Tue. Sep 24th, 2024

Menlu Retno Marsudi Kunjungi Kamboja, Bahas Kerja Sama Pertahanan hingga Ekonomi

matthewgenovesesongstudies.com, Phnom Penh – Peringatan 65 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia dan Kamboja dirayakan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Phnom Penh. Usai kunjungan tersebut, pada Kamis (22/2/2024), Menteri Luar Negeri Kamboja Sok Chenda melakukan pertemuan bilateral dengan Sophea.

Pada tahun 2018, pertemuan keempat Komisi Komitmen Kerjasama Bilateral dilaksanakan di Batavia untuk kelima kalinya.

Para menteri luar negeri kedua negara membahas banyak isu seperti kerja sama politik, pertahanan, ekonomi, sosial dan budaya, serta isu regional dan global.

Terkait kerja sama pertahanan dan keamanan, Menlu Retno mendukung penguatan hubungan kemitraan, termasuk kerja sama di bidang pertahanan. Kamboja mengaku terlibat dalam pembelian sejumlah peralatan militer buatan Indonesia, termasuk helikopter dan senjata ringan.

Oleh karena itu, kami mengundang pihak Kamboja untuk mengunjungi industri pertahanan Indonesia seperti PT PINDAD dan PTDI, serta berpartisipasi dalam Pameran dan Forum Pertahanan India pada bulan November tahun ini, kata Menlu Retno dalam siaran pers. penyataan. , pada Rabu (21/8).

Kami juga menyambut baik kunjungan KRI Bima Suchi ke Pelabuhan Sihanoukville pada 16-19 Agustus yang merupakan simbol eratnya hubungan kedua kapal.

 

Persoalan kedua yang dibahas terkait dengan sifat perdagangan manusia (human trafficking), khususnya penipuan siber.

Maraknya penipuan di kedua negara menjadi perhatian serius, dan KBRI Phnom Penh menangani 842 kasus penipuan online terhadap WNI pada tahun 2023.

“Saya mengapresiasi dukungan pemerintah Kamboja kepada Indonesia dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut,” kata Menlu Retno.

“Juga, untuk memperkuat upaya pencegahan APEX, pertemuan tersebut menyerukan pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk pencegahan APEX yang lebih efektif.”

Selain itu, Menlu Retno juga menyerukan penguatan kerja sama ekonomi seiring dengan meningkatnya nilai perdagangan kedua negara.

Oleh karena itu, kami sepakat untuk mendorong kemitraan business-to-business. Kami juga mengundang pengusaha Kamboja dalam pameran produk dan jasa ‘Sousdey Indonesia’ di KBRI Phnom Penh pada September mendatang,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dalam ketahanan pangan Kamboja, produksi pangan dan investasi di bidang infrastruktur.

Untuk itu kami meminta bantuan pemerintah Kamboja untuk mendukung perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi di Kamboja, tambahnya.

Menlu kedua negara juga membahas penguatan kerja sama di bidang sosial dan budaya.

“Saya menyerukan persetujuan akhir Nota Kerja Sama Kebudayaan untuk melindungi monumen bersejarah dan warisan budaya, serta memperkuat kerja sama antara museum dan arkeologi,” jelasnya.

Terakhir, kerjasama koneksi.

“Kami sepakat untuk mendukung penelitian bersama untuk memandu kapal dan membuka rute penerbangan langsung ke tujuan baru,” lanjut Retno Kementerian Luar Negeri.

Menlu Retno dan Menlu Sofea juga membahas permasalahan regional dan global, khususnya situasi di Myanmar dan Palestina.

Terkait Myanmar, Indonesia dan Kamboja memiliki keprihatinan serupa dan mendukung penerapan Five Point Consensus (5PC) untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan dan memulihkan perdamaian di Myanmar.

Sementara terkait isu Palestina, kedua menlu sepakat bahwa situasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat semakin memburuk.

“Saya menanggapinya karena sikap Indonesia yang teguh dalam menuntut segera diakhirinya upaya-upaya yang sedang berlangsung, penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan penerapan solusi dua negara,” tambah Menlu Retno.

 

Selain pertemuan bilateral dengan Menlu Sofea, Menlu R. Retno juga memberikan penghormatan kepada Perdana Menteri Kamboja, Hun Manetha.

Ia menyapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengatakan tahun ini merupakan peringatan 65 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara, dan merupakan saat yang tepat untuk semakin mempererat kemitraan kedua negara.

Hun Manette juga melaporkan hasil pertemuan JCBC dengan Menteri Luar Negeri Sophie mengenai penguatan kerja sama multisektoral.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *