Sat. Sep 21st, 2024

Menlu Retno Ungkap 3 Langkah Ini Perlu Dilakukan untuk Dorong Inovasi Digital di Asia Pasifik

matthewgenovesesongstudies.com, Bangkok – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengunjungi Bangkok, ibu kota Thailand, pada Senin /22/ untuk mengikuti sidang Komisi ke-80 Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik. 4/2024).

Sesi ke-80 Komisi Pembangunan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa diadakan dengan tema strategis “Meningkatkan inovasi digital untuk pembangunan berkelanjutan di Asia dan Pasifik”.

Dalam pernyataan nasional Indonesia, Menlu Retno menyampaikan sejumlah poin, di antaranya kawasan Asia-Pasifik saat ini memimpin dunia dalam transformasi digital tercepat hingga 10 tahun akibat dampak pandemi COVID-19.

Saya juga menyatakan bahwa pembangunan progresif ini harus menjadi ‘tiket emas’ kita untuk menjadi yang terdepan dalam pembangunan berkelanjutan global. , saya juga menulis, “Paranoia di industri ini. di beberapa belahan dunia,” kata Menlu Retno melalui keterangan tertulis.

Oleh karena itu, Indonesia mengedepankan pentingnya inovasi digital untuk mengatasi paradoks tersebut, yang akan diwujudkan melalui pembangunan digital di sektor pemerintahan, perekonomian, dan sosial.

Sehubungan dengan itu, untuk kawasan Asia-Pasifik, Menlu Retno menyampaikan tiga langkah kerja sama dalam kerangka PBB dan ESCATO, yaitu promosi inovasi digital inklusif di kawasan untuk mencapai tujuan SDGs.

“Pertama, mengembangkan peta jalan digital yang terpadu. Lanskap digital di Asia Pasifik saat ini sangat terfragmentasi. Perbedaan ambisi nasional dan regional serta kapasitas peraturan menciptakan hambatan bagi inovasi digital regional. peta jalan pengembangan pertukaran teknologi, “menangkap kemampuan negara, serta mengembangkan kebijakan untuk menyelaraskan inisiatif yang ada di kawasan seperti ASEAN dan APEC,” jelas Menlu Retno.

Kedua, mendorong inklusi digital untuk menjembatani kesenjangan digital.

“Saya menekankan bahwa terdapat kesenjangan gender dalam penggunaan internet di seluruh wilayah. Lebih sedikit perempuan dibandingkan laki-laki yang menggunakan Internet. Kesenjangan ini mencapai 264 juta orang atau sekitar 6 persen. Juga terdapat kesenjangan konektivitas internet “antara pedesaan, daerah terpencil, dan perkotaan,” jelas Menlu Retno.

“Itulah mengapa kita perlu berinvestasi pada beragam teknologi keuangan (fintech) dan start-up yang dipimpin perempuan, mendukung pengembangan infrastruktur digital, dan memperluas akses pelatihan literasi digital pada sejumlah inovasi digital yang inklusif.”

Langkah ketiga adalah menggunakan teknologi transformatif untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan.

“Saya berpendapat bahwa teknologi baru seperti kecerdasan buatan telah memberikan dimensi baru pada hubungan antara teknologi dan geopolitik. Penggunaannya dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan atau, sebaliknya, niat jahat untuk memperdalam konflik internasional. Oleh karena itu, saya menekankan pentingnya hal ini. Dengan mencegah penyalahgunaan pengaturan regional, teknologi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan,” kata Menlu Retno.

Sidang KPPU ke-80 ini merupakan gerakan kolaboratif antar negara di kawasan Asia-Pasifik untuk mendorong pemanfaatan inovasi digital guna mempercepat implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, kata Menteri Luar Negeri Retno.

Menteri luar negeri perempuan pertama Indonesia ini mengatakan, “Indonesia selalu berperan aktif dalam memajukan isu-isu pembangunan pada pertemuan PBB dan ESCATO.”

Tahun ini, Indonesia juga menginisiasi side event pada tanggal 24 April 2024 dengan tema “Accelerating Ocean-Based Climate Action”.

Dalam rangka sidang Komisi PBB DAN ESCATO ke-80, Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Eksekutif PBB DAN ESCATO, Armida Alisjahbana dari Indonesia. Fokus utama kedua belah pihak adalah mendukung inisiatif Indonesia seperti kerja sama UN ESSCAP dan Dialog Kebijakan Maritim; Forum Air Dunia ke-10; Mempromosikan kerja sama ASEAN-UNESCAP dalam perspektif ASEAN Indo-Pasifik.

“Saya juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mongolia, Batmunkhi Battsetse, dan membahas sekilas situasi serta bagaimana memperkuat hubungan kedua negara,” ujar Menteri Luar Negeri R. Retno.

Selepas meninggalkan Bangkok, Menlu Retno melakukan perjalanan ke Hanoi, Vietnam, pada Senin sore untuk menghadiri KTT ASEAN mendatang dan memimpin Komisi Kerjasama Bersama Indonesia-Vietnam (JCBC).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *