Thu. Sep 19th, 2024

Menlu Retno: Utang Kemerdekaan ke Palestina, OKI Harus Bersatu Membela

matthewgenovesesongstudies.com, Banjul – Menteri Luar Negeri (MENLU) Retno Marsudi menyampaikan pesan penting pada Konferensi Tingkat Tinggi Islam (Islamic Summit) sesi ke-15 atau dikenal juga KTT OKI pada 4 Mei 2024 di Banjul, Gambia.

“Saya ingin fokus pada dua isu penting. Pertama, isu Palestina. Kedua, proses pembangunan OKI dan isu perempuan,” kata Menlu Retno pada Konferensi Tingkat Tinggi OKI (OKI Summit) yang mengangkat tema Dialogue for Sustainable Development. Untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan melalui ini. Pembangunan (Mempromosikan persatuan dan solidaritas melalui dialog untuk pembangunan berkelanjutan) sebagaimana tercantum dalam website Kementerian Luar Negeri RI, Minggu (5/5/2024).

Menlu Retno menegaskan, “OKI bertanggung jawab atas kebebasan rakyat Palestina. Saya ingin mengingatkan kita pada Inisiatif Perdamaian Arab dan keputusan OKI bahwa perdamaian dengan Israel hanya mungkin terjadi jika Israel mengakhiri pendudukannya di Palestina.”

Keputusan tersebut, lanjutnya, memberikan pesan kuat kepada Israel: tanpa kemerdekaan Palestina, tidak akan ada hubungan diplomatik. Informasi dan keputusan akan tetap konsisten.

Ia berkata, “Dalam 7 bulan terakhir, kita telah menyaksikan kekejaman terburuk dalam sejarah modern. Israel telah membunuh lebih dari 34 ribu warga Palestina, yang merupakan genosida. Bantuan kemanusiaan selalu terganggu.”

Menlu Retno mengatakan, “Ancaman penyerangan Rafah terus berlanjut. Anggota Palestina dihalangi dari PBB. Dalam situasi sulit ini, OKI harus bersatu untuk melindungi keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.”

Menlu RI yang juga mantan duta besar Indonesia untuk Belanda ini kemudian menyampaikan tiga hal yang bisa dilakukan OKI terkait kemerdekaan Palestina.

“Pertama, jangan sampai kita teralihkan,” kata Menlu Retno.

Ia mengatakan, “Fokus kita akan tetap bersatu untuk membantu Palestina. Kita harus terus membantu masyarakat Gaza dengan cara apapun yang kita bisa sambil terus mendukung UNRWA, oleh karena itu, Dana Islam akan segera bekerja.

Kedua, kata Menlu Retno, terus mengadvokasi gencatan senjata segera dan permanen.

“Gencatan senjata akan menjadi keberhasilan dalam menghentikan meningkatnya korban jiwa dan mengurangi penderitaan masyarakat. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang baik untuk dialog yang adil demi solusi kedua negara,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Ketiga, mencegah terjadinya hal serupa di masa depan. Kita harus fokus menangani tragedi kemanusiaan di Palestina dan menghindari konflik sosial. Kita harus memastikan stabilitas regional dan global. Persatuan OKI harus berkontribusi pada perdamaian, bukan untuk meningkatkan masalah.

Mengenai pesan penting kedua yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada KTT OKI adalah mengenai isu pembangunan dan perempuan.

“OKI menghadapi masalah besar dalam menutup kesenjangan pembangunan. Banyak negara anggota yang berjuang melawan kemiskinan, dan 21 dari 46 negara berkembang menjadi anggota OKI,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri Retno mengatakan Indonesia mendorong lebih banyak keterlibatan sektor swasta di OKI melalui peningkatan perjanjian perdagangan dan investasi. Terkait hal tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT Indonesia-Afrika kedua di Bali pada bulan September ini.

Selain itu, Menlu Retno menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan dan mendapatkan pendidikan yang baik juga penting untuk pembangunan OKI yang inklusif. “Ini harus menjadi prioritas OKI, termasuk mempromosikan pendidikan perempuan di Afghanistan,” ujarnya.

“Perempuan Afghanistan dan belahan dunia lainnya berhak mendapatkan persamaan hak dan permasalahan perempuan harus dimasukkan dalam kebijakan dan program OKI,” tegasnya.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memberikan akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan, berbagi kurikulum terbaik dengan UNAMA, dan memberikan 10 juta vaksin polio untuk anak-anak Afghanistan.

“Indonesia menyerukan OKI untuk berbuat lebih banyak agar pengaruhnya lebih luas di Afghanistan,” kata Menlu Retno.

Beliau menyimpulkan, “Tantangan-tantangan yang kita hadapi belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, dengan mengedepankan persatuan dan solidaritas di antara kita, kita akan menyelesaikan tantangan-tantangan yang menjadi perhatian Palestina dan semua negara di OKI.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *