasi Sirekap.

Betty memastikan evaluasi dilakukan secara menyeluruh untuk memperbaiki sistem ke depan.

 

Senada dengan itu, Anggota KPU RI Idham Holik mengatakan penghitungan suara tertunda karena KPU telah melakukan sinkronisasi data TPS dengan data aplikasi Sirekap.

Meski demikian, Idham memastikan operasi pengamanan yang dilakukan aparat di beberapa kota, termasuk Jakarta, terus dilakukan.

Pemilu 2024 akan memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota serta daftar pemilih tetap (DPT). ) dari 204.807.222 pemilih.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *