Wed. Sep 25th, 2024

Menparekraf Minta WNA Pelaku Pengerukan Tebing untuk Pembangunan Vila di Nusa Penida Bali Segera Ditindak

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Warga Negara Asing di Bali (WNA) kembali aktif. Hal itu terungkap dalam video viral yang diposting di media sosial berupa video vila yang dibangun di atas tebing di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali.

Pekerja yang membuang bahan bangunan ke laut tersebut diyakini merupakan imigran dari Australia. Gambar menunjukkan debu putih mengepul saat alat berat menggali tebing tempat vila tersebut dibangun. Terlihat tanah longsor jatuh ke laut.

Video ini banyak dibagikan di media sosial pada hari Jumat 16 Agustus 2024 di Instagram @infonusapenidane dan saya Faceook Ketut Gede Aryaajaya. Aryajaya adalah perbekel atau kepala desa di Lembongan.

Selain membahayakan lalu lintas laut, aktivitas ini juga dapat merugikan penyelam dan penyelam scuba. Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahud Uno mengaku marah dan menyerukan agar asing yang terlibat dalam kegiatan tersebut segera ditindak.

“Pariwisata harus berkualitas dan berkelanjutan. Semuanya harus sesuai dengan prinsip pelestarian lingkungan. Yang dijual kepada wisatawan bukan hanya matahari, laut, dan pasirnya saja, tapi juga perdamaian (peace), spiritualitas (spiritualitas), stabilitas (sustainability). ), ” kata Sandiaga Uno dalam forum mingguan bersama Sandi Uno yang menyelenggarakan mix di Jakarta (19/8/2024).

“Kami berharap seluruh instansi selalu mengikuti prinsip-prinsip dasar ini dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang melanggar aturan,” lanjutnya.

Sindiaga menambahkan, kelakuan wisatawan asing menggali laut setelah membuang barang ke laut sangat memalukan. Hal ini bisa merusak ekosistem karang di pantai yang menjadi daya tarik wisata utama di Nusa Penida itu.

Oleh karena itu, saya akan mengatur agar pihak berwenang turun tangan dan segera mengambil tindakan untuk menghukum pelaku sesuai hukum yang berlaku, kata pria yang diketahui bernama Sandi itu.

Kejadian serupa terjadi di Bali beberapa bulan lalu. Video di media sosial memperlihatkan batu sedang digali oleh sebuah hotel di Desa Pekatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Proses peningkatan dihentikan. “Pembangunan ini kita hentikan agar tidak merusak lingkungan,” jelas Menteri Pariwisata dan Kreativitas Sandiaga Uno saat konferensi pers mingguan bersama Sandi Uno, Senin, 20 Mei. Tahun 2024.

Standarisasi proses pembangunan ini untuk memastikan bahwa persetujuan proyek konsisten dengan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. “Kita perkuat tangan kita dengan hal semacam ini. Kita jangan membangun tempat-tempat wisata yang bisa merusak lingkungan. Dan saya koreksi tempat ini bukan di Uluwatu tapi di Pekatu, khususnya Desa Pekatu di Badung,” kata Sandi.

Politisi Bali Ni Luh Jelantik juga pernah mendengar kabar adanya hotel di tebing kapur di desa Pekatu, Bali. Ia membagikan video yang sama di halaman Instagram pribadinya. 

Di sana, Anda bisa melihat tebing batu kapur yang dulunya kokoh kini perlahan terkikis. Mesin-mesin besar juga terlihat di tebing.

Di masa lalu, pohon yang berumur lebih dari 100 tahun dianggap sebagai korban pembangunan untuk memajukan pariwisata. Setelah pohon ditebang, akan dibangun kawasan lama dan klub pantai. Saya sangat menyesal jika Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan menebang pohon ini untuk keperluan bisnis.

“Wah miris sekali kalau pohon-pohon ditebang selama berabad-abad, apalagi untuk tujuan komersil, sehingga kita selalu mengingatkan untuk mempertimbangkan aspek CHSE dalam membangun dan mengelola tempat wisata,” kata Sandi.

Ia dengan hati-hati mempertimbangkan dukungan kelompoknya terhadap proyek klub pantai, terutama dari perspektif keberlanjutan. Terlihat seseorang menebang pohon besar yang diyakini berusia 100 tahun dalam video yang diposting @therahayuproject di Instagram.

“Berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk mendapat untung?” Silakan tulis komentar di bagian upload.

Video tersebut menuai kemarahan publik dan kritik terhadap tindakan tersebut. Mereka prihatin dengan perusakan alam untuk tujuan komersial.

Banyak yang berharap pemerintah daerah mengkaji ulang pembangunan pusat pariwisata di tempat-tempat yang belum diketahui lokasi pastinya. Selain Bali, pengunjung Banyuwangi, Jawa Timur, khususnya Pantai Pulau Mera, juga prihatin dengan aktivitas pertambangan di sekitar destinasi wisata tersebut.

Sebelumnya diberitakan, pada Rabu 15 Mei 2024, terjadi ledakan tambang emas yang menyebabkan gempa di kawasan wisata Pantai Pulau Merah. Kejadian ini mengejutkan para wisatawan di kawasan ini.

Ledakan ini dilaporkan berdampak pada biota laut dan nelayan di sepanjang pesisir Pulau Mera. Sementara itu, warga dan pedagang yang bekerja di kawasan tersebut sudah terbiasa dan tidak takut lagi dengan suara ledakan.

Ya, di berbagai bidang harus selalu diperhatikan faktor CHSE, di kawasan wisata harus aman dan nyaman, serta memperhatikan faktor keberlanjutan, kata Sandi. . .

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *